Wawancara Dubes RI untuk Inggris Raya, Dr Desra Percaya: Hubungan Ekonomi RI-Inggris Masuki Babak Baru
loading...
A
A
A
Saya juga pernah mengunjungi restoran yang menjual sate, mendoan, cendol, dan makanan khas Indonesia. Restoran itu sangat terkenal dan rencananya akan membuka cabang di area lain di London atas bantuan BNI. Beberapa waktu lalu, saya juga ikut meresmikan pembukaan warung bakso yang Indonesia banget.
Saat ini, mungkin ada sekitar 80 UMKM Indonesia di bidang kuliner dan spa. Seorang pengusaha spa asal Indonesia mengaku awalnya dia bekerja di perusahaan minyak. Namun, karena tidak tahan bekerja di situ, dia akhirnya membuka tempat spa mengingat dia memiliki keahlian memijat. Pengobatan tradisional ini laris.
Bagaimana hubungan pendidikan antara Indonesia dan Inggris saat ini?
Hubungannya sangat bagus karena kedua negara menandatangani nota kesepahaman (MoU). Namun, MoU ini perlu diperpanjang. Saya bangga dengan pelajar Indonesia yang ada di Inggris. Mereka aktif, pintar, dan berpestasi. Melalui berbagai program beasiswa, mahasiswa Indonesia banyak yang sekolah di London.
Selain itu, kami ingin memastikan tidak hanya pelajar Indonesia yang datang ke Inggris, tapi pelajar Inggris datang ke Indonesia, terutama mereka yang berminat mempelajari bahasa, budaya, dan toleransi di Tanah Air. Pendidikan menjadi jembatan untuk membangun persahabatan dan menumbuhkan kesalingpengertian.
Saat menghadiri pemakaman Ratu Elizabeth II, saya juga bertemu dengan seorang ibu-ibu yang menyambut dengan bahasa Indonesia. Ternyata, dia pernah belajar di UPI Bandung. Saya sendiri pernah mendapatkan Chevening Awards. Orang Inggris senang ketika melihat saya sekarang menjadi Dubes RI di London.
Indonesia memilih untuk bersikap non-blok dalam Perang Rusia-Ukraina. Bagaimana posisi Inggris dalam konflik tersebut?
Inggris termasuk negara yang paling terdepan membela Ukraina, terutama di meja Parlemen. PM baru Inggris Liz Truss juga berjanji untuk meningkatkan bantuan keuangan. Ketika Bu Menlu Retno bertemu dengan Truss, isu terkait pelanggaran kedaulatan dan integritas di Ukraina telah kembali ditekankan dan ditegaskan.
Namun, kami sampaikan kenapa tidak ada negara yang mengedepankan solusi perdamaian dan memilih berperang dan menghancurkan Rusia? Perang tidak akan menyelesaikan masalah, justru memperburuk situasi. Kondisi ini secara tidak langsung menciptakan peluang bagi kita untuk berupaya mencari solusi perdamaian.
Contoh yang baik sudah ditunjukkan Pak Jokowi yang berkunjung ke Ukraina dan Rusia dalam waktu berdekatan. Aksi itu setidaknya akan menjadi simbol upaya dan dialog perdamaian dari Indonesia.
Dengan terjadinya Perang Rusia-Ukraina, Inggris dilaporkan mengalami krisis energi dan pangan. Seperti apa kondisi kehidupan di sana?
Di sini memang telah terjadi krisis energi. Selain tagihan listrik yang membengkak, harga barang pokok juga melonjak tinggi. Kendati demikian, saya kira Inggris tidak akan sampai mengalami bencana energi atau kelaparan. Sebab, Inggris tidak terlalu bergantung kepada Rusia. Mereka hanya terdampak kenaikkan harga.
Permasalahan ini muncul bukan hanya akibat Perang Rusia-Ukraina, tapi juga pandemi Covid-19 dan Brexit. Saat ini, Inggris berencana mencari sumber energi baru untuk menekan harga energi. Pemerintah Inggris juga sudah memberikan bantuan sosial kepada rakyat kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Saat ini, mungkin ada sekitar 80 UMKM Indonesia di bidang kuliner dan spa. Seorang pengusaha spa asal Indonesia mengaku awalnya dia bekerja di perusahaan minyak. Namun, karena tidak tahan bekerja di situ, dia akhirnya membuka tempat spa mengingat dia memiliki keahlian memijat. Pengobatan tradisional ini laris.
Bagaimana hubungan pendidikan antara Indonesia dan Inggris saat ini?
Hubungannya sangat bagus karena kedua negara menandatangani nota kesepahaman (MoU). Namun, MoU ini perlu diperpanjang. Saya bangga dengan pelajar Indonesia yang ada di Inggris. Mereka aktif, pintar, dan berpestasi. Melalui berbagai program beasiswa, mahasiswa Indonesia banyak yang sekolah di London.
Selain itu, kami ingin memastikan tidak hanya pelajar Indonesia yang datang ke Inggris, tapi pelajar Inggris datang ke Indonesia, terutama mereka yang berminat mempelajari bahasa, budaya, dan toleransi di Tanah Air. Pendidikan menjadi jembatan untuk membangun persahabatan dan menumbuhkan kesalingpengertian.
Saat menghadiri pemakaman Ratu Elizabeth II, saya juga bertemu dengan seorang ibu-ibu yang menyambut dengan bahasa Indonesia. Ternyata, dia pernah belajar di UPI Bandung. Saya sendiri pernah mendapatkan Chevening Awards. Orang Inggris senang ketika melihat saya sekarang menjadi Dubes RI di London.
Indonesia memilih untuk bersikap non-blok dalam Perang Rusia-Ukraina. Bagaimana posisi Inggris dalam konflik tersebut?
Inggris termasuk negara yang paling terdepan membela Ukraina, terutama di meja Parlemen. PM baru Inggris Liz Truss juga berjanji untuk meningkatkan bantuan keuangan. Ketika Bu Menlu Retno bertemu dengan Truss, isu terkait pelanggaran kedaulatan dan integritas di Ukraina telah kembali ditekankan dan ditegaskan.
Namun, kami sampaikan kenapa tidak ada negara yang mengedepankan solusi perdamaian dan memilih berperang dan menghancurkan Rusia? Perang tidak akan menyelesaikan masalah, justru memperburuk situasi. Kondisi ini secara tidak langsung menciptakan peluang bagi kita untuk berupaya mencari solusi perdamaian.
Contoh yang baik sudah ditunjukkan Pak Jokowi yang berkunjung ke Ukraina dan Rusia dalam waktu berdekatan. Aksi itu setidaknya akan menjadi simbol upaya dan dialog perdamaian dari Indonesia.
Dengan terjadinya Perang Rusia-Ukraina, Inggris dilaporkan mengalami krisis energi dan pangan. Seperti apa kondisi kehidupan di sana?
Di sini memang telah terjadi krisis energi. Selain tagihan listrik yang membengkak, harga barang pokok juga melonjak tinggi. Kendati demikian, saya kira Inggris tidak akan sampai mengalami bencana energi atau kelaparan. Sebab, Inggris tidak terlalu bergantung kepada Rusia. Mereka hanya terdampak kenaikkan harga.
Permasalahan ini muncul bukan hanya akibat Perang Rusia-Ukraina, tapi juga pandemi Covid-19 dan Brexit. Saat ini, Inggris berencana mencari sumber energi baru untuk menekan harga energi. Pemerintah Inggris juga sudah memberikan bantuan sosial kepada rakyat kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan pokok.