Profil 3 Pendiri Traveloka, Nomor 1 Masuk Daftar Terkaya di Dunia

Selasa, 04 Oktober 2022 - 14:14 WIB
loading...
Profil 3 Pendiri Traveloka,...
Tiga pendiri Traveloka sukses mengembangkan perusahaan hingga menyandang status unicorn dalam waktu lima tahun. Foto/SINDOnews/Inda Susanti
A A A
JAKARTA - Para pendiri atau co-founder Traveloka yang merupakan tiga anak muda Indonesia, sukses mengembangkan perusahaan hingga menyandang status unicorn dalam waktu lima tahun.

Didirikan pada 2012, Traveloka digawangi Ferry Unardi bersama dua rekannya Derianto Kusuma dan Albert. Ketiganya menimba ilmu di Amerika Serikat (AS).

Pada awal pendiriannya, Traveloka hanya menawarkan layanan pencari dan pembanding harga tiket pesawat, lalu berubah menjadi situs pemesanan tiket pesawat.

Dengan inovasi yang cukup cemerlang, bukan berarti Traveloka tumbuh dengan mudah. Perusahaan yang awalnya hanya memiliki delapan karyawan itu sempat dipandang sebelah mata dan banyak maskapai penerbangan yang menolak bekerja sama.

Pantang menyerah, Ferry Unardi cs berupaya terus adaptif dengan perkembangan teknologi baru pemesanan tiket. Pada akhirnya, usaha mereka berbuah manis.

Selain banyak maskapai penerbangan yang bergabung, Traveloka juga mendapat pendanaan dari perusahaan venture capital, East Ventures pada 2012 dan Global Founders Capital pada 2013.

Dengan beragam inovasi dan pengembangan yang dilakukan para pendiri serta dukungan investor, dalam tempo hanya lima tahun Traveloka melesat menjadi startup unicorn pada 2017. Valuasi perusahaan penyedia layanan pemesanan transportasi dan gaya hidup itu ditaksir mencapai USD3 miliar.

Perusahaan pemesanan dan pembelian tiket pesawat dan hotel atau yang dikenal dengan online travel agent (OTA) itu kini telah menjelma menjadi lifestyle superapp. Operasionalnya pun tak hanya di Indonesia tapi juga hadir di lima negara Asia Tenggara yaitu Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam.



Mengutip laman resminya, Traveloka merupakan lifestyle superapp di Asia Tenggara yang memungkinkan pengguna untuk menemukan dan memesan beragam produk perjalanan, local services, dan layanan keuangan. Aplikasi Traveloka telah diunduh lebih dari 100 juta kali, menjadikannya sebagai aplikasi pemesanan perjalanan dan gaya hidup paling populer di kawasan Asia Tenggara.

Belum lama ini, Traveloka juga mengumumkan ihwal pengumpulan dana sebesar USD300 juta atau setara Rp4,5 triliun. Pendanaan tersebut antara lain dari Indonesia Investment Authority (INA), BlackRock, Allianz Global Investors, Orion Capital Asia, dan lembaga keuangan internasional lainnya. Berikut ini profil tiga pendiri (Co Founder) Traveloka:

1. Ferry Unardi
Ferry merintis bisnis Traveloka saat usianya menginjak 24 tahun bersama dua sahabatnya. Saat itu dia tengah menempuh studi S2 di Universitas Harvard di Massachusetts, Amerika Serikar (AS). Dia melanjutkan kuliah setelah resign dari Microsoft di Seattle.

Mengutip beragam sumber, Ferry lahir di kota Padang pada 16 Januari 1988. Setelah lulus sekolah menengah, Ferry memutuskan untuk melanjutkan pendidikan universitas. Pilihannya jatuh kepada Purdue University di AS dengan jurusan Computer Science dan Engineering.

Profil 3 Pendiri Traveloka, Nomor 1 Masuk Daftar Terkaya di Dunia


Usai meraih gelar S1, Ferry sempat bekerja di Microsoft di Seattle sebagai seorang software engineer. Tiga tahun bekerja di sana, Ferry yang merasa bosan dengan pekerjaannya, lalu mencoba terbang ke China untuk mencari pemikiran baru. Hasil pemikirannya adalah industri travel dan penerbangan.

Namun, sebagai seorang insinyur dia merasa belum mantap dan percaya diri untuk memulai bisnis rintisan atau startup. Akhirnya, dia memutuskan melanjutkan studi S2 Bisnis di Universitas Harvard.

Saat kuliah baru berjalan satu semester, Ferry justri tertarik untuk mengembangkan perusahaan startup. Ide membuka situs pemesanan tiket pesawat konon bermula dari permasalahan Ferry yang kesulitan memesan tiket pesawat ketika akan pulang dari Amerika ke kampung halamannya di Padang. Tak dinyana, rasa ketidaknyamanan itu justru menjadi pintu yang membuka peluang bisnis.

Dari situ, Ferry memtuskan meninggalkan studinya di Harvard dan memilih untuk mengembangkan sebuah mesin pencari tiket pesawat yang dapat diakses semua orang.

Bersama Derianto Kusuma dan Albert Zhang, Ferry mendirikan Traveloka pada tahun 2012. Berkat kerja keras dan berbagai inovasi yang mereka lakukan, bisnis terus berkembang dan mendapat kepercayaan investor dengan diraihnya berbagai pendanaan. Dalam tempo lima tahun, Traveloka terus melejit hingga menjadi startup bertitel unicorn pada 2017.

Seiring kemajuan Traveloka, nilai kekayaan Ferry pun meningkat. Ferry Unardi masuk dalam jajaran pendiri startup terkaya bersama Traveloka yang memiliki valuasi USD2 miliar atau setara Rp28 triliun pada 2019. Dia juga masuk daftar Forbes 30 Under 30 Asia untuk kategori Retail & E-Commerce.

Selain itu, Ferry juga menjadi satu dari 150 orang dalam daftar orang terkaya di Indonesia menurut Globe Asia yang dirilis tahun 2018. Berada di urutan 146, Globe Asia memperkirakan kekayaan bersih Ferry saat itu mencapai USD145 atau setara Rp2,09 triliun. Untuk diketahui, saat itu Ferry baru berusia 30 tahun.



2. Derianto Kusuma
Lahir dan besar di Indonesia, Derianto belajar ilmu komputer di Stanford University di California pada 2006-2010. Mengutip profilnya di laman linkedin, Deri, sapaan akrab Derianto, tercatat pernah bekerja di Microsoft sebagai Software Development Engineer in Test pada April 2010-Mei 2011. Selanjutnya, dia bekerja sebagai Senior Software Engineer di LinkedIn pada Juni 2011 selama kurang dari setahun.

Pada Maret 2012, Deri mulai membangun Traveloka bersama dua sahabatnya, di mana posisinya sebagai Co-founder dan Chief Technology Officer (CTO) Traveloka.

Bersama pendiri Traveloka lainnya, Derianto berhasil membawa perusahaan ini mencapai pertumbuhan luar biasa hingga menjadi salah satu perusahaan teknologi terkemuka di Asia Tenggara.

Enam tahun lebih bersama Traveloka, Deri mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya sebagai CTO yang efektif pada 30 November 2018.

CEO dan Co-Founder Traveloka Ferry Unardi dalam keterangan tertulis pada Selasa, 27 November 2018, menyebut Deri memiliki peran tak tertandingi dalam pertumbuhan dan kesuksesan Traveloka. Peran Deri tidak hanya membangun dan membesarkan sistem dan kapabilitas teknologi yang sustainable, tapi juga organisasi yang sustainable.

Usai keluar dari Traveloka, Deri berfokus mengembangkan usaha baru dalam kategori yang tidak bersaing dengan Traveloka. Pria yang kini tinggal di Singapura itu dikabarkan menjalankan startup tahap awal.



3. Albert
Sama seperti Ferry, Albert menimba ilmu komputer di Universitas Purdue di Amerika. Pria asal Medan itu juga sempat bekerja di salah satu perusahaan di Negeri Paman Sam sebelum kembali ke Indonesia dan ikut membidani kelahiran Traveloka.

Demi fokus membangun Traveloka, Albert resign dari Netsuite, perusahaan penyedia layanan awan yang lantas diakuisisi oleh Oracle. Bersama dua sahabatnya, Albert merintis bisnis reservasi tiket pesawat berbasis teknologi atau dikenal juga sebagai biro perjalanan online (online travel agent/OTA) pada 2012. Di Traveloka, Albert menjabat sebagai Head of Design.

Bermula dari delapan karyawan, Traveloka yang telah menjelma menjadi lifestyle superapp kini memiliki lebih dari 2.000 talenta terbaik dari Asia Tenggara dan kawasan lainnya seperti Eropa dan Amerika.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2138 seconds (0.1#10.140)