LAN Kolaborasi Siapkan Talenta Digital bagi ASN Milenial
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lembaga Administrasi Negara (LAN) terus mengakselerasi pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui berbagai inovasi. Hal ini sebagai upaya menghadapi era disrupsi dan perkembangan teknologi digital yang kian masif.
"Tantangan untuk memberikan pelayanan publik yang berkualitas menjadi tolak ukur keberhasilan negara. Hal ini juga ditambah dengan tuntutan masyarakat sebagai customer yang semakin kompleks yang membutuhkan pelayanan publik yang mudah, cepat, sederhana dan berbiaya murah," kata Kepala LAN Adi Suryanto dalam webinar ASN Talent Academy, baru-baru ini.
Menurut dia transformasi digital di tubuh ASN menghadapi berbagai tantangan terkait usia sumber daya manusia (SDM). Berdasarkan laporan BKN birokrasi menghadapi fase penuaan (aging bureaucracy) dengan postur birokrasi saat ini terbanyak pada kelompok usia 51-60 tahun dan sisanya sekitar 40 persen ditempati oleh kalangan milenial.
Perbedaan kelompok usia ini, kata dia, menjadi tantangan tersendiri di tubuh birokrasi untuk menyiapkan generasi mendatang khususnya kalangan milenial agar dapat menjalankan tongkat estafet kepemimpinan selanjutnya. Berbagai tantangan tersebut perlu diimbangi dengan perubahan cara kerja dan cara pengembangan kompetensi.
"Sebab itu, ASN Talent Academy yang merupakan platform virtual learning diharapkan dapat menjembatani metode belajar yang lebih agile serta memberikan kesempatan bagi seluruh ASN di Indonesia untuk dapat belajar terutama dalam meningkatkan kapasitas leadership atau kepemimpinan," ungkapnya.
Adi menyadari seiring dengan dihapusnya jabatan struktural administrator dan pengawas, maka sistem kaderisasi kepemimpinan birokrasi juga harus berubah. Maka pengembangan kapasitas kepemimpinan perlu terus dikembangkan tidak hanya menduduki jabatan pimpinan tinggi tetapi juga saat menduduki jabatan fungsional.
ASN Talent Academy merupakan sebuah langkah yang diharapkan untuk mampu menciptakan SDM Unggul di lingkup birokrasi. Setiap ASN bisa menentukan kebutuhan pengembangan kompetensi yang relevan dengan pekerjaannya dan kebutuhan organisasi di masa mendatang dan memiliki kesempatan dan pilihan yang lebih luas dalam melakukan pengembangan kompetensinya.
Untuk mewujudkan itu, LAN bersama GNIK berkolaborasi dalam rangka mengembangkan kompetensi ASN. "Harapannya kerja sama ini dapat segera ditindaklanjuti dengan menyediakan akses pembelajaran-pembelajaran yang adaptif dan agile," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Chairman of Steering Committee Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) Yunus Triyonggo mengapresiasi LAN yang terus melakukan Inovasi dalam menumbuhkan bentuk pembelajaran yang sesuai dengan kekinian terutama ASN di kalangan milenial. Pada dasarnya GNIK mendukung sepenuhnya untuk membangun Indonesia Maju 2045 melalui kapasitas kompetensi aparatur negara yang berkualitas.
GNIK merupakan organisasi nirlaba yang menghimpun 293 chief director di seluruh indonesia untuk berkomitmen memberikan kontribusi untuk kemajuan bangsa. "Tahun 2030 kita akan mendapatkan bonus demografi di mana 64 persen penduduk Indonesia memasuki usia produktif, dan akan menjadi pekerjaaan rumah kita semua dalam rangka mengembankan kompetensi generasi penerus ini," kata dia.
Lihat Juga: Lantik Pengurus AMSI Jatim, Wamen Komdigi: Transformasi Digital Ubah Cara Masyarakat Mengakses Informasi
"Tantangan untuk memberikan pelayanan publik yang berkualitas menjadi tolak ukur keberhasilan negara. Hal ini juga ditambah dengan tuntutan masyarakat sebagai customer yang semakin kompleks yang membutuhkan pelayanan publik yang mudah, cepat, sederhana dan berbiaya murah," kata Kepala LAN Adi Suryanto dalam webinar ASN Talent Academy, baru-baru ini.
Menurut dia transformasi digital di tubuh ASN menghadapi berbagai tantangan terkait usia sumber daya manusia (SDM). Berdasarkan laporan BKN birokrasi menghadapi fase penuaan (aging bureaucracy) dengan postur birokrasi saat ini terbanyak pada kelompok usia 51-60 tahun dan sisanya sekitar 40 persen ditempati oleh kalangan milenial.
Perbedaan kelompok usia ini, kata dia, menjadi tantangan tersendiri di tubuh birokrasi untuk menyiapkan generasi mendatang khususnya kalangan milenial agar dapat menjalankan tongkat estafet kepemimpinan selanjutnya. Berbagai tantangan tersebut perlu diimbangi dengan perubahan cara kerja dan cara pengembangan kompetensi.
"Sebab itu, ASN Talent Academy yang merupakan platform virtual learning diharapkan dapat menjembatani metode belajar yang lebih agile serta memberikan kesempatan bagi seluruh ASN di Indonesia untuk dapat belajar terutama dalam meningkatkan kapasitas leadership atau kepemimpinan," ungkapnya.
Adi menyadari seiring dengan dihapusnya jabatan struktural administrator dan pengawas, maka sistem kaderisasi kepemimpinan birokrasi juga harus berubah. Maka pengembangan kapasitas kepemimpinan perlu terus dikembangkan tidak hanya menduduki jabatan pimpinan tinggi tetapi juga saat menduduki jabatan fungsional.
ASN Talent Academy merupakan sebuah langkah yang diharapkan untuk mampu menciptakan SDM Unggul di lingkup birokrasi. Setiap ASN bisa menentukan kebutuhan pengembangan kompetensi yang relevan dengan pekerjaannya dan kebutuhan organisasi di masa mendatang dan memiliki kesempatan dan pilihan yang lebih luas dalam melakukan pengembangan kompetensinya.
Untuk mewujudkan itu, LAN bersama GNIK berkolaborasi dalam rangka mengembangkan kompetensi ASN. "Harapannya kerja sama ini dapat segera ditindaklanjuti dengan menyediakan akses pembelajaran-pembelajaran yang adaptif dan agile," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Chairman of Steering Committee Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) Yunus Triyonggo mengapresiasi LAN yang terus melakukan Inovasi dalam menumbuhkan bentuk pembelajaran yang sesuai dengan kekinian terutama ASN di kalangan milenial. Pada dasarnya GNIK mendukung sepenuhnya untuk membangun Indonesia Maju 2045 melalui kapasitas kompetensi aparatur negara yang berkualitas.
GNIK merupakan organisasi nirlaba yang menghimpun 293 chief director di seluruh indonesia untuk berkomitmen memberikan kontribusi untuk kemajuan bangsa. "Tahun 2030 kita akan mendapatkan bonus demografi di mana 64 persen penduduk Indonesia memasuki usia produktif, dan akan menjadi pekerjaaan rumah kita semua dalam rangka mengembankan kompetensi generasi penerus ini," kata dia.
Lihat Juga: Lantik Pengurus AMSI Jatim, Wamen Komdigi: Transformasi Digital Ubah Cara Masyarakat Mengakses Informasi
(nng)