Kolaborasi Apik Menekan Polusi Plastik Sekali Pakai di Industri Mamin
loading...
A
A
A
JAKARTA - Instellar Indonesia dan Plepah berkolaborasi untuk fokus pada keberlanjutan dan sirkularitas lewat ajang festival mini yang bertajuk Had-SUP (single-use plastic) Dining + Fostering Futures Party 2022. Kegiatan ini dihadirkan untuk menyoroti solusi berkelanjutan untuk mengatasi polusi plastik sekali pakai di industri makanan dan minuman (F&B) di Indonesia, dan untuk menampilkan 10 startup pilihan Hack-SUP Innovation Lab melalui Eco-Innovators Pitching.
ss
Selain publik, acara ini juga dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan kunci ekosistem berkelanjutan seperti eco-innovators, perwakilan perusahaan F&B, platform conveyor, pembuat kebijakan, dan investor yang fokus penanaman modal di bisnis berdampak. Ada pula Sambutan Pembukaan oleh Bapak Ujang Solihin Sidik, Kasubdit Pengelolaan Produsen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Acara tersebut menyajikan Eco-Innovators Showcase dan para startup terpilih dapat menampilkan produk mereka dan Eco-Innovators Pitching sehingga para Founder atau perwakilan dari startup dapat berbagi tentang solusi berkelanjutan mereka. Ke-10 eco-innovators tersebut adalah EcoplastID (Bandung), Go Purun (Banjarmasin), Rumah Jambe-e (Jambi), Plépah (Jakarta) yang memproduksi wadah makanan atau peralatan makan dan minum yang dapat dibuat kompos.
Allas (Jakarta) dan Koinpack (Jakarta) yang menyediakan wadah makanan atau minuman yang dapat dikembalikan dan digunakan kembali. Biopac (Bekasi) dan Evoware (Jakarta) yang memproduksi wadah atau kemasan makanan yang dapat dimakan. Juga, Izifill (Bandung) dan Econesia (Jakarta) menyediakan stasiun air isi ulang atau dispenser.
“Ada solusi yang bisa kita lakukan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, khususnya kemasan makanan. Kita tidak bisa melakukan ini sendirian dan kita harus melakukannya bersama-sama. Kita semua, untuk membuat kemasan alternatif dari bahan non-plastik,” ujar CEO Intellar Romy Cahyadi, dalam keterangannya, Sabtu (17/9/2022).
Kasubdit Tata Laksana Produsen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ujang Solihin Sidik mengatakan, kementeriannya memberikan apresiasi karena dapat terlibat dan bertemu dengan para inovator yang mencari solusi untuk permasalahan plastik. KLHK berharap bisnis para inovator terus berkembang karena bisnis berkelanjutan adalah bisnis masa depan.
"Semoga forum ini dapat menangkap minat para investor yang hadir, sehingga mereka semakin tertarik untuk menanamkan modalnya. Kami dari pemerintah siap untuk berkolaborasi, siap untuk mempromosikan dan bekerja sama untuk meningkatkan bisnis ini. Ini adalah langkah konkrit, bisnis berkelanjutan untuk masa depan demi mengatasi polusi plastik," ujar Kasubdit Tata Laksana Produsen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ujang Solihin Sidik.
Sementara itu, Sing Suen Soon, Program Manager The Incubation Network, menambahkan pihaknya mendukung dan senang dapat ambil bagian dalam kegiatan ini. Melalui pengalaman ini, instusinya dapat melihat solusi alternatif SUP diadopsi oleh penjual makanan dan minuman.
"Kami berharap kemitraan ini akan berlanjut dan memainkan peran kunci dalam memecahkan masalah plastik,” kata Sing Suen Soon.
ss
Selain publik, acara ini juga dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan kunci ekosistem berkelanjutan seperti eco-innovators, perwakilan perusahaan F&B, platform conveyor, pembuat kebijakan, dan investor yang fokus penanaman modal di bisnis berdampak. Ada pula Sambutan Pembukaan oleh Bapak Ujang Solihin Sidik, Kasubdit Pengelolaan Produsen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Acara tersebut menyajikan Eco-Innovators Showcase dan para startup terpilih dapat menampilkan produk mereka dan Eco-Innovators Pitching sehingga para Founder atau perwakilan dari startup dapat berbagi tentang solusi berkelanjutan mereka. Ke-10 eco-innovators tersebut adalah EcoplastID (Bandung), Go Purun (Banjarmasin), Rumah Jambe-e (Jambi), Plépah (Jakarta) yang memproduksi wadah makanan atau peralatan makan dan minum yang dapat dibuat kompos.
Allas (Jakarta) dan Koinpack (Jakarta) yang menyediakan wadah makanan atau minuman yang dapat dikembalikan dan digunakan kembali. Biopac (Bekasi) dan Evoware (Jakarta) yang memproduksi wadah atau kemasan makanan yang dapat dimakan. Juga, Izifill (Bandung) dan Econesia (Jakarta) menyediakan stasiun air isi ulang atau dispenser.
“Ada solusi yang bisa kita lakukan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, khususnya kemasan makanan. Kita tidak bisa melakukan ini sendirian dan kita harus melakukannya bersama-sama. Kita semua, untuk membuat kemasan alternatif dari bahan non-plastik,” ujar CEO Intellar Romy Cahyadi, dalam keterangannya, Sabtu (17/9/2022).
Kasubdit Tata Laksana Produsen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ujang Solihin Sidik mengatakan, kementeriannya memberikan apresiasi karena dapat terlibat dan bertemu dengan para inovator yang mencari solusi untuk permasalahan plastik. KLHK berharap bisnis para inovator terus berkembang karena bisnis berkelanjutan adalah bisnis masa depan.
"Semoga forum ini dapat menangkap minat para investor yang hadir, sehingga mereka semakin tertarik untuk menanamkan modalnya. Kami dari pemerintah siap untuk berkolaborasi, siap untuk mempromosikan dan bekerja sama untuk meningkatkan bisnis ini. Ini adalah langkah konkrit, bisnis berkelanjutan untuk masa depan demi mengatasi polusi plastik," ujar Kasubdit Tata Laksana Produsen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ujang Solihin Sidik.
Sementara itu, Sing Suen Soon, Program Manager The Incubation Network, menambahkan pihaknya mendukung dan senang dapat ambil bagian dalam kegiatan ini. Melalui pengalaman ini, instusinya dapat melihat solusi alternatif SUP diadopsi oleh penjual makanan dan minuman.
"Kami berharap kemitraan ini akan berlanjut dan memainkan peran kunci dalam memecahkan masalah plastik,” kata Sing Suen Soon.