Mengenal Sosok Mari Elka Pangestu: Menteri Perempuan Tionghoa Pertama yang Jadi Petinggi Bank Dunia

Jum'at, 05 Agustus 2022 - 16:42 WIB
loading...
Mengenal Sosok Mari...
Mari Elka Pangestu perempuan kedua Indonesia yang menjadi petinggi Bank Dunia. Foto/dok
A A A
JAKARTA - Siapa yang tak kenal dengan World Bank atau Bank Dunia . Lembaga keuangan dunia bergengsi itu berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa ( PBB ).



Bank Dunia sangat dibutuhkan bagi sejumlah negara, terutama negara-negara yang masuk kategori berkembang, apalagi miskin. Bank Dunia fokus pada pengurangan angka kemiskinan dan juga memberikan pinjaman dengan bunga kecil pada negara-negara yang membutuhkan.

Sebagai lembaga bergengsi, sudah tentu sosok-sosok yang mengisi jajaran petinggi Bank Dunia juga bukan orang sembarangan. Mereka dipilih dari berbagai negara dan memiliki kompetensi dan juga kabalitas di bidang masing-masing.

Indonesia pernah mencatatkan "sejarah" ketika Sri Mulyani, Menteri Keuangan saat ini, menduduki jabatan Direktur Pelaksana Bank Dunia selama enam tahun, dari 2010-2016. Sri Mulyani berhenti dari Bank Dunia karena diangkat Jokowi menjadi Menteri Keuangan.

Selang empat tahun kemudian, pengganti Sri Mulyani pun muncul. Seorang perempuan juga, ekonom Universitas Indonesia juga, dan mantan menteri pula seperti halnya Sri Mulyani. Dialah Mari Elka Pangestu .

Perempuan kelahiran 23 Oktober 1956 ini didapuk menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia pada tahun 2020. Mari merupakan mantan menteri perdagangan di era SBY pada periode 2004-2009. Mari Elka menjadi perempuan Tionghoa pertama yang dipercaya mengemban jabatan politis tinggi di republik ini.

Hampir dua periode Mari Elka menjabat sebagai menteri. Setelah usai menjadi Menteri Perdagangan dari 2004 hingga 2009, Mari kembali menjabat di pos yang sama untuk periode kedua dari 2009 hingga 2011. Lepas dari jabatan Menteri Perdagangan, Mari tetap bertahan di jajaran kabinet dengan menjabat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif hingga 2014.

Mari Elka sangat "menggilai" dunia ekonomi. Semua jenjang pendidikannya selepas SMA dihabiskan mendalami ilmu ekonomi. Tahun 1980 dia menyelesaikan pendidikannya di Australian National University. Mari Elka mendalami ilmu mikro, makro ekonomi, akuntansi, ekonomi pembangunan, dan juga perdagangan internasional.

Di tahun 1986 Mari melanjutkan studinya ke Universitas California, Davis, Amerika Serikat, dan di sana dia memperoleh gelar Ph.D. dalam bidang perdagangan internasional, keuangan, dan ekonomi moneter. Lepas meraih gelar Ph.D, Mari masih terus memperdalam ilmu ekonominya sehingga menjadi Profesor Ekonomi Internasional di Universitas Indonesia dan Senior Fellow di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS).

Kecintaannya pada dunia ekonomi merupakan titisan dari sang ayah, yakni J. Panglaykim atau Prof. Dr. Jusuf Pang Lay Kim. Jebolan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1956 itu adalah salah seorang ekonom terkenal di Indonesia.

Bagi Mari Elka Pangestu, bekerja untuk lembaga dunia dan di tingkat global bukanlah perkara "asing" buat dirinya. Sebelum diangkat menjadi menteri, dia pernah bekerja dengan Jeffrey Sahcs pada Sekjen PBB Millen-nium Development Goals (MDGs) Review pada 2003 hingga 2005. Dia juga pernah menjadi ketua-33 Grup WTO (2005-2011), dan dinominasikan sebagai kandidat untuk Direktur Jenderal WTO (2013). Dia juga memberikan kepemimpinan dalam kerja sama regional untuk Dewan Kerjasama Asia Pasifik (APEC) dan ASEAN sepanjang 1987 - 2003.



Dia juga aktif dalam Dewan Kerjasama Ekonomi Pasifik (PECC), Forum Ekonomi Dunia Davos (termasuk di berbagai Dewan Agenda Global), Forum Boao China untuk Asia, Panel Ekonom Asia dan banyak forum kepemimpinan internasional lainnya.

Frida Alawiyah

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Cek SPPT PBB Online...
Cek SPPT PBB Online di Jakarta Makin Mudah, Begini Caranya
Pemerintah Bentuk Satgas...
Pemerintah Bentuk Satgas PHK Hadapi Dampak Perang Tarif
Mengulik Besaran Utang...
Mengulik Besaran Utang Suriah ke Bank Dunia yang Ingin Dilunasi Arab Saudi
Bank Teratas Dunia Ini...
Bank Teratas Dunia Ini Ramal Dolar AS Bisa Kehilangan Status Global
Bank Dunia Ramal Kondisi...
Bank Dunia Ramal Kondisi Ekonomi China, Apa Saja Ancamannya?
Demi Program 3 Juta...
Demi Program 3 Juta Rumah, Kementerian PKP Utang ke Bank Dunia
7 Negara Tampak Kaya...
7 Negara Tampak Kaya tapi Ternyata Sangat Miskin, Indonesia Salah Satunya
Negara Berkembang Babak...
Negara Berkembang Babak Belur, Cetak Rekor Tagihan Utang Rp22.300 Triliun
Ledakan Gagal Bayar...
Ledakan Gagal Bayar Utang Menguji Jaring Pengaman IMF dan Bank Dunia
Rekomendasi
Tangkap Tren di Kalangan...
Tangkap Tren di Kalangan Gen Z, LG Subscribe Makin Diminati di Korea Selatan
Khalwat, Berduaan Bukan...
Khalwat, Berduaan Bukan Mahram Bentuk Kemungkaran yang Sering Diremehkan Wanita
Kenapa Mike Tyson Bisa...
Kenapa Mike Tyson Bisa Masuk Penjara? Ternyata Ini Penyebabnya
Berita Terkini
Sri Mulyani Sebut Penerimaan...
Sri Mulyani Sebut Penerimaan Pajak Maret Meningkat Berkat Coretax
1 jam yang lalu
Dunia Kacau Balau, Sri...
Dunia Kacau Balau, Sri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5%
1 jam yang lalu
Danantara Ajak Qatar...
Danantara Ajak Qatar Investment Authority Kelola Dana Rp67,5 Triliun, Buat Apa?
2 jam yang lalu
Ini Sosok Mantan Presiden...
Ini Sosok Mantan Presiden AS yang Mengilhami Trump Kobarkan Perang Tarif
2 jam yang lalu
Harga Emas Antam Turun...
Harga Emas Antam Turun Lagi Jadi Rp1.969.000 per Gram, Ini Daftarnya
3 jam yang lalu
UMKM Perlu Asuransi...
UMKM Perlu Asuransi Jiwa, Ini Penjelasannya
4 jam yang lalu
Infografis
Jadi Kawan Israel, Maroko...
Jadi Kawan Israel, Maroko Negara Arab Pertama yang Terima F-35 AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved