5 Harta Karun Tambang RI yang Diekspor ke Malaysia, No 1 Bikin Kecanduan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harta karun tambang Indonesia juga tidak lepas dari lirikan negara tetangga seperti Malaysia , yang ekspornya setiap tahun terus mengalami peningkatan. Beberapa komoditas tambang yang ekspornya meningkat seperti bahan bakar mineral, biji logam, perak dan abu.
Sementara itu secara keseluruhan di tengah meningkatnya tekanan dan ketidakpastian global, kinerja ekspor Indonesia pada Mei 2022 tetap tumbuh tinggi. Ekspor Indonesia pada Mei 2022 tercatat USD21,51 miliar atau tumbuh 27% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Secara akumulatif hingga Mei 2022, ekspor migas mampu tumbuh 35,9% (ytd), sementara ekspor non-migas mengalami pertumbuhan 36,4%. Dari sisi produksi, kinerja ekspor pertambangan tumbuh paling tinggi sebesar 114,2% (yoy).
Bahan bakar mineral memberikan andil paling besar terhadap ekspor barang nonmigas Indonesia pada lima bulan pertama 2022, seiring dengan lonjakan harga komoditas. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa bahan bakar mineral berkontribusi sebesar 17,47% terhadap total ekspor barang nonmigas Indonesia pada periode Januari–Mei 2022.
Golongan barang ini meliputi batu bara, yang merupakan produk ekspor utama Indonesia. Harga batu bara meningkat 181,95% ke US$280 per ton pada bulan Mei dari tahun sebelumnya, menurut BPS. Lonjakan harga ini terjadi menyusul perang Rusia-Ukraina yang mengganggu rantai pasok.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI, Febrio Kacaribu menjelaskan, bahwa kenaikan harga komoditas global yang terjadi saat ini berdampak pada kinerja ekspor terutama komoditas energi, mineral dan logam.
“Pertumbuhan ekspor non-migas yang terus berlanjut akan semakin memperkuat fundamental ekonomi nasional," ujarnya.
Sejalan dengan tren tersebut, Indonesia membukukan pertumbuhan tahunan 85,16% dalam ekspor bahan bakar mineral pada lima bulan pertama.
1. Batu Bara
Beberapa waktu lalu, Indonesia sepakat untuk meningkatkan ekspor energi ke negeri Jiran Malaysia. Salah satu komoditas yang akan diekspor adalah batubara.
Malaysia sudah sejak lama menjadi salah satu mitra dagang utama Indonesia, tidak terkecuali untuk sektor energi. Malaysia sebagai negara tetangga terdekat, merupakan tujuan ekspor dari produk energi Indonesia khususnya batu bara.
Malaysia merupakan tujuan ekspor berbagai produk non-migas unggulan Indonesia. Pada 2021, nilai ekspor Indonesia ke Malaysia menunjukkan nilai yang menggembirakan. Ekspor nonmigas Indonesia tercatat sebesar USD10,64 miliar atau tumbuh 52,65% dibanding pada 2020.
Sementara itu surplus perdagangan antara Indonesia Malaysia tersebut masih dapat terus ditingkatkan. Pada 2021, Indonesia mencapai surplus perdagangan dengan Malaysia sebesar USD2,56 miliar.
Kontribusi Indonesia dalam memenuhi kebutuhan energi di Malaysia sangat besar. sehingga hal ini menjadi pendorong bagi Indonesia untuk tetap menjaga neraca perdagangan tetap surplus dengan Malaysia.
Indonesia merupakan negara pengekspor batubara terbesar bagi Malaysia. Pada 2021, Malaysia mengimpor batubara sebanyak RM16,6 miliar dengan 73,8%-nya berasal dari Indonesia.
Sementara untuk tahun ini, Pemerintah mengekspor batu bara ke Malaysia dengan nilai mencapai USD2,64 miliar untuk tahun kontrak 2022. Batuan panas ini nantinya akan digunakan untuk kebutuhan listrik Tenaga Nasional Berhad (TNB) Malaysia.
TNB sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Malaysia merupakan salah satu mitra strategis bagi para eksportir batu bara Indonesia. Pembelian batu bara TNB dari Indonesia pada 2021 mencapai 21,84 juta MT.
Adapun Indonesia memasok 69% dari batu bara yang digunakan TNB dalam pembangkit-pembangkit listrik di seluruh Malaysia. ekspor batu bara Indonesia ke Malaysia meningkat 9,83% dalam 5 tahun terakhir
2. Nikel
Indonesia dikenal sebagai produsen nikel terbesar di dunia. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor produk olahan nikel nasional pada kuartal I 2022 berjumlah 115,52 juta kg. Volume tersebut melonjak 518,82% dibandingkan ekspor di periode sama tahun 2021 yang berjumlah 18,67 juta kg.
Nilai ekspor nikel Indonesia per kuartal I 2022 sebesar USD898,39 juta, meningkat 330,43% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang hanya USD208,7 juta. Ekspor nikel ke Malaysia sebanyak 10,52 juta kg (USD69,9 juta) untuk menjadi negara ke empat terbesar tujuan ekspor.
Sementara itu Pemerintah berkomitmen untuk mendorong hilirisasi industri di Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah. Hal ini dibuktikan dengan kebijakan larangan ekspor sejumlah komoditas tambang unggulan dalam bentuk mentah seperti nikel.
Indonesia tercatat sebagai negara pemilik cadangan nikel terbesar dunia pada 2019, sekaligus produsen nikel terbesar sampai 2021. Berdasarkan data badan survei geologis Amerika Serikat (US Geological Survey), produksi nikel Indonesia mencapai 1 juta metrik ton pada 2021 atau menyumbang 37,04% nikel dunia.
3. Besi dan Baja
Indonesia merupakan negara eksportir ke-enam terbesar ke Malaysia setelah China, Amerika Serikat, Singapura, Jepang, dan Taiwan. Beberapa produk ekspor nonmigas yang naik cukup tinggi, salah satunya besi dan baja naik sebesar 65,89% pada akhir 2021.
Jenis baja yang diimpor Malaysia di antaranya berupa produk baja Hot Rolled Coil (HRC), Hot Rolled Plate (HRP), dan Hot Rolled Pickled Oil (HRPO) yang pada 2021 dilakukan melalui pelabuhan PT Krakatau Bandar Samudera, Cilegon, Banten.
Sementara pada 2022, Krakatau Steel juga mengekspor baja HRC dan plat ke Malaysia sebanyak 6.474 ton. Pemerintah meminta pelaku usaha untuk meningkatkan ekspor baja ke Malaysia dan Australia seiring pencabutan bea masuk anti-dumping.
4. Bahan Bakar Mineral
Indonesia masih mengirimkan bahan bakar mineral dengan jumlah tinggi ke Malaysia. Berbagai jenis bahan bakar mineral seperti solar dan BBM ramah lingkungan masih bernilai tinggi di negara tersebut.
5. Tembaga
Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor tembaga di dunia yang memberikan peluang untuk menguasai pangsa pasar dunia. Ekspor tembaga asal Indonesia ke Malaysia pada akhir 2021 tercatat meningkat sebesar 265,11%.
Sementara berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ekspor bijih tembaga Indonesia selama 2020 meningkat dua kali lipat ketimbang tahun sebelumnya.
Sementara itu secara keseluruhan di tengah meningkatnya tekanan dan ketidakpastian global, kinerja ekspor Indonesia pada Mei 2022 tetap tumbuh tinggi. Ekspor Indonesia pada Mei 2022 tercatat USD21,51 miliar atau tumbuh 27% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Secara akumulatif hingga Mei 2022, ekspor migas mampu tumbuh 35,9% (ytd), sementara ekspor non-migas mengalami pertumbuhan 36,4%. Dari sisi produksi, kinerja ekspor pertambangan tumbuh paling tinggi sebesar 114,2% (yoy).
Bahan bakar mineral memberikan andil paling besar terhadap ekspor barang nonmigas Indonesia pada lima bulan pertama 2022, seiring dengan lonjakan harga komoditas. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa bahan bakar mineral berkontribusi sebesar 17,47% terhadap total ekspor barang nonmigas Indonesia pada periode Januari–Mei 2022.
Golongan barang ini meliputi batu bara, yang merupakan produk ekspor utama Indonesia. Harga batu bara meningkat 181,95% ke US$280 per ton pada bulan Mei dari tahun sebelumnya, menurut BPS. Lonjakan harga ini terjadi menyusul perang Rusia-Ukraina yang mengganggu rantai pasok.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI, Febrio Kacaribu menjelaskan, bahwa kenaikan harga komoditas global yang terjadi saat ini berdampak pada kinerja ekspor terutama komoditas energi, mineral dan logam.
“Pertumbuhan ekspor non-migas yang terus berlanjut akan semakin memperkuat fundamental ekonomi nasional," ujarnya.
Sejalan dengan tren tersebut, Indonesia membukukan pertumbuhan tahunan 85,16% dalam ekspor bahan bakar mineral pada lima bulan pertama.
1. Batu Bara
Beberapa waktu lalu, Indonesia sepakat untuk meningkatkan ekspor energi ke negeri Jiran Malaysia. Salah satu komoditas yang akan diekspor adalah batubara.
Malaysia sudah sejak lama menjadi salah satu mitra dagang utama Indonesia, tidak terkecuali untuk sektor energi. Malaysia sebagai negara tetangga terdekat, merupakan tujuan ekspor dari produk energi Indonesia khususnya batu bara.
Malaysia merupakan tujuan ekspor berbagai produk non-migas unggulan Indonesia. Pada 2021, nilai ekspor Indonesia ke Malaysia menunjukkan nilai yang menggembirakan. Ekspor nonmigas Indonesia tercatat sebesar USD10,64 miliar atau tumbuh 52,65% dibanding pada 2020.
Sementara itu surplus perdagangan antara Indonesia Malaysia tersebut masih dapat terus ditingkatkan. Pada 2021, Indonesia mencapai surplus perdagangan dengan Malaysia sebesar USD2,56 miliar.
Kontribusi Indonesia dalam memenuhi kebutuhan energi di Malaysia sangat besar. sehingga hal ini menjadi pendorong bagi Indonesia untuk tetap menjaga neraca perdagangan tetap surplus dengan Malaysia.
Indonesia merupakan negara pengekspor batubara terbesar bagi Malaysia. Pada 2021, Malaysia mengimpor batubara sebanyak RM16,6 miliar dengan 73,8%-nya berasal dari Indonesia.
Sementara untuk tahun ini, Pemerintah mengekspor batu bara ke Malaysia dengan nilai mencapai USD2,64 miliar untuk tahun kontrak 2022. Batuan panas ini nantinya akan digunakan untuk kebutuhan listrik Tenaga Nasional Berhad (TNB) Malaysia.
TNB sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Malaysia merupakan salah satu mitra strategis bagi para eksportir batu bara Indonesia. Pembelian batu bara TNB dari Indonesia pada 2021 mencapai 21,84 juta MT.
Adapun Indonesia memasok 69% dari batu bara yang digunakan TNB dalam pembangkit-pembangkit listrik di seluruh Malaysia. ekspor batu bara Indonesia ke Malaysia meningkat 9,83% dalam 5 tahun terakhir
2. Nikel
Indonesia dikenal sebagai produsen nikel terbesar di dunia. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor produk olahan nikel nasional pada kuartal I 2022 berjumlah 115,52 juta kg. Volume tersebut melonjak 518,82% dibandingkan ekspor di periode sama tahun 2021 yang berjumlah 18,67 juta kg.
Nilai ekspor nikel Indonesia per kuartal I 2022 sebesar USD898,39 juta, meningkat 330,43% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang hanya USD208,7 juta. Ekspor nikel ke Malaysia sebanyak 10,52 juta kg (USD69,9 juta) untuk menjadi negara ke empat terbesar tujuan ekspor.
Sementara itu Pemerintah berkomitmen untuk mendorong hilirisasi industri di Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah. Hal ini dibuktikan dengan kebijakan larangan ekspor sejumlah komoditas tambang unggulan dalam bentuk mentah seperti nikel.
Indonesia tercatat sebagai negara pemilik cadangan nikel terbesar dunia pada 2019, sekaligus produsen nikel terbesar sampai 2021. Berdasarkan data badan survei geologis Amerika Serikat (US Geological Survey), produksi nikel Indonesia mencapai 1 juta metrik ton pada 2021 atau menyumbang 37,04% nikel dunia.
3. Besi dan Baja
Indonesia merupakan negara eksportir ke-enam terbesar ke Malaysia setelah China, Amerika Serikat, Singapura, Jepang, dan Taiwan. Beberapa produk ekspor nonmigas yang naik cukup tinggi, salah satunya besi dan baja naik sebesar 65,89% pada akhir 2021.
Jenis baja yang diimpor Malaysia di antaranya berupa produk baja Hot Rolled Coil (HRC), Hot Rolled Plate (HRP), dan Hot Rolled Pickled Oil (HRPO) yang pada 2021 dilakukan melalui pelabuhan PT Krakatau Bandar Samudera, Cilegon, Banten.
Sementara pada 2022, Krakatau Steel juga mengekspor baja HRC dan plat ke Malaysia sebanyak 6.474 ton. Pemerintah meminta pelaku usaha untuk meningkatkan ekspor baja ke Malaysia dan Australia seiring pencabutan bea masuk anti-dumping.
4. Bahan Bakar Mineral
Indonesia masih mengirimkan bahan bakar mineral dengan jumlah tinggi ke Malaysia. Berbagai jenis bahan bakar mineral seperti solar dan BBM ramah lingkungan masih bernilai tinggi di negara tersebut.
5. Tembaga
Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor tembaga di dunia yang memberikan peluang untuk menguasai pangsa pasar dunia. Ekspor tembaga asal Indonesia ke Malaysia pada akhir 2021 tercatat meningkat sebesar 265,11%.
Sementara berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ekspor bijih tembaga Indonesia selama 2020 meningkat dua kali lipat ketimbang tahun sebelumnya.
(akr)