Menjaga Daya Beli Masyarakat Kunci Hadapi Stagflasi

Selasa, 02 Agustus 2022 - 23:37 WIB
loading...
A A A
Sementara itu, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengungkapkan pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut meski ketidakpastian global semakin meningkat. Menurutnya, berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah berhasil membuat masyarakat lebih confidence dalam melakukan belanjanya.

Hal tersebut terlihat dari indeks belanja di Bali dan Nusra yang terus meningkat. Selain itu, alokasi belanja masyarakat di Juli 2022 untuk non food and beverage berkontribusi 10,4%, lebih tinggi dibandingkan periode Juli 2021 yang hanya berkontribusi 4,7%. Pertumbuhan kredit juga per Mei 2022 sudah 9,03%, dengan kondisi ini kemungkinan pertumbuhan kredit diatas prediksi kami yang 7,5% tahun ini. Tentu saja recovery ini perlu dijaga," katanya.

Di sisi lain, Direktur Keuangan dan Investasi BPJS Kesehatan, Arief Witjaksono Juwono Putro menjelaskan, dalam kondisi cenderung stagflasi seperti saat ini, BPJS Kesehatan terus berupaya untuk memberikan relaksasi/kemudahan membayar iuran melalui berbagai inovasi program, antara lain Program Rehab (Rencana Pembayaran Tunggakan Iuran Secara Bertahap) dan Program Autodebet. "BPJS Kesehatan terus berupaya untuk mendorong tercapainya cakupan kepesertaan (universal health coverage) bagi seluruh penduduk Indonesia," tandasnya.

Adapun hingga Juni 2022, jumlah peserta BPJS Kesehatan telah mencapai 241,7 juta jiwa atau 88,72 dari total penduduk Indonesia. Dalam kesempatan yang sama, Special Advisor, Coordinating Ministry for Economic Affairs and head of IFG Progress, IFG, Reza Siregar mengatakan, dalam kondisi saat ini,sektor asuransi dalam mitigasi resiko menjadi semakin penting untuk memastikan sektor keuangan yang sehat dan stabil dalam mendukung pemulihan ekonomi.

Kendati begitu, lanjutnya risiko sektor asuransi muncul dari potensi kenaikan klaim yang tajam seiring dengan turunnya premi (underwriting) dan investasi yang buruk. Oleh sebab itu, konsolidasi berdasarkan lini usaha dan permodalan menjadi penting bagi sektor asuransi "Kinerja Asuransi terbukti sangat dipengaruhi oleh besarnya kapital/modal dan kekuatan melakukan mitigasi resiko sangat tergantung modal perusahaan," sebutnya.

Chief Economist and Head of Economic Research Division PT SMF Martin Siyaranamual, menyebutkan bahwa terdapat dua kegiatan bisnis utama PT SMF, yaitu pembiayaan dan sekuritisasi. Selama periode 2009-2021, total pembiayaan yang telah disalurkan mencapai Rp.63,3 triliun dan total nilai sekuritisasi mencapai Rp.13,3 triliun.

"Dari sisi pembiayaan, total kontribusi PT SMF untuk periode 2009 - 2012 terhadap pembentukan PDB mencapai sebesar Rp.114,4 triliun. Nilai ini dapat diartikan bahwa setiap kali PT SMF menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 1 miliar akan berkontribusi terhadap peningkatan PDB sebesar Rp 1,81 Miliar," ungkapnya.

Selain kontribusi terhadap PDB, kegiatan pembiayaan juga mendorong penyerapan tenaga kerja. Selama periode 2009 -2021, total pembiayaan yang telah disalurkan PT SMF mampu mendorong penyerapan tenga kerja sebesar 686.629 individu.



Sedangkan dari sisi sekuritisasi, total kontribusi PT SMF untuk periode 2009-2012 terhadap pembentukan PDB mencapai sebesar Rp 20,9 triliun. Nilai ini dapat diartikan bahwa setiap kali PT SMF menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 1 miliar akan berkontribusi terhadap peningkatan PDB sebesar Rp 1.57 Miliar. "Selain itu, kegiatan sekuritisasi PT SMF juga mendorong penyerapan tenaga kerja hingga sebesar 144.282 individu," tutupnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2133 seconds (0.1#10.140)