2 Bandara di Dunia yang Pernah Diduga Akan Diambil Alih oleh China karena Gagal Bayar Utang

Kamis, 15 September 2022 - 12:39 WIB
loading...
2 Bandara di Dunia yang Pernah Diduga Akan Diambil Alih oleh China karena Gagal Bayar Utang
Dalam perkembangannya, China dikenal sebagai negara maju yang memiliki pengaruh cukup besar di dunia. Foto DOK The Citizen
A A A
JAKARTA - Dalam perkembangannya, China dikenal sebagai negara maju yang memiliki pengaruh cukup besar di dunia . Kerap disebut sebagai kreditur terbesar di dunia, Negeri Tirai Bambu cukup dermawan dengan banyak memberikan pinjaman terhadap negara-negara lain yang menginginkannya.

Akan tetapi, niat China tersebut banyak dikatakan sebagai akal-akalan untuk bisa memperoleh keuntungan yang lebih besar dari negara yang bersangkutan. Tak jarang, mereka juga memasukkan beberapa poin yang memberatkan dalam rincian perjanjiannya.

Baca juga : Kesepakatan Utang, China Ambil Alih Pengiriman Minyak Venezuela

Berikut dua bandara di dunia yang pernah diduga akan diambil oleh China karena gagal bayar utang.

1. Bandara Internasional Entebbe (Uganda)

Entebbe International Airport merupakan sebuah bandara yang terletak di Uganda. Sekitar akhir tahun 2021, bandara tersebut sempat banyak diberitakan akan diambil alih oleh China.

Dikutip dari laman The Economic Times, beberapa aset yang dimiliki negara Afrika termasuk bandara Entebbe diduga akan diambil oleh China karena Uganda sendiri gagal membayar pinjamannya.

Sebelumnya, pemerintah yang dipimpin Presiden Yoweri Museveni telah menandatangani perjanjian dengan Bank Exim China untuk meminjam USD207 juta guna memperluas Bandara Internasional Entebbe.

Uganda yang gagal membayar pinjaman mencoba menegosiasikan kembali kesepakatan, meski pada akhirnya tidak berhasil juga. Untuk diketahui, bandara Entebbe merupakan satu satunya bandara Internasional Uganda dan menangani lebih dari 1,9 juta penumpang per tahunnya.

Akan tetapi, China sendiri justru menolak tuduhan tersebut. Dikutip dari Reuters, Kedutaan China di Uganda menyebut tuduhan jahat tersebut tidak memiliki dasar faktual dan hanya ditujukan untuk merusak hubungan baik antar kedua negara.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2361 seconds (0.1#10.140)