Lawan Kemiskinan, Mendag: Saatnya Dunia Kembali ke Perdagangan

Jum'at, 27 Mei 2022 - 15:53 WIB
loading...
Lawan Kemiskinan, Mendag: Saatnya Dunia Kembali ke Perdagangan
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi dalam serangakaian acara World Economic Forum (WEF) 2022 di Davos, Swiss. FOTO/Ist
A A A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menekankan, setiap negara penting untuk kembali ke perdagangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disampaikan Mendag Lutfi di sela gelaran World Economic Forum (WEF) 2022 di Davos, Swiss.

"Ini saatnya bagi dunia untuk kembali ke perdagangan. Perdagangan dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan melawan kemiskinan," ujar Mendag, dikutip dari keterangan resmi Kemendag, Jumat (27/5/2022).



Pada WEF 2022, Mendag Lutfi mengikuti sejumlah forum dan menjadi pembicara di beberapa sesi diskusi untuk membahas berbagai permasalahan dunia. Ada tiga sorotan utama Mendag Lutfi, yaitu adanya peluang peningkatan nilai tambah dan penciptaan ekonomi baru di tengah tantangan saat ini, perlunya sistem perdagangan multilateral dunia, dan mewujudkan pertumbuhan melalui kerja sama kawasan.

Meskipun kondisi saat ini terkesan muram dan bahkan dikatakan para ekonom bahwa dunia tengah berada di ambang resesi yang luar biasa, namun Mendag Lutfi melihat peluang dari tantangan yang dihadapi.

"Sebagai bagian dari Pemerintah, saya melihat ini adalah peluang. Misalnya, tingginya harga komoditas saat ini membuat semakin banyak orang berinvestasi dan berinovasi menciptakan nilai tambah di negara-negara seperti Indonesia. Kesempatan ini merupakan peluang untuk menciptakan nilai tambah yang baik. Nilai-nilai komoditas yang baik ini menyebabkan negara-negara seperti Indonesia bisa naik kelas dalam rantai nilai global (GVCs) atau rantai pasok dunia," jelasnya.



Selain itu, lanjutnya, kesempatan itu harus diambil untuk dapat menciptakan ekonomi baru, seperti ekonomi hijau melalui pengembangan energi baru dan terbarukan, serta ikut menciptakan terobosan-terobosan perdagangan dunia.

"Sebagai bagian dari Pemerintah, saya melihat ini adalah peluang. Misalnya, tingginya harga komoditas saat ini membuat semakin banyak orang berinvestasi dan berinovasi menciptakan nilai tambah di negara-negara seperti Indonesia. Kesempatan ini merupakan peluang untuk menciptakan nilai tambah yang baik. Nilai-nilai komoditas yang baik ini menyebabkan negara-negara seperti Indonesia bisa naik kelas dalam rantai nilai global (GVCs) atau rantai pasok dunia," jelasnya.

Selain itu, lanjutnya, kesempatan itu harus diambil untuk dapat menciptakan ekonomi baru, seperti ekonomi hijau melalui pengembangan energi baru dan terbarukan, serta ikut menciptakan terobosan-terobosan perdagangan dunia.

(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2303 seconds (0.1#10.140)