Di Webinar Partai Perindo, Peneliti Indef Ungkap Pemicu Startup di Indonesia Berangsur Bangkrut
loading...
A
A
A
"Namun pada tahun 2022, tampaknya terjadi penurunan investasi dan hingga tengah tahun investasi ke startup Indonesia belum mencapai 50% dari tahun lalu," ucap Huda.
Ketika terjadi penurunan investasi karena adanya seleksi yang ketat dalam pendanaan dari luar negeri, startup di Indonesia malah jorjoran melakukan ekspansi pasarnya dan merekrut karyawan secara besar-besaran.
Suntikan dana dari luar negeri ke startup Indonesia menipis. Ia mencontohkan ada kebijakan baru di Amerika Serikat terkait pendanaan, sehingga investor yang menanamkan modalnya di Indonesia akan semakin berkurang dan selektif mencairkan dana.
"Nah, pada tahun ini mereka sepertinya gagal untuk mendapatkan pendanaan yang semakin selektif. Pendanaannya susah, tetapi mereka sudah terlanjur melakukan ekspansi pasar dan sudah meng-hire karyawan yang cukup masif," ujarnya.
Merosotnya investasi dari luar negeri menyebabnya keberadaan startup di Indonesia kelimpungan di tengah jalan. Akibatnya startup kalah saing karena tidak memiliki dana lagi hingga akhirnya mem-PHK karyawan.
"Efekya mereka tidak bisa beroperasional, tidak bisa memberikan insentif bagi konsumen, sehingga mereka melakukan efisiensi. Akhirnya dipilih jalan keluar yaitu mereka melepas karyawan secara masif," ungkapnya.
Ketika terjadi penurunan investasi karena adanya seleksi yang ketat dalam pendanaan dari luar negeri, startup di Indonesia malah jorjoran melakukan ekspansi pasarnya dan merekrut karyawan secara besar-besaran.
Suntikan dana dari luar negeri ke startup Indonesia menipis. Ia mencontohkan ada kebijakan baru di Amerika Serikat terkait pendanaan, sehingga investor yang menanamkan modalnya di Indonesia akan semakin berkurang dan selektif mencairkan dana.
"Nah, pada tahun ini mereka sepertinya gagal untuk mendapatkan pendanaan yang semakin selektif. Pendanaannya susah, tetapi mereka sudah terlanjur melakukan ekspansi pasar dan sudah meng-hire karyawan yang cukup masif," ujarnya.
Merosotnya investasi dari luar negeri menyebabnya keberadaan startup di Indonesia kelimpungan di tengah jalan. Akibatnya startup kalah saing karena tidak memiliki dana lagi hingga akhirnya mem-PHK karyawan.
"Efekya mereka tidak bisa beroperasional, tidak bisa memberikan insentif bagi konsumen, sehingga mereka melakukan efisiensi. Akhirnya dipilih jalan keluar yaitu mereka melepas karyawan secara masif," ungkapnya.
(uka)