Lupakan Rusia, Jerman Kejar Tutup Kesepakatan Gas dengan UEA
loading...
A
A
A
Jerman dan Qatar telah dalam tahap pembicaraan tentang kemungkinan pengiriman LNG sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari. Sejauh ini belum ada tanda-tanda terobosan dalam negosiasi tersebut.
Menurut pejabat pemerintah Jerman, negosiasi dengan salah satu eksportir LNG terbesar di dunia itu sangat sulit. Mereka menggambarkan strategi Qatar sangat ketat soal harga dan durasi perjanjian yang potensial.
Sementara itu diskusi dengan pemasok gas di Eropa dan Amerika Utara tidak jauh berbeda, dimana sama kompleksnya. Patut digarisbawahi perjuangan berat yang dihadapi Scholz dan pemerintahnya dalam menyegel pasokan jangka pendek untuk membantu ekonomi terbesar Eropa menghindari kekurangan gas saat musim dingin ini.
Perhentian pertama Scholz dalam perjalanannya adalah ke Arab Saudi, di mana dia akan bertemu dengan raja serta Putra Mahkota Mohammed bin Salman, penguasa de facto negara itu. Pada hari Minggu, dia akan berada di UEA dan Qatar, sebelum kembali ke Berlin pada malam harinya.
Pemimpin Jerman itu akan ditemani oleh "delegasi bisnis berpangkat tinggi," kata Hebestreit, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Kementerian Ekonomi Jerman mengatakan, pada hari Kamis bahwa uji coba pertama pengiriman green hidrogen dari UEA telah tiba di Hamburg, bagian dari dorongan untuk membangun "rantai nilai hidrogen komprehensif antara Jerman dan UEA."
"Pengiriman percontohan menjadi dasar penting untuk impor hidrogen jangka menengah," kata kementerian itu dalam pernyataan yang dikirim melalui email.
Sementara Arab Saudi yang bukan eksportir LNG, juga menginvestasikan miliaran dolar dalam hidrogen biru dan hijau. Negara itu juga mendapat tekanan dari Eropa dan AS tahun ini untuk memompa lebih banyak minyak dan menurunkan harga setelah lonjakan harga setelah perang Rusia Ukraina.
Menurut pejabat pemerintah Jerman, negosiasi dengan salah satu eksportir LNG terbesar di dunia itu sangat sulit. Mereka menggambarkan strategi Qatar sangat ketat soal harga dan durasi perjanjian yang potensial.
Sementara itu diskusi dengan pemasok gas di Eropa dan Amerika Utara tidak jauh berbeda, dimana sama kompleksnya. Patut digarisbawahi perjuangan berat yang dihadapi Scholz dan pemerintahnya dalam menyegel pasokan jangka pendek untuk membantu ekonomi terbesar Eropa menghindari kekurangan gas saat musim dingin ini.
Perhentian pertama Scholz dalam perjalanannya adalah ke Arab Saudi, di mana dia akan bertemu dengan raja serta Putra Mahkota Mohammed bin Salman, penguasa de facto negara itu. Pada hari Minggu, dia akan berada di UEA dan Qatar, sebelum kembali ke Berlin pada malam harinya.
Pemimpin Jerman itu akan ditemani oleh "delegasi bisnis berpangkat tinggi," kata Hebestreit, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Kementerian Ekonomi Jerman mengatakan, pada hari Kamis bahwa uji coba pertama pengiriman green hidrogen dari UEA telah tiba di Hamburg, bagian dari dorongan untuk membangun "rantai nilai hidrogen komprehensif antara Jerman dan UEA."
"Pengiriman percontohan menjadi dasar penting untuk impor hidrogen jangka menengah," kata kementerian itu dalam pernyataan yang dikirim melalui email.
Sementara Arab Saudi yang bukan eksportir LNG, juga menginvestasikan miliaran dolar dalam hidrogen biru dan hijau. Negara itu juga mendapat tekanan dari Eropa dan AS tahun ini untuk memompa lebih banyak minyak dan menurunkan harga setelah lonjakan harga setelah perang Rusia Ukraina.
(akr)