Jerman dalam Situasi Serius Usai Rusia Pangkas Pasokan Gas: Batu Bara Akan Dibakar Lagi

Selasa, 21 Juni 2022 - 14:23 WIB
loading...
Jerman dalam Situasi Serius Usai Rusia Pangkas Pasokan Gas: Batu Bara Akan Dibakar Lagi
Jerman mengatakan situasi pasar gas yang memburuk berarti membuat ekonomi terbesar di Eropa itu harus membatasi penggunaan gas alam untuk produksi listrik dan membakar lebih banyak batu bara. Foto/Dok
A A A
BERLIN - Jerman mengatakan situasi pasar gas yang memburuk berarti membuat ekonomi terbesar di Eropa itu harus membatasi penggunaan gas alam untuk produksi listrik dan membakar lebih banyak batu bara untuk masa transisi.

Menteri Ekonomi, Robert Habeck pada akhir pekan kemarin memperingatkan, bahwa situasinya akan "sangat ketat di musim dingin" tanpa langkah-langkah pembatasan untuk mencegah kekurangan pasokan.



Akibatnya, Jerman akan berusaha untuk mengkompensasi pengurangan pasokan gas Rusia dengan meningkatkan pembakaran batu bara - bahan bakar fosil paling intensif karbon dalam hal emisi-. Oleh karena itu penggantian batu bara menjadi target paling penting dalam transisi menuju alternatif energi terbarukan.

"Ini sangat pahit, tetapi hampir perlu dilakukan dalam situasi ini untuk mengurangi konsumsi gas. Kita harus dan kita akan melakukan semua yang kita bisa untuk menyimpan gas sebanyak mungkin di musim panas dan musim gugur," kata Habeck dalam sebuah pernyataan.

"Tangki penyimpanan gas harus penuh di musim dingin. Itu yang menjadi prioritas utama," imbuhnya.

Seruan pembatasan ini mencuat tak lama setelah peringatan yang tidak menyenangkan dari raksasa energi Rusia, Gazprom yang memperburuk kekhawatiran akan gangguan pasokan ke Uni Eropa.

Gazprom mengatakan, pada pekan lalu bahwa mereka memiliki pasokan terbatas melalui pipa Nord Stream 1 yang membentang dari Rusia ke Jerman di bawah Laut Baltik.

Alasan Gazprom untuk pemotongan pasokan, lantaran ada masalah yang berasal dari keterlambatan pengembalian peralatan yang dilayani oleh Siemens Energy Jerman di Kanada. Habeck telah menolak klaim itu, dengan mengatakan langkah itu bermotif politik dan dirancang untuk melepaskan kawasan itu dan menaikkan harga gas.

Belum diketahui kapan atau apakah aliran gas Nord Stream 1 akan kembali normal. Sementara itu Italia, Austria, dan Slovakia juga telah melaporkan pengurangan pasokan dari Rusia.

Pembuat kebijakan di Eropa saat ini berebut untuk mengisi penyimpanan bawah tanah dengan pasokan gas alam untuk menyediakan bahan bakar yang cukup bagi rumah tangga dan menjaga lampu tetap menyala dan rumah-rumah tetap hangat sebelum musim dingin kembali.



UE, yang menerima sekitar 40% gasnya melalui pipa Rusia, berusaha dengan cepat mengurangi ketergantungannya pada hidrokarbon Rusia sebagai tanggapan atas serangan Kremlin selama berbulan-bulan di Ukraina.

"Situasi penuh ketagangan dan harga tinggi adalah konsekuensi langsung dari perang agresi Putin terhadap Ukraina. Tidak ada kesalahan. Terlebih lagi, jelas itu adalah strategi Putin untuk melepaskan kita, menaikkan harga dan memecah belah kita. Kami tidak akan mengizinkan hal itu. Kami membela diri dengan tegas, tepat dan penuh pertimbangan," kata Habeck.

Fasilitas penyimpanan Jerman saat ini berada pada kapasitas sekitar 56%, di atas tingkat penyimpanan pada periode yang sama tahun lalu, kata Habeck.

"Jumlah yang hilang masih bisa diganti, dan tangki penyimpanan gas masih diisi, meskipun dengan harga tinggi. Keamanan pasokan saat ini dijamin, tetapi situasinya serius," tambahnya.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1819 seconds (0.1#10.140)