OPEC+ Siap Bahas Pengurangan Produksi, Harga Minyak Dunia Tergelincir

Rabu, 05 Oktober 2022 - 11:04 WIB
loading...
OPEC+ Siap Bahas Pengurangan Produksi, Harga Minyak Dunia Tergelincir
Harga minyak dunia mengalami koreksi merespons rencana pengurangan produksi negara-negara OPEC+. FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Harga minyak dunia tergelincir pada perdagangan Rabu (5/10), setelah sempat menguat di menit-menit awal menjelang pertemuan organisasi negara pengekspor minyak bumi (OPEC) dan sekutu untuk membahas potensi pengurangan produksi. Data perdagangan menunjukkan minyak Brent di Intercontinental Exchange (ICE) untuk kontrak Desember koreksi 0,46% menjadi USD91,38 per barel, setelah naik lebih dari 2,94% di sesi sebelumnya.

Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk pengiriman Desember merosot 0,62% sebesar USD84,97 per barel, usai menanjak 2,89% di sesi sebelumnya. Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, bersama-sama disebut OPEC+, akan mengadakan pertemuan di Wina, Austria pada Rabu ini (5/10), membahas pengurangan produksi sebesar 2 juta barel per hari (bph), demikian kata sumber OPEC kepada Reuters, dilansir Rabu (5/10/2022).



Apabila benar terjadi, maka kebijakan itu bakal menjadi pengurangan produksi terbesar grup sejak penurunan permintaan yang dihantam oleh Covid-19 pada 2020. "Pengurangan pada skala ini akan secara signifikan memperketat pasar," kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan.

Amerika Serikat mendorong produsen OPEC+ untuk tidak melanjutkan pemangkasan besar-besaran di tengah upaya Presiden Joe Biden untuk mencegah kenaikan harga bensin AS. Dampak pengetatan pasokan dinilai akan terbatas lantaran sejumlah negara anggota OPEC+ telah memompa minyak jauh di bahwa kuota yang ada. Sebagai catatan, pada Agustus, OPEC+ meleset dari target produksinya sebesar 3,58 juta barel per hari.



Namun demikian, kesepakatan ihwal pemotongan produksi dalam jumlah yang masif, dinilai ANZ akan mengirimkan pesan kuat bahwa kelompok tersebut bertekad untuk mendukung pasar. Di tengah ketatnya stok ditambah sanksi Uni Eropa terhadap minyak Rusia, prospek permintaan dipandang masih dibayangi kekhawatiran resesi.

"Dolar AS, kekhawatiran pertumbuhan global, dan sanksi UE yang akan berlaku pada 5 Desember, semuanya tetap menjadi pendorong penting harga minyak dalam jangka pendek," kata analis Commonwealth Bank, Vivek Dhar dalam sebuah catatan.

(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2040 seconds (0.1#10.140)