Terungkap Rahasia Minyak Rusia Tetap Laris di Tengah Sanksi Embargo Barat

Jum'at, 03 Juni 2022 - 09:03 WIB
loading...
Terungkap Rahasia Minyak Rusia Tetap Laris di Tengah Sanksi Embargo Barat
Uni Eropa (UE) menetapkan sanksi terhadap Rusia yang paling keras dengan menargetkan minyak. Namun apakah sanksi ini dapat bekerja maksimal, saat Pengirim dan penyuling sangat lihai menyembunyikan asal-usul minyak Rusia. Foto/Dok
A A A
BRUSELLS - Pekan ini, Uni Eropa (UE) menetapkan sanksi terhadap Rusia yang paling keras dengan menargetkan minyak mentah dan asuransi. Meski begitu sanksi yang dijatuhkan diiringi dengan pengecualian untuk Hongaria.

Uni Eropa akan menjatuhkan sanksi terberatnya terhadap Rusia , lewat larangan impor minyaknya dan memblokir perusahaan asuransi untuk memberikan perlindungan terhadap kargo minyak mentahnya, kata para pejabat dan diplomatnya. Barat terus berusaha merampas uang tunai yang dibutuhkan Moskow untuk mendanai perang terhadap Ukraina dan menjaga ekonominya tetap berfungsi.



Sanksi yang diperkirakan selesai dalam beberapa hari mendatang, lebih keras dari yang diharapkan. Larangan perusahaan asuransi akan mencakup kapal tanker yang membawa minyak Rusia ke mana saja di dunia.

Sanksi ini dapat melemahkan upaya Rusia untuk menjual minyaknya di Asia. Seperti diketahui perusahaan-perusahaan Eropa mengasuransikan sebagian besar perdagangan minyak dunia.

Rusia Tetap Selangkah Lebih Maju dari Sanksi

Tetapi apakah sanksi ini akan bekerja lebih baik dibandingkan serangkaian sanksi lainnya. Pengirim dan penyuling telah sangat terampil dalam menyembunyikan asal-usul minyak Rusia.

Setelah invasi Ukraina dan sanksi dari AS serta Uni Eropa, para pelaku pasar terus mengaburkan asal-usul minyak Rusia agar tetap mengalir. Minyak disembunyikan dalam produk olahan campuran seperti bensin, diesel, dan bahan kimia.

Minyak juga dipindahkan antar kapal di laut. Transfer itu terjadi di Mediterania, di lepas pantai Afrika Barat dan Laut Hitam, untuk kemudian minyak menuju ke China, India, dan Eropa Barat, demikian menurut perusahaan pelayaran seperti dikutip dari OilPrice.

Secara keseluruhan, ekspor minyak Rusia justru mencetak rebound pada bulan April, setelah turun pada Maret ketika sanksi Barat pertama kali mulai berlaku, kata Badan Energi Internasional. Ekspor minyak Rusia naik 620.000 barel menjadi 8,1 juta barel per hari, mendekati level sebelum perang, dengan peningkatan terbesar bakal terjadi pada India.



India telah muncul sebagai pusat utama untuk aliran minyak Rusia. Impor negara itu telah meroket menjadi 800.000 barel per hari sejak perang dimulai, dibandingkan dengan 30.000 barel sehari sebelumnya, menurut perusahaan data pasar komoditas Kpler.

Sebuah kilang yang dimiliki oleh raksasa energi India, Reliance Industries Ltd. terpantau membeli minyak mentah Rusia tujuh kali lebih banyak pada bulan Mei, dibandingkan dengan sebelum perang yang merupakan seperlima dari total asupannya, menurut Kpler.

Reliance menyewa sebuah kapal tanker minyak untuk membawa kargo alkilat, komponen bensin, berangkat dari pelabuhan Sikka terdekat pada 21 April tanpa tujuan yang direncanakan. Tiga hari kemudian, ia memperbarui catatannya di pelabuhan AS dan berlayar, melepaskan kargonya pada 22 Mei di New York.

"Kemungkinan yang bisa terjadi adalah Reliance mengambil kargo minyak mentah Rusia dengan harga diskon, memurnikannya dan kemudian menjual produk tersebut di pasar jangka pendek di mana ia menemukan pembeli," kata Lauri Myllyvirta, analis utama di Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih.

Organisasi ini melacak ekspor bahan bakar fosil Rusia dan peran mereka dalam mendanai perang Ukraina. "Sepertinya ada perdagangan di mana minyak mentah Rusia disuling di India dan kemudian beberapa di antaranya dijual ke AS," sambungnya.

Penggelapan

Untuk menghindari biaya asuransi yang besar, kapal-kapal mematikan sistem GPS mereka menjadi gelap, kemudian mentransfer minyak ke megatanker besar seperti Lauren II, kapal induk minyak mentah raksasa China yang dapat menampung sekitar 2 juta barel minyak.

Selama India dan China bersedia melawan sanksi, minyak Rusia akan lolos. Namun, biaya tambahan ini berdampak pada harga secara global. Lebih banyak kapal digunakan untuk mengangkut minyak dari Rusia ke India dan China, bukan Rusia ke UE.

Pada gilirannya, UE mendapat minyak dari Arab Saudi, bukan Rusia. Sanksi mendorong harga minyak semakin mahal sehingga Rusia mendapatkan lebih banyak uang, meskipun Rusia harus mendiskon harganya secara signifikan untuk menemukan pembeli.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2749 seconds (0.1#10.140)