Disuntik PMK, HK Kebut Proyek Dua Ruas Tol Trans Sumatera
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) mendapatkan suntikan dana dari pemerintah sebesar Rp7,5 triliun yang tertuang dalam Penyertaan Modal Negara (PMN) sebagai bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengatakan, PMN ini nantinya akan digunakan untuk menyelesaikan beberapa proyek jalan tol Trans Sumatera.
Misalnya terang dia, penyelesaian pembangunan jalan tol Trans Sumatera ruas Simpang Indralaya-Muaraenim sebesar Rp3,2 triliun sepanjang 119 kilometer. Lalu ada juga penyelesaian ruas tol Pekanbaru-Padang yang membutuhkan dana sebesar Rp4,3 triliun. Ruas tol ini memiliki panjang 244,80 kilometer yang mana pembangunannya dimulai tahun ini
"Penggunaan dana ini kami gunakan untuk ruas Simpang Indralaya-Muaraenim penerima penyertaan modal negara Rp3,2 triliun dan Pekanbaru-Padang Rp4,3 triliun," ujar Budi dalam rapat dengan Komisi VI DPR-RI, Rabu (24/6/2020).
( )
Sebenarnya lanjut Budi Harto, dalam pembiayaan jalan tol Trans Sumatera ini ada beberapa sumber pendanaan. Pertama adalah suntikan modal dari pemerintah dan juga pinjaman yang dilakukan oleh perseroan. "Ada PMN ada pinjaman dari kami. Jadi berdampingan," jelasnya.
Menurutnya, kedua jalan tol ini menjadi sangat besar bagi perekonomian Sumatera, mengingat saat ini belum seluruhnya jalan tol Trans Sumatera ini tersambung sepenuhnya. "Khusus Simpang-Mura Enim ini ada stimulus dampak fiskals selama masa konsesia stimulus. Kalau ruas Pekanbaru-Padang juga cukup besar akan berikan stimulus," ucapnya
Budi mengatakan, tak hanya perekonomian sekitar, keuangan Hutama Karya juga akan berpengaruh. Sambung dia mengungkapkan, dengan PMN ini pihaknya memproyeksi kinerja keuangan dalam hal ini pendapatan pada tahun 2020 Rp 40,7 triliun akan naik menjadi Rp 47 triliun pada 2021. "Dengan PMN akan naik pendapatan dari Rp 40,7 triliun tahun 2020, naik Rp 47 triliun di tahun 2021," jelasnya.
Diterangkan juga olehnya pembangunan ruas tol Simpang Indralaya-Muara Enim akan menciptakan dampak ekonomi selama masa konsesi yakni stimulus Rp429,97 miliar, output Rp985,47 miliar, nilai tambah Rp539,52 miliar, income Rp140,82 miliar, serta tenaga kerja sebanyak 124.779 orang per tahun.
Selain itu akan menciptakan dampak fiskal selama masa konsesi yakni stimulus Rp13,99 miliar, untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Rp43,31 miliar, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Rp105,27 miliar.
Demikian juga untuk Ruas Pekanbaru-Padang dampak ekonominya yakni stimulus Rp213,53 miliar, output Rp474,83 miliar, nilai tambah Rp273,56 miliar, income Rp78,15 miliar, serta tenaga kerja sebanyak 63.258 orang per tahun.
Selain itu akan menciptakan dampak fiskal selama masa konsesi yakni stimulus Rp11,78 miliar, untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Rp19,94 miliar dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Rp58,97 miliar.
Misalnya terang dia, penyelesaian pembangunan jalan tol Trans Sumatera ruas Simpang Indralaya-Muaraenim sebesar Rp3,2 triliun sepanjang 119 kilometer. Lalu ada juga penyelesaian ruas tol Pekanbaru-Padang yang membutuhkan dana sebesar Rp4,3 triliun. Ruas tol ini memiliki panjang 244,80 kilometer yang mana pembangunannya dimulai tahun ini
"Penggunaan dana ini kami gunakan untuk ruas Simpang Indralaya-Muaraenim penerima penyertaan modal negara Rp3,2 triliun dan Pekanbaru-Padang Rp4,3 triliun," ujar Budi dalam rapat dengan Komisi VI DPR-RI, Rabu (24/6/2020).
( )
Sebenarnya lanjut Budi Harto, dalam pembiayaan jalan tol Trans Sumatera ini ada beberapa sumber pendanaan. Pertama adalah suntikan modal dari pemerintah dan juga pinjaman yang dilakukan oleh perseroan. "Ada PMN ada pinjaman dari kami. Jadi berdampingan," jelasnya.
Menurutnya, kedua jalan tol ini menjadi sangat besar bagi perekonomian Sumatera, mengingat saat ini belum seluruhnya jalan tol Trans Sumatera ini tersambung sepenuhnya. "Khusus Simpang-Mura Enim ini ada stimulus dampak fiskals selama masa konsesia stimulus. Kalau ruas Pekanbaru-Padang juga cukup besar akan berikan stimulus," ucapnya
Budi mengatakan, tak hanya perekonomian sekitar, keuangan Hutama Karya juga akan berpengaruh. Sambung dia mengungkapkan, dengan PMN ini pihaknya memproyeksi kinerja keuangan dalam hal ini pendapatan pada tahun 2020 Rp 40,7 triliun akan naik menjadi Rp 47 triliun pada 2021. "Dengan PMN akan naik pendapatan dari Rp 40,7 triliun tahun 2020, naik Rp 47 triliun di tahun 2021," jelasnya.
Diterangkan juga olehnya pembangunan ruas tol Simpang Indralaya-Muara Enim akan menciptakan dampak ekonomi selama masa konsesi yakni stimulus Rp429,97 miliar, output Rp985,47 miliar, nilai tambah Rp539,52 miliar, income Rp140,82 miliar, serta tenaga kerja sebanyak 124.779 orang per tahun.
Selain itu akan menciptakan dampak fiskal selama masa konsesi yakni stimulus Rp13,99 miliar, untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Rp43,31 miliar, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Rp105,27 miliar.
Demikian juga untuk Ruas Pekanbaru-Padang dampak ekonominya yakni stimulus Rp213,53 miliar, output Rp474,83 miliar, nilai tambah Rp273,56 miliar, income Rp78,15 miliar, serta tenaga kerja sebanyak 63.258 orang per tahun.
Selain itu akan menciptakan dampak fiskal selama masa konsesi yakni stimulus Rp11,78 miliar, untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Rp19,94 miliar dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Rp58,97 miliar.
(akr)