Semakin Modern, Kini Petani Jual Tembakau Menggunakan Barcode

Jum'at, 08 Juli 2022 - 14:15 WIB
loading...
A A A
Sementara itu, Direktur Tanaman Semusim dan Rempah, Kementerian Pertanian (Kementan) Ardi Praptono yang juga tururt hadir dalam kegiatan tersebut mengapresiasi atas konsistensi Sampoerna dalam menjalankan program kemitraan. “Kementan mengapresiasi komitmen Sampoerna dalam mengupayakan program kemitraan bersama petani tembakau sejak tahun 2009,” ujarnya.

Menggunakan Barcode

Program kemitraan dengan petani tembakau yang dijalankan Sampoerna diwujudkan melalui pendampingan, bimbingan teknis, akses yang mudah terhadap permodalan serta prasarana produksi pertanian, hingga jaminan pembelian bagi petani sesuai dengan kesepakatan. “Kami sangat mengapresiasi dukungan dari Kemenko Perekonomian dan Kementan terhadap program kemitraan ini,” ujar Ervin Pakpahan.

Sinergi yang dibangun dari pola kemitraan ini menjadi jaminan bagi petani akan serapan hasil panen serta pembelian dengan harga yang stabil. Sehingga menghindarkan petani akan ketidakpastian akibat rantai penjualan yang berlapis.

(Baca juga:Industri Tembakau Nasional Harus Dilindungi)

Pendampingan bagi petani berlangsung sejak pembibitan, penanaman, hingga panen guna menjaga kualitas tembakau yang dihasilkan. “Selain memotong rantai pasok yang panjang, kemitraan juga mendorong peningkatan kualitas tembakau lewat bimbingan dan pelatihan,” ujar Ketua DPD Asosiasi Petani Tembakau Indonesia Jawa Tengah, Hafidz BR.

Selain pendampingan proses budidaya, para petani binaan juga menerima berbagai pelatihan guna mengurangi dampak terhadap lingkungan dan menciptakan kondisi bekerja yang aman dan berkeadilan.

Beragam program pemberdayaan perempuan dan pendampingan usaha juga diimplementasikan untuk para istri petani tembakau. Rangkaian kegiatan ini bertujuan agar dampak positif program kemitraan dapat juga dirasakan bagi komunitas di sekitar petani.

Tak hanya pelatihan, dalam program kemitraan ini petani diarahkan untuk menjadi petani modern. Semua aktifitas menanam tembakau, selalu mengutamakan prinsip efesiensi dan produktifitas.

Saat menjual hasil temabaku ke pengumpul sudah tidak lagi menggunakan cara konvensional. Seperti mencatat dan menimbang. Para mitra petani, kata Suharto, Pimpinan Area PT Sadhana Arifnusa, sudah memiliki barcode sendiri-sendiri untuk produk tembakau yang dijual. “Jadi menjual tembakau sudah seperti membeli produk di supermarket, langsung ada barcode-nya,” kata Suharto.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1791 seconds (0.1#10.140)