Bapanas Pastikan Persediaan Telur, Daging, dan Minyak Goreng Surplus
loading...
A
A
A
JAKARTA - Persediaan komoditas pangan, seperti telur, daging ayam, jagung hingga minyak goreng di dalam negeri masih surplus. Kepastian kondisi keamanan persediaan pangan ini ditegaskan Badan Pangan Nasional (Bapanas).
"Secara prinsip, kita ini dalam posisi surplus, meskipun memang ada beberapa hal yang kita masih ketergantungan dengan impor," ujar Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa dalam dialog di MNC Trijaya, Sabtu (1/10/2022).
Dia mengungkapkan, beberapa komoditas pangan yang masih diimpor karena persediannya yang terbatas, antara lain kacang kedelai, daging sapi, dan gula. Saat ini, hampir 80 persen kedelai diimpor. Meskipun masih bergantung impor, berdasarkan data prognosa NFA, tiga komoditas tersebut masih mengalami surplus.
Namun demikian, ia mengingatkan semua pihak harus tetap waspada karena ke depan akan ada faktor-faktor yang mempengaruhi produksi. "Sehingga kita harus bergandengan tangan supaya produksi kita selalu diperkuat agar bisa menjaga kestabilan harga di tingkat hulunya juga. Kemudian itu juga bisa menjaga ditingkat hilirnya," kata dia.
Saat ini, lanjutnya, NFA sedang melakukan penguatan regulasi cadangan pangan. Sebab, cadangan pangan yang dipegang oleh pemerintah baru beras, maka dari itu kita akan memperkuat cadangan yang lain.
"Cadangan yang dipegang oleh pemerintah baru beras. Beras ini ada sekitar 800 ribu ton sehingga kita harus perkuat supaya diharapkan sampai 1,2 juta ton. Sementara secara cadangan pangan nasional, beras kita ada 7 juta ton. Jumlah ini sangat banyak mungkin bisa cukup untuk sekitar 3-4 bulan atau bisa lebih," kata Ketut.
Pihaknya sedang menyiapkan Perpres revisi 48 tentang cadangan pangan pemerintah, sehingga tahap pertama kita harus memperkuat cadangan lainnya seperti, jagung, dan kedelai. Perpres tersebut sedang dibahas dan diharapkan dalam dua minggu ke depan hasilnya bisa keluar, karena saat ini masih ada beberapa perbaikan.
"Mudah-mudahan dalam dua minggu ini bisa keluar karena masih ada perbaikan perbaikan sedikit, dapat masukan dari beberapa pihak. Kita harapkan dengan Perpres cadangan pangan ini kita memiliki regulasi yang jelas soal cadangan pangan ke depan seperti apa," pungkasnya.
"Secara prinsip, kita ini dalam posisi surplus, meskipun memang ada beberapa hal yang kita masih ketergantungan dengan impor," ujar Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa dalam dialog di MNC Trijaya, Sabtu (1/10/2022).
Dia mengungkapkan, beberapa komoditas pangan yang masih diimpor karena persediannya yang terbatas, antara lain kacang kedelai, daging sapi, dan gula. Saat ini, hampir 80 persen kedelai diimpor. Meskipun masih bergantung impor, berdasarkan data prognosa NFA, tiga komoditas tersebut masih mengalami surplus.
Namun demikian, ia mengingatkan semua pihak harus tetap waspada karena ke depan akan ada faktor-faktor yang mempengaruhi produksi. "Sehingga kita harus bergandengan tangan supaya produksi kita selalu diperkuat agar bisa menjaga kestabilan harga di tingkat hulunya juga. Kemudian itu juga bisa menjaga ditingkat hilirnya," kata dia.
Saat ini, lanjutnya, NFA sedang melakukan penguatan regulasi cadangan pangan. Sebab, cadangan pangan yang dipegang oleh pemerintah baru beras, maka dari itu kita akan memperkuat cadangan yang lain.
"Cadangan yang dipegang oleh pemerintah baru beras. Beras ini ada sekitar 800 ribu ton sehingga kita harus perkuat supaya diharapkan sampai 1,2 juta ton. Sementara secara cadangan pangan nasional, beras kita ada 7 juta ton. Jumlah ini sangat banyak mungkin bisa cukup untuk sekitar 3-4 bulan atau bisa lebih," kata Ketut.
Pihaknya sedang menyiapkan Perpres revisi 48 tentang cadangan pangan pemerintah, sehingga tahap pertama kita harus memperkuat cadangan lainnya seperti, jagung, dan kedelai. Perpres tersebut sedang dibahas dan diharapkan dalam dua minggu ke depan hasilnya bisa keluar, karena saat ini masih ada beberapa perbaikan.
"Mudah-mudahan dalam dua minggu ini bisa keluar karena masih ada perbaikan perbaikan sedikit, dapat masukan dari beberapa pihak. Kita harapkan dengan Perpres cadangan pangan ini kita memiliki regulasi yang jelas soal cadangan pangan ke depan seperti apa," pungkasnya.
(eyt)