Rusia Dituding Menjarah Baja yang Menuju Eropa dan Inggris

Jum'at, 22 Juli 2022 - 08:52 WIB
loading...
Rusia Dituding Menjarah...
Rusia menjarah baja senilai USD600 juta atau setara dengan Rp8,9 triliun dari pabrik dan pelabuhan di Ukraina. Hal ini disampaikan oleh Bos perusahaan baja terbesar Ukraina, Metinvest. Foto/Dok
A A A
MOSKOW - Rusia menjarah baja senilai USD600 juta atau setara dengan Rp8,9 triliun (Kurs Rp14.988 per USD) dari pabrik dan pelabuhan di Ukraina . Pernyataan ini disampaikan oleh Bos perusahaan baja terbesar Ukraina, Metinvest.

Perusahaan ini memiliki pabrik Azovstal yang menjadi tempat terakhir tentara dan warga sipil Ukraina selama kehancuran kota Mariupol. Kepala eksekutif Yuriy Ryzhenkov mengatakan, baja sedang dipindahkan ke Rusia dan telah dijual, beberapa di antaranya telah terikat untuk pelanggan di Inggris.



Kremlin belum berkomentar terkait tudingan tersebut, seperti dilansir BBC, Jumat (22/7/2022). Sebagai informasi Metinvest yang berkantor pusat di Mariupol, sebuah pusat perdagangan dan manufaktur dimana setelah hampir tiga bulan serangan tanpa henti akhirnya jatuh ke tangan Rusia pada bulan Mei.

Ryzhenkov mengatakan 300 karyawan dan 200 kerabat karyawan tewas dalam serangan di pabrik Azovstal, yang bersama dengan pabrik saudaranya Ilyich menyumbang 40% dari semua produksi baja Ukraina.

Disebut ribuan ton baja hasil produksi pabrik Azovstal sejatinya telah dibayar oleh pelanggan Eropa, termasuk beberapa di antaranya dari Inggris. Dia mengatakan, bahwa dari sumber publik dan informan perusahaan sendiri melaporkan baja itu sedang dipindahkan ke Rusia dan dijual di pasar internal atau ke negara-negara Afrika dan Asia.

"Apa yang mereka lakukan pada dasarnya adalah penjarahan. Mereka mencuri tidak hanya produk kami, tetapi juga beberapa dari produk tersebut sudah menjadi milik pelanggan Eropa. Jadi pada dasarnya, mereka tidak hanya mencuri dari kami, mereka juga mencuri dari orang Eropa," kata Ryzhenkov kepada BBC.

Dia juga mengatakan, perusahaan berusaha mendokumentasikan sebanyak mungkin upaya pencurian untuk menjadi bukti dan sedang bersiap mengambil tindakan hukum di masa depan. "Pada titik waktu tertentu, Rusia tidak hanya akan menghadapi pengadilan internasional, tetapi juga pengadilan pidana. Dan kami akan mengejar mereka dengan apa pun yang kami miliki," bebernya.

BBC telah mendekati Kementerian Pertahanan Rusia untuk dimintai komentar, tetapi belum menanggapi tuduhan tersebut.

Prof Marko Milanovich, seorang ahli hukum internasional di University of Reading, mengatakan ada sejumlah opsi untuk mengejar suatu kasus, tetapi peluang untuk sukses kecil.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1225 seconds (0.1#10.140)