Dapat PMN Rp7,5 Triliun, Garuda Akan Lakukan Right Issue
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) berencana melakukan penerbitan saham baru ( right issue ) dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) kepada para pemegang saham perseroan. Aksi korporasi itu dilakukan untuk menerima penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp7,5 triliun.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), right issue kepada para pemegang saham perseroan diketahui sebanyak-banyaknya 225.585.894.911 lembar saham. Jumlah tersebut setara dengam 871,44% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor perseroan.
"Adapun saham baru dalam penambahan modal dengan memberikan HMETD ini akan dikeluarkan dengan nilai nominal per saham sebesar Rp459 atau harga pelaksanaan, mana yang lebih kecil," tulis pihak Garuda tang dikutip oleh MPI, Kamis (7/7/2022).
Pengeluaran saham perseroan melalui penambahan modal dengan memberikan HMETD tersebut akan dilakukan dengan memenuhi syarat-syarat dan harga pelaksanaan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal.
Terkait harga pelaksanaan yang ditetapkan berada di bawah nilai nominal saham perseroan, maka Garuda akan mengeluarkan saham kelas baru dengan nilai nominal berbeda sesuai dengan ketentuan Peraturan OJK No. 31/POJK.04/2017 tentang Pengeluaran Saham Dengan Nilai Nominal Berbeda.
Rencana penambahan modal dengan memberikan HMETD kepada pemegang saham diyakini akan berpengaruh positif terhadap kondisi keuangan perseroan melalui semakin kuatnya struktur permodalan serta meningkatkan kemampuan kas untuk memenuhi kebutuhan modal kerja.
Sementara itu dana hasil pelaksanaan penambahan modal dengan memberikan HMETD, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, seluruhnya akan digunakan perseroan untuk beberapa hal berikut.
Pertama, untuk pemeliharaan pesawat yang tunduk pada sewa armada pesawat go-forward dan perjanjian sewa alternatif. Kemudian untuk biaya dan pengeluaran yang berkaitan dengan restrukturisasi utang perseroan.
Selanjutnya untuk menjaga kebutuhan kas minimum perseroan. Dan terakhir digunakan untuk mendukung kebutuhan operasional perseroan serta anak perusahaannya, seperti biaya sewa pesawat dan mesin, bahan bakar dan lainnya.
Dalam pelaksanaannya, Garuda akan meminta restu pemegang saham dalam RUPS tahunan dan RUPS luar biasa yang akan digelar pada 12 Agustus 2022 nanti.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), right issue kepada para pemegang saham perseroan diketahui sebanyak-banyaknya 225.585.894.911 lembar saham. Jumlah tersebut setara dengam 871,44% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor perseroan.
"Adapun saham baru dalam penambahan modal dengan memberikan HMETD ini akan dikeluarkan dengan nilai nominal per saham sebesar Rp459 atau harga pelaksanaan, mana yang lebih kecil," tulis pihak Garuda tang dikutip oleh MPI, Kamis (7/7/2022).
Pengeluaran saham perseroan melalui penambahan modal dengan memberikan HMETD tersebut akan dilakukan dengan memenuhi syarat-syarat dan harga pelaksanaan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal.
Terkait harga pelaksanaan yang ditetapkan berada di bawah nilai nominal saham perseroan, maka Garuda akan mengeluarkan saham kelas baru dengan nilai nominal berbeda sesuai dengan ketentuan Peraturan OJK No. 31/POJK.04/2017 tentang Pengeluaran Saham Dengan Nilai Nominal Berbeda.
Rencana penambahan modal dengan memberikan HMETD kepada pemegang saham diyakini akan berpengaruh positif terhadap kondisi keuangan perseroan melalui semakin kuatnya struktur permodalan serta meningkatkan kemampuan kas untuk memenuhi kebutuhan modal kerja.
Sementara itu dana hasil pelaksanaan penambahan modal dengan memberikan HMETD, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, seluruhnya akan digunakan perseroan untuk beberapa hal berikut.
Pertama, untuk pemeliharaan pesawat yang tunduk pada sewa armada pesawat go-forward dan perjanjian sewa alternatif. Kemudian untuk biaya dan pengeluaran yang berkaitan dengan restrukturisasi utang perseroan.
Selanjutnya untuk menjaga kebutuhan kas minimum perseroan. Dan terakhir digunakan untuk mendukung kebutuhan operasional perseroan serta anak perusahaannya, seperti biaya sewa pesawat dan mesin, bahan bakar dan lainnya.
Dalam pelaksanaannya, Garuda akan meminta restu pemegang saham dalam RUPS tahunan dan RUPS luar biasa yang akan digelar pada 12 Agustus 2022 nanti.
(uka)