Bank of England: Inggris Mungkin Sudah Jatuh ke Dalam Resesi
loading...
A
A
A
LONDON - Bank of England (BoE) telah menaikkan suku bunga dari 1,75% menjadi 2,25% atau menjadi level tertinggi dalam 14 tahun. Keputusan ini menjadi peringatan bahwa Inggris mungkin saja sudah jatuh ke dalam resesi ekonomi .
Bank sentral sebelumnya memperkirakan ekonomi akan tumbuh pada kuartal saat ini, tetapi saat ini diyakini bakal menyusut 0,1%. Kenaikan ini menjadi lonjakan suku bunga ketujuh kalinya secara beruntun, saat Bank Sentral mencoba menjinakkan lonjakan harga yang terjadi.
Dibutuhkan biaya pinjaman ke level tertinggi sejak 2008, ketika sistem perbankan Inggris menghadapi keruntuhan. Inflasi saat ini berada pada tingkat tertinggi selama hampir 40 tahun, yaitu 9,9% untuk membuat banyak orang merasakan tekanan keuangan.
Harga-harga secara luas diprediksi bakal menjadi lebih tinggi pada bulan Oktober, meskipun ada rencana pemerintah untuk membatasi lonjakan harga gas dan listrik untuk sektor rumah tangga dan bisnis.
Menaikkan suku bunga secara teoritis bakal membuat membayar pinjaman menjadi makin mahal dan mendorong orang untuk menghabiskan uang untuk harga lebih murah.
Banyak rumah tangga dengan hipotek akan melihat biaya mereka meningkat. Orang-orang dengan hipotek harus membayar sekitar 49 poundslebih banyak selama sebulan, sementara mereka yang menggunakan hipotek suku bunga variabel standar akan melihat peningkatan hingga 31 pounds.
Namun mereka dengan kesepakatan suku bunga tetap tidak akan langsung terpengaruh, meskipun biaya mereka bisa melonjak ketika kesepakatan ada pembaruan.
Mengumumkan keputusan suku bunganya, Komite Kebijakan Moneter Bank (MPC) memperkirakan bahwa ekonomi Inggris sudah masuk dalam resesi. Hal ini didefinisikan ketika ekonomi menyusut selama dua kuartal berturut-turut.
MPC memperkirakan ekonomi Inggris akan menyusut pada periode Juli dan September. Sebelumnya terjadi terkontraksi 0,1% pada kuartal kedua.
Penutupan aktivitas bank pada bulan September, bertambah seiring pemakaman kenegaraan Ratu yang juga akan merugikan ekonomi. Selain itu bank dunia juga merevisi prospek inflasi, dengan mengatakan bahwa intervensi pemerintah untuk mensubsidi tagihan energi domestik mulai Oktober "kemungkinan akan membatasi kenaikan lebih lanjut secara signifikan".
Sekarang diperkirakan inflasi akan mencapai puncaknya hanya di bawah 11% pada Oktober, setelah sebelumnya diramalkan mencapai 13% bulan depan. Namun demikian inflasi saat ini hampir lima kali lipat dari target 2% Bank of England dan bahkan jika mencapai puncaknya pada bulan Oktober, diperkirakan akan tetap di atas 10% "selama beberapa bulan berikutnya" sebelum mulai turun.
"Jika prospek menunjukkan tekanan inflasi yang lebih persisten, termasuk dari permintaan yang lebih kuat, Komite akan merespons dengan tegas, jika perlu," kata MPC, menunjukkan bahwa mereka bersedia menaikkan suku bunga lebih lanjut.
Beberapa ekonom memperkirakan Bank akan menaikkan suku bunga sebesar 0,75 poin persentase bulan ini, sejalan dengan langkah serupa oleh Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa, dan tiga dari sembilan anggota MPC memilih kenaikan seperti itu.
Bank sentral sebelumnya memperkirakan ekonomi akan tumbuh pada kuartal saat ini, tetapi saat ini diyakini bakal menyusut 0,1%. Kenaikan ini menjadi lonjakan suku bunga ketujuh kalinya secara beruntun, saat Bank Sentral mencoba menjinakkan lonjakan harga yang terjadi.
Dibutuhkan biaya pinjaman ke level tertinggi sejak 2008, ketika sistem perbankan Inggris menghadapi keruntuhan. Inflasi saat ini berada pada tingkat tertinggi selama hampir 40 tahun, yaitu 9,9% untuk membuat banyak orang merasakan tekanan keuangan.
Harga-harga secara luas diprediksi bakal menjadi lebih tinggi pada bulan Oktober, meskipun ada rencana pemerintah untuk membatasi lonjakan harga gas dan listrik untuk sektor rumah tangga dan bisnis.
Menaikkan suku bunga secara teoritis bakal membuat membayar pinjaman menjadi makin mahal dan mendorong orang untuk menghabiskan uang untuk harga lebih murah.
Banyak rumah tangga dengan hipotek akan melihat biaya mereka meningkat. Orang-orang dengan hipotek harus membayar sekitar 49 poundslebih banyak selama sebulan, sementara mereka yang menggunakan hipotek suku bunga variabel standar akan melihat peningkatan hingga 31 pounds.
Namun mereka dengan kesepakatan suku bunga tetap tidak akan langsung terpengaruh, meskipun biaya mereka bisa melonjak ketika kesepakatan ada pembaruan.
Mengumumkan keputusan suku bunganya, Komite Kebijakan Moneter Bank (MPC) memperkirakan bahwa ekonomi Inggris sudah masuk dalam resesi. Hal ini didefinisikan ketika ekonomi menyusut selama dua kuartal berturut-turut.
MPC memperkirakan ekonomi Inggris akan menyusut pada periode Juli dan September. Sebelumnya terjadi terkontraksi 0,1% pada kuartal kedua.
Penutupan aktivitas bank pada bulan September, bertambah seiring pemakaman kenegaraan Ratu yang juga akan merugikan ekonomi. Selain itu bank dunia juga merevisi prospek inflasi, dengan mengatakan bahwa intervensi pemerintah untuk mensubsidi tagihan energi domestik mulai Oktober "kemungkinan akan membatasi kenaikan lebih lanjut secara signifikan".
Sekarang diperkirakan inflasi akan mencapai puncaknya hanya di bawah 11% pada Oktober, setelah sebelumnya diramalkan mencapai 13% bulan depan. Namun demikian inflasi saat ini hampir lima kali lipat dari target 2% Bank of England dan bahkan jika mencapai puncaknya pada bulan Oktober, diperkirakan akan tetap di atas 10% "selama beberapa bulan berikutnya" sebelum mulai turun.
"Jika prospek menunjukkan tekanan inflasi yang lebih persisten, termasuk dari permintaan yang lebih kuat, Komite akan merespons dengan tegas, jika perlu," kata MPC, menunjukkan bahwa mereka bersedia menaikkan suku bunga lebih lanjut.
Beberapa ekonom memperkirakan Bank akan menaikkan suku bunga sebesar 0,75 poin persentase bulan ini, sejalan dengan langkah serupa oleh Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa, dan tiga dari sembilan anggota MPC memilih kenaikan seperti itu.
(akr)