Alternatif Hadapi Krisis Pupuk, Mentan: Air Dicampur Terasi, Dicampur Doa
loading...
A
A
A
JAKARTA - PerangRusia-Ukraina yang masih terjadi bakal memengaruhi pasokan dan ketersediaan pupuk Indonesia. Para petani pun diminta untuk memitigasi kondisi tersebut dengan mencari alternatif untuk pupuk subsidi.
"Kalau tunggu pupuk subsidi pasti tidak bisa itu. Kita adaptasi dengan cara kita, banyak orang yang sukses tanpa menggunakan pupuk subsidi. Ayo kita gunakan pupuk yang ramah lingkungan, tetapi penyuburannya bisa tetap kita lakukan," ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam sebuah webinar dikutip Senin (8/8/2022).
"Semua kearifan lokal, misalnya air dicampur terasi, dicampur doa ternyata hasilnya bagus, kita coba pikir seperti itu," sambung Mentan.
Lebih lanjut Mentan menjelaskan, beberapa negara saat ini telah mengalami krisis pupuk yang berdampak pada krisis pangan. Mentan mengharapkan para petani mencoba untuk menghadirkan pupuk organik dan tidak ketergantungan dengan pupuk subsidi.
Menurutnya kondisi yang demikian terjadi bakal membuat harga pupuk semakin mahal, otomatis belanja pemerintah terhadap pupuk luar juga bakal lebih tinggi. Maka opsi yang dilakukan pemerintah adalah mengurangi pembelian pupuk, dan melakukan efisiensi terhadap penggunaannya.
"Amerika sekarang bersoal karena semua subdisi pupuk dicabut oleh pemerintah, Indonesia tidak (dicabut). Presiden mengatakan tetap pupuk, cuma efektifkan, yang tidak perlu dikasih jangan dikasih, yang bocor hindari. Ketiga jenis pupuk disederhanakan, sesuai dengan yang dibutuhkan," kata Mentan.
Di samping itu menurutnya penggunaan pupuk kimia juga tidak baik untuk kesuburan tanah, maka saat ini menjadi momen yang tepat untuk para petani mencari dan membuat pupuk organik untuk tanaman.
"Pupuk bakal langka di dunia, harus ada pupuk organik. Pertanian modern tidak harus dengan kimia, modern dengan mengangkat kearifan lokal yang berarti lebih baik," pungkas Mentan.
"Kalau tunggu pupuk subsidi pasti tidak bisa itu. Kita adaptasi dengan cara kita, banyak orang yang sukses tanpa menggunakan pupuk subsidi. Ayo kita gunakan pupuk yang ramah lingkungan, tetapi penyuburannya bisa tetap kita lakukan," ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam sebuah webinar dikutip Senin (8/8/2022).
"Semua kearifan lokal, misalnya air dicampur terasi, dicampur doa ternyata hasilnya bagus, kita coba pikir seperti itu," sambung Mentan.
Lebih lanjut Mentan menjelaskan, beberapa negara saat ini telah mengalami krisis pupuk yang berdampak pada krisis pangan. Mentan mengharapkan para petani mencoba untuk menghadirkan pupuk organik dan tidak ketergantungan dengan pupuk subsidi.
Menurutnya kondisi yang demikian terjadi bakal membuat harga pupuk semakin mahal, otomatis belanja pemerintah terhadap pupuk luar juga bakal lebih tinggi. Maka opsi yang dilakukan pemerintah adalah mengurangi pembelian pupuk, dan melakukan efisiensi terhadap penggunaannya.
"Amerika sekarang bersoal karena semua subdisi pupuk dicabut oleh pemerintah, Indonesia tidak (dicabut). Presiden mengatakan tetap pupuk, cuma efektifkan, yang tidak perlu dikasih jangan dikasih, yang bocor hindari. Ketiga jenis pupuk disederhanakan, sesuai dengan yang dibutuhkan," kata Mentan.
Di samping itu menurutnya penggunaan pupuk kimia juga tidak baik untuk kesuburan tanah, maka saat ini menjadi momen yang tepat untuk para petani mencari dan membuat pupuk organik untuk tanaman.
"Pupuk bakal langka di dunia, harus ada pupuk organik. Pertanian modern tidak harus dengan kimia, modern dengan mengangkat kearifan lokal yang berarti lebih baik," pungkas Mentan.
(uka)