Penyebab Kenaikan Harga Rumah Tak Sebanding dengan Kenaikan Gaji
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga rumah yang semakin mahal setiap tahun, menyulitkan beberapa kalangan untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal buat dirinya. Impian para milenial untuk memiliki hunian idaman semakin terkendala mahalnya harga hunian rumah tapak maupun apartemen. Terlebih saat kenaikan harga rumah tak sebanding dengan kenaikan gaji .
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani beberapa waktu lalu sempat mengingatkan, ke depan masyarakat akan semakin sulit untuk membeli rumah. Hal itu dipicu lonjakan inflasi yang semakin tinggi.
Menurutnya kenaikan inflasi biasanya akan membuat Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan. Saat itu terjadi, maka suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) otomatis ikut naik.
"Dengan inflasi tinggi, maka masyarakat akan semakin sulit untuk bisa membeli (rumah)," ungkap Ani dalam acara Securitization Summit 2022, tengah pekan kemarin.
Saat suku bunga KPR semakin tinggi, maka total biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk membeli rumah semakin mahal. Kondisi ini membuat milenial akan semakin betah tinggal di rumah orang tua atau mengontrak.
"Keinginan mereka dibandingkan harga rumah lebih tinggi, sehingga mereka akhirnya enak dengan tinggal di rumah mertua atau menyewa," ujar Sri Mulyani.
Selain masalah itu angka kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan (backlog) rumah di Indonesia juga akan semakin tinggi. Jumlahnya mencapai 12,75 juta.
"Itu artinya ada yang antre membutuhkan rumah, apalagi Indonesia demografinya masih relatif muda. Artinya generasi muda ini akan berumah tangga dan membutuhkan rumah," jelasnya.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani beberapa waktu lalu sempat mengingatkan, ke depan masyarakat akan semakin sulit untuk membeli rumah. Hal itu dipicu lonjakan inflasi yang semakin tinggi.
Menurutnya kenaikan inflasi biasanya akan membuat Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan. Saat itu terjadi, maka suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) otomatis ikut naik.
"Dengan inflasi tinggi, maka masyarakat akan semakin sulit untuk bisa membeli (rumah)," ungkap Ani dalam acara Securitization Summit 2022, tengah pekan kemarin.
Saat suku bunga KPR semakin tinggi, maka total biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk membeli rumah semakin mahal. Kondisi ini membuat milenial akan semakin betah tinggal di rumah orang tua atau mengontrak.
"Keinginan mereka dibandingkan harga rumah lebih tinggi, sehingga mereka akhirnya enak dengan tinggal di rumah mertua atau menyewa," ujar Sri Mulyani.
Baca Juga
Selain masalah itu angka kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan (backlog) rumah di Indonesia juga akan semakin tinggi. Jumlahnya mencapai 12,75 juta.
"Itu artinya ada yang antre membutuhkan rumah, apalagi Indonesia demografinya masih relatif muda. Artinya generasi muda ini akan berumah tangga dan membutuhkan rumah," jelasnya.