Fenomena Investor Milenial: Tumbuh Cepat, tapi Mudah Terjebak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Indonesia Securities Investor Protection Fund (SIPF), Mariska Aritany Azis, mengatakan bahwa jumlah investor di industri keuangan dan pasar modal terus meningkat, terutama untuk sektor ritel.
Dari sekian banyak investor, saat ini didominasi oleh kaum milenial. Menurutnya semakin banyak kaum milenial yang terjun ke industri pasar modal, terutama di tengah perkembangan teknologi yang cukup pesat.
"Peningkatan jumlah investor dalam jangka waktu dua tahun terakhir sangat signifikan, padahal kita menghadapi masa pandemi," ujar Mariska dalam program Market Review di IDX Channel, Kamis (22/9/2022).
Namun pertumbuhan tersebut tidak diiringi dengan literasi yang baik, sehingga masih banyak masyarakat yang terjebak oleh investasi bodong.
"Sayangnya pertumbuhan ini tidak berbanding lurus dengan literasinya, banyak investor ritel yang mendapatkan informasi dari pihak-pihak yang tidak dapat dipercaya, contohnya seperti akun-akun media sosial dan lain sebagainya," terangnya.
Sebagai informasi, menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) jumlah investor pasar modal hingga pertengahan Agustus 2022 mencapai 9,45 juta investor. Jumlah tersebut meningkat delapan kali lipat sejak lima tahun lalu.
Anggota Dewan Komisioner merangkap sebagai Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi mengatakan hampir 60% dari total jumlah investor di pasar modal adalah milenial dan generasi Z yang berusia di bawah 30 tahun.
Lihat Juga: MNC Sekuritas Dukung Kegiatan UNAS Investment Festival: Capital Market Literation For Gen Z
Dari sekian banyak investor, saat ini didominasi oleh kaum milenial. Menurutnya semakin banyak kaum milenial yang terjun ke industri pasar modal, terutama di tengah perkembangan teknologi yang cukup pesat.
"Peningkatan jumlah investor dalam jangka waktu dua tahun terakhir sangat signifikan, padahal kita menghadapi masa pandemi," ujar Mariska dalam program Market Review di IDX Channel, Kamis (22/9/2022).
Namun pertumbuhan tersebut tidak diiringi dengan literasi yang baik, sehingga masih banyak masyarakat yang terjebak oleh investasi bodong.
"Sayangnya pertumbuhan ini tidak berbanding lurus dengan literasinya, banyak investor ritel yang mendapatkan informasi dari pihak-pihak yang tidak dapat dipercaya, contohnya seperti akun-akun media sosial dan lain sebagainya," terangnya.
Sebagai informasi, menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) jumlah investor pasar modal hingga pertengahan Agustus 2022 mencapai 9,45 juta investor. Jumlah tersebut meningkat delapan kali lipat sejak lima tahun lalu.
Anggota Dewan Komisioner merangkap sebagai Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi mengatakan hampir 60% dari total jumlah investor di pasar modal adalah milenial dan generasi Z yang berusia di bawah 30 tahun.
Lihat Juga: MNC Sekuritas Dukung Kegiatan UNAS Investment Festival: Capital Market Literation For Gen Z
(uka)