Eropa Berlomba untuk Bersiap Menghadapi Krisis Energi pada Musim Dingin
loading...
A
A
A
BERLIN - Pemerintah Eropa menguraikan langkah-langkah baru untuk mengatasi potensi krisis energi pada musim dingin tahun ini. Daratan Eropa berlomba untuk meningkatkan jaringan energi mereka saat aliran gas Rusia terus berkurang di tengah perang Ukraina .
Spanyol menyusun rencana yang dapat memaksa penutupan beberapa sektor industri saat permintaan mencapai puncaknya, sedangkan Prancis sedang bersiap mengirimkan pasokan gas ke Jerman mulai Oktober. Sementara Berlin mengatakan, masih dalam pembicaraan tentang bantuan negara untuk perusahaan raksasa energi, Uniper yang sedang sakit.
Seperti diketahui pasokan gas Rusia melalui pipa Nord Stream 1 yang pernah menjadi salah satu rute pasokan gas utama Eropa ditutup tanpa batas waktu pada 3 minggu lalu. Namun beberapa pembeli Jerman diketahui tetap memesan pasokan gas Rusia, meski belakangan dibatalkan.
Rusia yang telah memasok sekitar 40% gas Uni Eropa sebelum perang Ukraina pada Februari, mengatakan pihaknya menutup pipa Nord Stream 1 karena sanksi Barat menghambat operasional. Namun politisi Eropa mengatakan, hal itu hanya sebagai alasan dan menuduh Moskow menggunakan energi sebagai senjata.
Harga gas Eropa telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak awal tahun 2022 di tengah penurunan pasokan Rusia. Namun aliran gas Rusia ke Eropa melalui Ukraina, meskipun jauh berkurang tetap berlanjut.
Tetapi penurunan tajam ekspor bahan bakar Rusia, sebagai pembalasan atas sanksi Barat soal invasi Moskow ke Ukraina, telah membuat Eropa berebut untuk menemukan sumber daya energi. Ada juga potensi pemadaman listrik dapat terjadi, di tengah kekhawatiran resesi.
Ekonomi Jerman sudah berkontraksi dan kemungkinan akan menjadi lebih buruk selama musim dingin karena konsumsi gas dipotong atau dijatah, seperti disampaikan Bank sentral negara itu. Ia menambahkan, bahwa ekonomi kemungkinan akan menyusut, bahkan jika penjatahan bisa dihindari karena perusahaan memotong atau menghentikan produksi.
Di Prancis, ekspor gas alam ke Jerman rencananya akan dimulai sekitar 10 Oktober, kata kepala regulator energi CRE Prancis. Hal itu menyusul pengumuman oleh Presiden Emmanuel Macron bahwa kedua tetangga Uni Eropa itu akan saling membantu dengan aliran listrik dan gas di tengah krisis.
Spanyol menyusun rencana yang dapat memaksa penutupan beberapa sektor industri saat permintaan mencapai puncaknya, sedangkan Prancis sedang bersiap mengirimkan pasokan gas ke Jerman mulai Oktober. Sementara Berlin mengatakan, masih dalam pembicaraan tentang bantuan negara untuk perusahaan raksasa energi, Uniper yang sedang sakit.
Seperti diketahui pasokan gas Rusia melalui pipa Nord Stream 1 yang pernah menjadi salah satu rute pasokan gas utama Eropa ditutup tanpa batas waktu pada 3 minggu lalu. Namun beberapa pembeli Jerman diketahui tetap memesan pasokan gas Rusia, meski belakangan dibatalkan.
Rusia yang telah memasok sekitar 40% gas Uni Eropa sebelum perang Ukraina pada Februari, mengatakan pihaknya menutup pipa Nord Stream 1 karena sanksi Barat menghambat operasional. Namun politisi Eropa mengatakan, hal itu hanya sebagai alasan dan menuduh Moskow menggunakan energi sebagai senjata.
Harga gas Eropa telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak awal tahun 2022 di tengah penurunan pasokan Rusia. Namun aliran gas Rusia ke Eropa melalui Ukraina, meskipun jauh berkurang tetap berlanjut.
Tetapi penurunan tajam ekspor bahan bakar Rusia, sebagai pembalasan atas sanksi Barat soal invasi Moskow ke Ukraina, telah membuat Eropa berebut untuk menemukan sumber daya energi. Ada juga potensi pemadaman listrik dapat terjadi, di tengah kekhawatiran resesi.
Ekonomi Jerman sudah berkontraksi dan kemungkinan akan menjadi lebih buruk selama musim dingin karena konsumsi gas dipotong atau dijatah, seperti disampaikan Bank sentral negara itu. Ia menambahkan, bahwa ekonomi kemungkinan akan menyusut, bahkan jika penjatahan bisa dihindari karena perusahaan memotong atau menghentikan produksi.
Di Prancis, ekspor gas alam ke Jerman rencananya akan dimulai sekitar 10 Oktober, kata kepala regulator energi CRE Prancis. Hal itu menyusul pengumuman oleh Presiden Emmanuel Macron bahwa kedua tetangga Uni Eropa itu akan saling membantu dengan aliran listrik dan gas di tengah krisis.