Pasokan Kurang Bikin Harga Cabai Mahal, AACI: Tanah Kita Sedang Sakit

Jum'at, 17 Juni 2022 - 14:05 WIB
loading...
Pasokan Kurang Bikin Harga Cabai Mahal, AACI: Tanah Kita Sedang Sakit
Harga cabai terus merangkak naik dalam beberapa pekan terakhir. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/nz
A A A
JAKARTA - Harga cabai terus merangkak naik dalam beberapa pekan terakhir. Ketua Umum Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid mengatakan, penyebab mahalnya harga cabai hingga saat ini adalah permintaan yang tinggi namun pasokannya kurang.

“Kalau mengenai harga naik atau turun itu pasti supply-demand. Kalau sekarang harga tinggi pasti supply-nya kurang, nah kita harus tahu kenapa supply-nya kurang?” ujarnya dalam program Market Review di IDX Channel, Jumat (17/6/2022).

Menurut dia, kurangnya pasokan disebabkan oleh dua hal, yaitu faktor cuaca yang tidak menentu dan kondisi tanah yang sudah mengalami kerusakan sehingga produktivitas jauh menurun.

“Ada yang mengatakan bahwa cuaca kita, iklim kita mengganggu, benar. Tapi itu masalah sekunder, bukan masalah utama. Masalah utama itu pada tanah kita. Tanah kita itu memang sedang tidak baik-baik, sedang sakit tanahnya," tukasnya.



Dia menambahkan, saat kondisi tanah sedang sakit, petani juga tidak ada inovasi untuk melakukan budidaya, ditambah kondisi cuaca yang tidak menentu sehingga menyebabkan kondisi yang kurang baik.

"Kalau seandainya kita edukasi petani, tanahnya kita perbaiki, dengan kondisi begini tentu bisa lah masih bagus-bagus saja," tuturnya.

Menurut Abdul kondisi tanah yang sakit seperti sekarang bisa saja diperbaiki hanya tinggal keinginan dan kemauan semua pihak. Menurut dia, kunci utama memang mengupayakan perbaikan pada tanah.



"Kita sama-sama tahu beberapa minggu yang lalu dari guru besar IPB mengatakan 72% tanah kita rusak. Itu sebenarnya kita sudah tahu sekitar 13 tahun yang lalu bahwa kondisi kita akan sulit," ucapnya.

Dia melanjutkan, melakukan penambahan pupuk tidak berpengaruh banyak, ditambah juga dengan kondisi cuaca yang datang tidak sesuai dengan yang seharusnya.



"Sekarang dengan penambahan pupuk pun tidak menghasilkan apa-apa. Artinya memang ada sesuatu kan? Ditambah dengan iklim. Seperti mestinya sekarang kemarau, tapi sekarang sudah kemarau yang basah. Ini menjadi kondisi yang harus sama-sama kita cermati," tandasnya.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3032 seconds (0.1#10.140)