Pemerintah Buka Peluang Impor Kompor Listrik, Menteri ESDM: Kalau Harus Demikian Kenapa Nggak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah membuka peluang impor kompor listrik untuk memenuhi kebutuhan program konversi 300.000 unit pada tahun ini. Impor tersebut dilakukan apabila industri dalam negeri tidak dapat memenuhi kebutuhan konversi yang ditetapkan pemerintah.
"Kalau harus demikian, kenapa nggak. Paling tidak, dengan adanya market harus dengan industri sendiri," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif, di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (23/9/2022).
Dia mengungkapkan jika nantinya permintaan kompor induksi kian tinggi maka industri dalam negeri pun akan siap untuk memasok. Sebelumnya, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier menjelaskan, untuk tahun ini baru satu produsen yang menyatakan kesiapan ikut serta dalam program pemerintah. "Yang siap sekarang baru satu industri, jadi PT Adyawinsa. Yang lain baru akan mengikuti," kata Taufiek.
Menurut dia mumnya industri menilai secara teknis program yang adau. Dari sisi keekonomian jika memang layak dan dapat diterima secara komersil maka industri siap untuk mendorong konversi kompor induksi.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, kemampuan suplai industri dalam negeri pada tahun 2022 hanya berasal dari PT Adyawinsa Electrical and Power dengan kapasitas eksisting sebesar 10.000 per bulan. Kapasitas ini bisa meningkat hingga 100.000 per bulan. Sementara itu, kebutuhan nasional saat ini khususnya dari program konversi mencapai 300.000 per bulan.
"Kalau harus demikian, kenapa nggak. Paling tidak, dengan adanya market harus dengan industri sendiri," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif, di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (23/9/2022).
Dia mengungkapkan jika nantinya permintaan kompor induksi kian tinggi maka industri dalam negeri pun akan siap untuk memasok. Sebelumnya, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier menjelaskan, untuk tahun ini baru satu produsen yang menyatakan kesiapan ikut serta dalam program pemerintah. "Yang siap sekarang baru satu industri, jadi PT Adyawinsa. Yang lain baru akan mengikuti," kata Taufiek.
Menurut dia mumnya industri menilai secara teknis program yang adau. Dari sisi keekonomian jika memang layak dan dapat diterima secara komersil maka industri siap untuk mendorong konversi kompor induksi.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, kemampuan suplai industri dalam negeri pada tahun 2022 hanya berasal dari PT Adyawinsa Electrical and Power dengan kapasitas eksisting sebesar 10.000 per bulan. Kapasitas ini bisa meningkat hingga 100.000 per bulan. Sementara itu, kebutuhan nasional saat ini khususnya dari program konversi mencapai 300.000 per bulan.
(nng)