Krisis Pangan Mengancam, Kurangi Kebiasaan Buang Makanan

Selasa, 21 Juni 2022 - 19:06 WIB
loading...
Krisis Pangan Mengancam,...
Ilustrasi sampah sisa makanan. Foto/pexels/kelly l
A A A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyatakan, selain perubahan iklim dan perang yang menghambat rantai pasok bahan makanan, ancaman krisis pangan juga diperparah oleh masalah food loss and food waste.

Food loss sendiri diartikan sebagai hilangnya bahan makanan di rantai pasok. Hal tersebut disebabkan biasanya karena bahan makanan yang rusak sebelum sampai ke konsumen. Hal itu bisa terjadi karena tanaman yang rusak atau gagal panen akibat iklim yang buruk.

Sedangkan food waste merupakan makanan sisa atau makanan yang tidak habis oleh konsumen yang pada akhirnya menyebabkan limbah makanan yang menumpuk. Food waste biasanya terjadi akibat sifat dan kebiasaan konsumen yang kerap membuang makanan jadi.

"Isu itu kini menjadi penting di tengah ancaman global. Hasil kajiaan FAO menunjukkan sepertiga bahan pangan yang diproduksi dunia terbuang dan menjadi sampah yang tidak dapat didaur ulang," kata Mentan saat membuka workshop Food Loss and Food Waste, Selasa (21/6/2022).



Pada saat bersamaan, sambung Mentan, kebutuhan bahan makanan terus meningkat akibat jumlah populasi dunia yang terus bertambah setiap tahunnya. Bahkan, pada tahun 2050 diprediksi bahan makanan harus memenuhi kebutuhan untuk 9 miliar manusia.

Tentu populasi yang meningkat tidak sepadan dengan produksi yang dihasilkan jika tidak ada penanganan yang dini mulai saat ini.

"Oleh karena itu, workshop ini sangat tepat untuk tercipta sistem pangan berkelanjutan dalam skala nasional bahkan global," tuturnya.

Mengutip catatan Bappenas, Mentan menyebut jumlah food loss dan food waste di Indonesia pada 2019 berkisar 115-184kg per kapita per tahun.



Maka dari itu, menurut dia, penanganan food loss and waste menjadi salah satu pilar dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan.

"Sebagai contoh, mengurangi 25% kehilangan produksi padi di Indonesia akan meningkatkan ketersediaan pangan beras hingga 4 kg per kapita," pungkasnya.

Sebagai informasi, workshop Food Loss and Food Waste selama dua hari akan membahas strategi untuk mengurangi banyaknya makanan sisa dan terbuang. Pasalnya, masalah yang timbul bukannya krisis pangan namun juga lingkungan akibat penumpukan sampah.



Belum lagi limbah makanan yang membusuk juga berdampak pada kualitas udara yang dihirup seluruh masyarakat di Indonesia. Sehingga, hal tersebut sudah selayaknya menjadi perhatian khusus dan harus menciptakan sebuah rekomendasi kebijakan agar masalah dapat teratasi.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1981 seconds (0.1#10.140)