Pariwisata Mengandalkan Daya Tarik Event dan Ekonomi Kreatif

Sabtu, 02 Juli 2022 - 00:33 WIB
loading...
Pariwisata Mengandalkan Daya Tarik Event dan Ekonomi Kreatif
Wisatawan bermain air di kawasan wisata alam Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu. FOTO/DOK KORAN SINDO/
A A A
JAKARTA - Sektor pariwisata yang sempat mati suri selama masa pandemi dua tahun terakhir, kini mulai bergerak lagi. Sejumlah titik wisata di berbagai daerah kembali dikunjungi pelancong.

Bahkan, tak jarang muncul spot wisata baru yang dikembangkan masyarakat maupun pemerintah setempat dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Kabar ini tentu menjadi angin segar sektor pariwisata yang memberikan efek berantai dan dirasakan langsung oleh masyarakat.

Kebangkitan sektor pariwisata juga cukup terbantu oleh kian lonngarnya syarat perjalanan setelah angka Covid-19 turun signifikan. Meski demikian, adanya varian baru Omicron yang muncul dalam dua bulan terakhir semestinya menjadi peringatan agar masyarakat tetap waspada. Yang juga penting dalam menghadapi lonjakawan wisatawan ini adalah para pemangku kepentingan harus bisa mengakselarasi keberadaan infrastruktur beserta perangkat lainnya agar kebangkitan pariwisata bisa lebih cepat.

Pariwisata yang di dalamnya juga mencakup kegiatan ekonomi kreatif memang menjadi andalan pemerintah di masa pulih dari pandemi. Geliat sektor ini terlihat dari data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang pada April 2022 mencatat, peningkatan jumlah wisatawan sebesar 111.057 kunjungan atau mengalami pertumbuhan 499,01% dibandingkan April 2021 yang hanya 18.540 kunjungan.

Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan diperkirakan terus bertambah pada dua bulan ke depan. Hal ini seiring musim liburan sekolah serta dibukanya kembali jalur penerbangan yang sebelumnya ditutup karena pandemi.

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno optimistis kunjungan wisatawan itu akan terus meningkat terus meningkat secara signifikan pada Mei 2022 dan berikutnya. Dia memprediksi puncak peningkatan wisatawan ini akan jatuh pada Juli dan Agustus mendatang. Terlebih jika jika situasi pandemi terkendali dan jumlah penerbangan ke Indonesia bisa terus ditingkatkan, seperti ke Bali dan destinasi yang selama ini menjadi tujuan wisman.

Di Bali misalnya, lebih dari 360 event dalam skala nasional dan internasional telah dipersiapkan sepanjang tahun ini sebagai bagian dalam mendukung kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif daerah. Belum lagi daerah lainnya yang juga memiliki kegiatan parekraf dalam menyambut wisnus maupun wisman.

“Insya Allah, menggeliatnya pariwisata belakangan ini memberikan suatu optimisme bahwa target tahun ini akan tercapai. Pergerakan wisatawan nusantara 550 juta, kemarin saat mudik sebagian sudah tercapai, kunjungan wisatawan mancanegara 1,8-3,6 juta wisatawan mancanegara dan realisasi investasi pariwisata tahun ini sebesar USD2,5 miliar,” ungkap Sandiaga.

Saat ini wisman sudah memperoleh berbagai kemudahan seperti tersedianya visa kedatangan untuk pelancong dari 72 negara. Mereka yang sudah melalui proses vaksinasi dibebaskan dari karantina, pra-keberangkatan, dan tes masuk.

Di samping itu, Kemenparekraf akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, maskapai penerbangan internasional maupun nasional untuk membuka dan menambah frekuensi penerbangan ke Indonesia, termasuk peluang penjajakan layanan penerbangan ke rute baru.

“Kami ingin melakukan penjajakan peluang-peluang dibukanya jalur dan rute baru, misalnya Wakatobi, Belitung, dan beberapa rute-rute yang sekarang membutuhkan penerbangan tambahan,” imbuhnya.

Sandi, panggilan akrab Sandiaga, menyadari ada banyak tantangan atau kendala yang dihadapi untuk membuka rute baru dan menambah jadwal penerbangan. Misalnya, terbatasnya jumlah pesawat meski permintaan meningkat.

Pandemi Covid-19 memang berimbas terhadap operasionalisasi maskapai penerbangan sehingga banyak pesawat termasuk pegawai yang dirumahkan. Menurut dia, sejauh ini sekitar 350 pesawat yang beroperasi dari total 550 unit. Sebagian lainnya disinyalir karena masih proses perawatan.

Tak hanya itu, tantangan lain adalah tidak semua negara menerapkan kebijakan pembukaan perbatasan. China misalnya, masih belum membuka perbatasannya. Padahal wisman asal China termasuk salah satu yang sangat potensial dan signifikan berkunjung Indonesia.

“Oleh karena itu kami akan terus menjaga dan merawat momentum kebangkitan kita, kunjungan wisatawan yang semakin meningkat ini kita harapkan bisa membuka peluang usaha dan lapangan pekerjaan,” ujarnya.

Melihat kondisi tersebut, Sandi berharap ada peran aktif dari pelaku parekraf untuk melakukan promosi pariwisata, mulai dari travel agent, operator tur, hingga para pelaku UMKM. Sambil menunggu layanan penerbangan beroperasi secara normal, promosi pariwisata harus terus dilakukan untuk menjaga kesadaran wisatawan akan destinasi wisata Indonesia.

Akselerasi pemulihan sektor parekraf juga difokuskan pada penyelamatan dua juta lapangan kerja yang hilang. Termasuk, pemulihan dampak sosio-ekonomi sektor parekraf terhadap masyarakat yang terdampak oleh pandemi. Salah satunya persiapan sektor pariwisata pascapandemi adalah sertifikasi bagi para pelaku parekraf di Indonesia. Hingga kini sudah ada sekitar 12.000 pelaku parekraf yang tersertifikasi.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Budijanto Ardiansjah mengakui, sektor pariwisata sangat bergantung dari kebijakan pemerintah, terutama ketika masa pandemi Covid-19. Setelah pembatasan mobilitas masyarakat sudah mulai dilonggarkan seiring melandainya kasus Covid-19, tren berwisata terus melonjak. Hal ini menunjukkan antusiasme publik untuk berwisata begitu besar.

“Tren jelas menunjukkan kenaikan karena pelonggaran pembatasan yang telah dilakukan dan terjadinya fenomena travel revenge. Dampak terhadap pwrekonimian nasional pasti ada dengan pergerakan wisatawan domestik dan inbound saat ini,” katanya kepada Koran SINDO, Senin (27/6).

Laju positif itu tak pelak dari akselerasi yang dilakukan pemerintah pusat seperti Kemenparekraf, pemerintah daerah bersama pemangku kepentingan (stakeholders) terkait seperti biro perjalanan wisata, pengusaha hotel, pelaku UMKM.

Budijanto menilai tren ini menunjukkan peluang besar yang harus dimanfaatkan agar pariwisata Tanah Air terus bergairah. Kegiatan wisata harus diperbanyak karena membuka peluang usaha hingga lapangan kerja yang sangat berdampak besar terhadap pemulihan ekonomi nasional. Indikator itu dapat dilihat dari penjualan tiket penerbangan, paket perjalanan wisata, tiket objek wisata, produk kreatif, dan lainnya

Sayangnya, Budijanto belum bisa merinci berapa jumlah terkini tiket atau akomodasi perjalanan wisata yang laku terjual selama 2022. Namun, dia memerkirakan kenaikannya akan melebihi tahun lalu. “Data pasti belum kita dapatkan. Tapi kenaikan diperkirakan mencapai 100%,” jelas dia.

Sementara itu, pengamat pariwisata Taufan Rahmadi mengatakan, kian bergairahnya sektor pariwisata akan berdampak terhadap pemulihan ekonomi. Tren positif ini tak pelak sebagai dampai dark berbagai terobosan yang dilakukan pemerintah seiring dengan melandainya kasus Covid-19 dan percepatan vaksinasi yang terus dilakukan.

Faktor lainnya yakni herd immunity di Indonesia yang saat ini sudah melebihi 80%. Kondisi tersebut menandakan publik merasa aman sehingga mereka tak takut lagi berkunjung ke tempat wisata. Muncul antusiasme yang tinggi dari masyarakat untuk kembali berwisata.

“Rasa aman berkunjung wisata itu lebih besar daripada di awal pandemi. Ditambah lagi istilahnya 3B: bosan kerja, bosan di rumah, mulai berlibur. Jadi, lebih kepada faktor yang mendorong itu karena keinginan masyarakat untuk mencari tempat yang lebih fresh, tempat mereka menghilangkan kepenatannya. Caranya dengan berlibur,” ujar Taufan kepada Koran SINDO, Selasa (28/6).

Berkaca dalam beberapa bulan terakhir, banyak penyelenggaraan event yang dilakukan pemerintah pusat hingga daerah untuk menarik minat wisatawan. Taufan mengapresiasi pemerintah sadar adanya potensi wisata yang harus terus digarap sehingga pariwisata kembali bergeliat.

Sebagai contoh, perhelatan sport tourism yang terbukti ampuh menarik minat pengunjung dari luar maupun dalam negeri untuk datang menyaksikan turnamen sekaligus menikmati wisata lokal setempat. Ajang olahraga itu antara lain World Super Bike, MotoGP, Formula E, hingga MXGP (motocross) yang baru selesai diselenggarakan.
(ynt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1014 seconds (0.1#10.140)