Redam Dampak Global, Saatnya Mengandalkan Milenial
loading...
A
A
A
JAKARTA - Investor ritel dan kalangan milenial dapat berperan dalam menggerakkan perekonomian nasional . Terlebih lagi di saat seperti sekarang ini, ketika kondisi global berdampak pada perekonomian nasional.
Direktur Eksekutif Surveilans, Pemeriksaan, dan Statistik Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Priyanto Budi Nugroho menyatakan, saat ini berat buat Indonesia tetap dapat menjaga pertumbuhan ekonomi di angka 5% bahkan lebih tinggi.
“Mengingat, kondisi sosial politik di tingkat global hingga kini masih berdampak besar terhadap laju pertumbuhan ekonomi domestik. Karena itu, peran investor ritel maupun milenial menjadi sangat penting dalam meredam tekanan global tersebut,” kata Priyanto, di acara LPS-FORWADA Discussion Series 2022, Rabu (6/7/2022).
Menurut Priyanto, kondisi kurs rupiah yang sudah sangat tertekan pada angka psikologis Rp15 ribu per dolar, kemudian imbal hasil obligasi 10 tahun di atas 7,6%, perlu diimbangi dengan pasar keuangan nonbank seperti pasar modal.
“Peran investor ritel maupun milenial akan menjadi penting di saat seperti sekarang ini,” tegas Priyanto.
Sesuai data LPS per Mei 2022, lanjut dia, investor pasar modal Indonesia secara demografi didominasi kelompok umur di bawah 30 tahun, yang hampir 60% dari total penduduk. Investor kelompok ini terbilang cukup besar, meski dana yang diinvestasikan relatif masih kecil, yaitu sekitar Rp53,77 triliun.
"Sementara, jumlah invesatasi yang berasal dari investor dengan rentang usia 60 tahun yang mencapai 27,5% atau sebesar Rp553 triliun,” papar Priyanto Budi.
Priyanto menambahkan, meski banyaknya investor di usia muda menunjukkan generasi milenial di Indonesia mulai melek investasi, namun harus tetap waspada. Keinginan berinvestasi juga harus dibarengi dengan pemahaman terhadap karakteristik produk, agar pemilihan produk keuangan bisa lebih tepat.
Direktur Eksekutif Surveilans, Pemeriksaan, dan Statistik Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Priyanto Budi Nugroho menyatakan, saat ini berat buat Indonesia tetap dapat menjaga pertumbuhan ekonomi di angka 5% bahkan lebih tinggi.
“Mengingat, kondisi sosial politik di tingkat global hingga kini masih berdampak besar terhadap laju pertumbuhan ekonomi domestik. Karena itu, peran investor ritel maupun milenial menjadi sangat penting dalam meredam tekanan global tersebut,” kata Priyanto, di acara LPS-FORWADA Discussion Series 2022, Rabu (6/7/2022).
Menurut Priyanto, kondisi kurs rupiah yang sudah sangat tertekan pada angka psikologis Rp15 ribu per dolar, kemudian imbal hasil obligasi 10 tahun di atas 7,6%, perlu diimbangi dengan pasar keuangan nonbank seperti pasar modal.
“Peran investor ritel maupun milenial akan menjadi penting di saat seperti sekarang ini,” tegas Priyanto.
Sesuai data LPS per Mei 2022, lanjut dia, investor pasar modal Indonesia secara demografi didominasi kelompok umur di bawah 30 tahun, yang hampir 60% dari total penduduk. Investor kelompok ini terbilang cukup besar, meski dana yang diinvestasikan relatif masih kecil, yaitu sekitar Rp53,77 triliun.
"Sementara, jumlah invesatasi yang berasal dari investor dengan rentang usia 60 tahun yang mencapai 27,5% atau sebesar Rp553 triliun,” papar Priyanto Budi.
Priyanto menambahkan, meski banyaknya investor di usia muda menunjukkan generasi milenial di Indonesia mulai melek investasi, namun harus tetap waspada. Keinginan berinvestasi juga harus dibarengi dengan pemahaman terhadap karakteristik produk, agar pemilihan produk keuangan bisa lebih tepat.