Menguak Rahasia Kenapa Harga BBM di Malaysia Lebih Murah dari Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Saat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia mengalami kenaikan, Malaysia justru lebih dulu menurunkan harga pada 24 Agustus 2022, lalu. Adapun bila dibandingkan, harga BBM di Malaysia terpantau masih lebih mudah dibandingkan dengan yang dijual di Tanah Air.
Pada akhir Agustus kemarin, kementerian keuangan Malaysia mengumumkan Harga RON97 turun 5 sen menjadi RM4,30 per liter. Sedangkan harga RON95 tidak berubah dan akan terus dijual eceran sebesar RM2.05 per liter. Harga solar juga tetap di RM2,15 per liter.
Perubahan harga baru tersebut diterangkan bakal efektif hingga 31 Agustus. Kementerian mengatakan pemerintah akan terus memantau tren harga minyak mentah global dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan kesejahteraan dan kesejahteraan rakyat yang berkelanjutan.
"Untuk melindungi konsumen dari kenaikan harga minyak global, pemerintah akan mempertahankan harga plafon RON95 pada RM2,05 per liter dan solar pada RM2,15 per liter, meskipun harga pasar (berasal dari mekanisme penetapan harga otomatis) untuk RON95 dan diesel telah meningkat di luar harga plafon saat ini," katanya kementerian Malaysia dalam sebuah pernyataan resmi dikutip dari Free Malaysia Today.
Bila dibandingkan dengan harga jual di Indonesia, harga bahan BBM RON 95 di Malaysia yang masih dijual RM2,05 per liter yang setara Rp6.895. Ini bahkan lebih murah daripada Pertalite dengan RON 90 yang setelah mengalami kenaikan menjadi Rp10.000 per liter.
Harga BBM di Malaysia yang lebih murah, ternyata juga masih mendapatkan subsidi dari pemerintah. Pada akhir Juli lalu, Menkeu Keuangan Malaysia, Tengku Zafrul Aziz menyayangkan bahwa subsidi umum lebih menguntungkan orang kaya daripada orang miskin.
Dia mengatakan pemerintah akan menerapkan mekanisme subsidi bahan bakar yang lebih tepat sasaran. Diterangkan bahwa grup T20 (kelompok masyarakat ekonomi atas dengan penghasilan lebih dari Rp37 juta per bulan) menikmati subsidi bahan bakar hingga 8 miliar ringgit atau setara Rp26,9 triliun.
Sementara kelompok B40 (kelompok ekonomi bawah dengan pendapatan di bawah Rp 16 juta) hanya menikmati subsidi bahan bakar sebesar 6 miliar ringgit (Rp20,1 triliun).
Pada akhir Agustus kemarin, kementerian keuangan Malaysia mengumumkan Harga RON97 turun 5 sen menjadi RM4,30 per liter. Sedangkan harga RON95 tidak berubah dan akan terus dijual eceran sebesar RM2.05 per liter. Harga solar juga tetap di RM2,15 per liter.
Perubahan harga baru tersebut diterangkan bakal efektif hingga 31 Agustus. Kementerian mengatakan pemerintah akan terus memantau tren harga minyak mentah global dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan kesejahteraan dan kesejahteraan rakyat yang berkelanjutan.
"Untuk melindungi konsumen dari kenaikan harga minyak global, pemerintah akan mempertahankan harga plafon RON95 pada RM2,05 per liter dan solar pada RM2,15 per liter, meskipun harga pasar (berasal dari mekanisme penetapan harga otomatis) untuk RON95 dan diesel telah meningkat di luar harga plafon saat ini," katanya kementerian Malaysia dalam sebuah pernyataan resmi dikutip dari Free Malaysia Today.
Bila dibandingkan dengan harga jual di Indonesia, harga bahan BBM RON 95 di Malaysia yang masih dijual RM2,05 per liter yang setara Rp6.895. Ini bahkan lebih murah daripada Pertalite dengan RON 90 yang setelah mengalami kenaikan menjadi Rp10.000 per liter.
Harga BBM di Malaysia yang lebih murah, ternyata juga masih mendapatkan subsidi dari pemerintah. Pada akhir Juli lalu, Menkeu Keuangan Malaysia, Tengku Zafrul Aziz menyayangkan bahwa subsidi umum lebih menguntungkan orang kaya daripada orang miskin.
Dia mengatakan pemerintah akan menerapkan mekanisme subsidi bahan bakar yang lebih tepat sasaran. Diterangkan bahwa grup T20 (kelompok masyarakat ekonomi atas dengan penghasilan lebih dari Rp37 juta per bulan) menikmati subsidi bahan bakar hingga 8 miliar ringgit atau setara Rp26,9 triliun.
Sementara kelompok B40 (kelompok ekonomi bawah dengan pendapatan di bawah Rp 16 juta) hanya menikmati subsidi bahan bakar sebesar 6 miliar ringgit (Rp20,1 triliun).