Perkembangan Ekspor di Provinsi Sulsel Meningkat Signifikan
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Perkembangan ekspor di Provinsi Sulsel mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 221,64 persen dari kondisi bulan yang sama di tahun 2021 sebesar US$ 136,71 Juta.
Bahkan kondisi ini membuat neraca perdagangan Sulawesi Selatan mengalami surplus yang cukup signifikan setelah nilai ekspor yang tumbuh sebesar US$ 439,73 Juta. Lima komoditas utama yang diekspor pada bulan Mei 2022 ini yaitu Nikel, Biji Bijian Berminyak, Besi dan baja, Garam, Belerang dan Kapur, serta Lak Getah dan Damar, menjadi komoditas paling tinggi nilai ekspornya.
Kepala DJPb Provinsi Sulsel, Syaiful mengatakan, pendistribusian komoditas di beberapa negara tujuan seperti Jepang dengan proporsi 59.83 persen, Tiongkok 26.34 persen, India 1.87 persen Taiwan 1.39 persen, Serta Amerika Serikat sebesar 1.35 persen masih menjadi tujuan utama aktifitas ekspor terbesar untuk Sulsel sendiri.
"Distribusi Sebagian besar ekspor pada bulan Mei lebih banyak ditujukan ke Jepang, Tiongkok, India, Taiwan, dan Amerika Serikat," paparnya.
Peningkatan nilai ekspor ini tak lepas dari kebijakan pelonggaran aktifitas ekspor dan impor oleh pemerintah setelah pandemi Covid-19 mulai terkontrol, sehingga menjadi salah satu indikator meningkatnya permintaan barang dan jasa. Kondisi ini diharap akan berdampak pada pembukaan lapangan pekerjaan yang semakin luas sehingga pemulihan ekonomi dapat terealisasi.
"Dengan surplus perdagangan diharapkan dapat mendorong dalam penciptaan lapangan pekerjaan, dan peningkatan permintaan barang dan jasa di sulsel," tegas Syaiful.
Tak sampai disitu, Syaiful menginginkan agar sektor perbankan dapat menyalurkan akses permodalan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sehingga dapat memaksimalkan kesediaan komoditas ekspor Sulsel.
"Kami juga mendorong bank penyalur KUR di wilayah Sulsel untuk memberikan akses permodalan terhadap UMKM yang berorientasi ekspor," ungkapnya.
Sementara itu, Nilai Impor barang yang dibongkar lewat beberapa pelabuhan di Provinsi Sulawesi Selatan, pada bulan Mei 2022 juga tercatat mencapai US$ 112,40 Juta, atau mengalami peningkatan sebesar 24,09 persen bila dibandingkan nilai impor bulan April 2022 lalu yang bernilai US$ 90,58 Juta.
Bahkan kondisi ini membuat neraca perdagangan Sulawesi Selatan mengalami surplus yang cukup signifikan setelah nilai ekspor yang tumbuh sebesar US$ 439,73 Juta. Lima komoditas utama yang diekspor pada bulan Mei 2022 ini yaitu Nikel, Biji Bijian Berminyak, Besi dan baja, Garam, Belerang dan Kapur, serta Lak Getah dan Damar, menjadi komoditas paling tinggi nilai ekspornya.
Kepala DJPb Provinsi Sulsel, Syaiful mengatakan, pendistribusian komoditas di beberapa negara tujuan seperti Jepang dengan proporsi 59.83 persen, Tiongkok 26.34 persen, India 1.87 persen Taiwan 1.39 persen, Serta Amerika Serikat sebesar 1.35 persen masih menjadi tujuan utama aktifitas ekspor terbesar untuk Sulsel sendiri.
"Distribusi Sebagian besar ekspor pada bulan Mei lebih banyak ditujukan ke Jepang, Tiongkok, India, Taiwan, dan Amerika Serikat," paparnya.
Peningkatan nilai ekspor ini tak lepas dari kebijakan pelonggaran aktifitas ekspor dan impor oleh pemerintah setelah pandemi Covid-19 mulai terkontrol, sehingga menjadi salah satu indikator meningkatnya permintaan barang dan jasa. Kondisi ini diharap akan berdampak pada pembukaan lapangan pekerjaan yang semakin luas sehingga pemulihan ekonomi dapat terealisasi.
"Dengan surplus perdagangan diharapkan dapat mendorong dalam penciptaan lapangan pekerjaan, dan peningkatan permintaan barang dan jasa di sulsel," tegas Syaiful.
Tak sampai disitu, Syaiful menginginkan agar sektor perbankan dapat menyalurkan akses permodalan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sehingga dapat memaksimalkan kesediaan komoditas ekspor Sulsel.
"Kami juga mendorong bank penyalur KUR di wilayah Sulsel untuk memberikan akses permodalan terhadap UMKM yang berorientasi ekspor," ungkapnya.
Sementara itu, Nilai Impor barang yang dibongkar lewat beberapa pelabuhan di Provinsi Sulawesi Selatan, pada bulan Mei 2022 juga tercatat mencapai US$ 112,40 Juta, atau mengalami peningkatan sebesar 24,09 persen bila dibandingkan nilai impor bulan April 2022 lalu yang bernilai US$ 90,58 Juta.