Wawancara Dubes RI untuk Inggris Raya, Dr Desra Percaya: Hubungan Ekonomi RI-Inggris Masuki Babak Baru
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejak 1949, Indonesia dan Inggris telah menjalin hubungan diplomatik yang sangat erat. Dengan diperkuat berbagai kesepakatan kerja sama dan diakrabkan di dalam satu organisasi internasional seperti Group of 20 (G20), hubungan kedua negara telah memasuki babak baru yang saling menguntungkan di berbagai bidang.
Meskipun berbeda kawasan, Indonesia telah menjadi mitra dagang terbesar ke-53 Inggris. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan Internasional Inggris, total perdagangan barang dan jasa antara kedua negara mencapai 2,9 miliar poundsterling (Rp47,3 triliun) pada 2021, naik sekitar 17,8% dibandingkan 2020.
Indonesia juga menjadi salah satu mitra investasi terbesar Inggris. Pada 2020, total investasi Inggris di Tanah Air mencapai 5,1 miliar poundsterling dari total investasi global Inggris 1,7 triliun poundsterling. Adapun investasi Indonesia di Inggris mencapai 11 juta poundsterling yang digawangi sebagian besar oleh BUMN.
(Baca juga:Rusia Panggil Dubes Inggris Terkait Insiden Dekat Crimea)
Pemerintah Indonesia dan Inggris juga saling menghormati, mulai dari tingkat parlemen, menteri, hingga kepala negara, sekalipun menghadapi berbagai tantangan domestik, kawasan, dan global. Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Inggris yang beberapa kali berganti juga bertekad menjaga hubungan bilateral.
Selain antar-pemerintah dan antar-pebisnis, hubungan antar-warga Indonesia dan Inggris juga berjalan sangat baik. Melalui berbagai program, banyak pelajar muda Indonesia yang mengenyam pendidikan di London. Warga Inggris juga banyak yang berkunjung ke Tanah Air untuk menikmati pesona alam dan cagar budaya.
Sebagai upaya untuk mengenal lebih dekat diplomasi Indonesia di tanah Inggris yang kini menghadapi pergantian PM, Raja, dan Brexit, KORAN SINDO dan Sindonews.com berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan Duta Besar (Dubes) RI untuk Inggris Raya, Dr Desra Percaya, melalui komunikasi video beberapa waktu lalu. Berikut petikan wawancaranya:
Bagaimana kondisi di Inggris saat ini pascapandemi Covid-19?
Saya dapat mengatakan bahwa di Inggris semuanya sudah kembali normal. Pemerintah sudah tidak lagi mewajibkan penggunaan masker atau memberlakukan protokol kesehatan (prokes) lainnya. Tapi, kami tetap menggunakan masker untuk berjaga-jaga. Hanya saja, orang-orang di sini kebanyakan mengira kami sakit. Sebagai salah satu perwakilan asing yang mengikuti prosesi pemakaman Ratu Elizabeth II.
Bagaimana kesan dan pesan Anda selama mengikuti acara tersebut?
Prosesi pemakamannya khidmat dan menggugah jiwa. Pengelolaannya sangat serius, terutama dari segi protokol, mengingat pengelolanya adalah menteri. Hal paling unik adalah semua tamu datang naik bus yang disediakan, baik itu presiden ataupun kaisar. Setiba di lokasi, semua tamu harus mengisi buku duka cita.
Setelah itu, di Westminster Hall, kita berjalan masuk untuk menaiki podium dan memberikan salam hormat. Pemakamannya sendiri dilakukan di Westminster Abbey, sebuah gereja agung yang juga sering digunakan sebagai tempat tradisional penobatan raja atau ratu baru. Saya melihat acara ini dijalankan profesional.
Meskipun berbeda kawasan, Indonesia telah menjadi mitra dagang terbesar ke-53 Inggris. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan Internasional Inggris, total perdagangan barang dan jasa antara kedua negara mencapai 2,9 miliar poundsterling (Rp47,3 triliun) pada 2021, naik sekitar 17,8% dibandingkan 2020.
Indonesia juga menjadi salah satu mitra investasi terbesar Inggris. Pada 2020, total investasi Inggris di Tanah Air mencapai 5,1 miliar poundsterling dari total investasi global Inggris 1,7 triliun poundsterling. Adapun investasi Indonesia di Inggris mencapai 11 juta poundsterling yang digawangi sebagian besar oleh BUMN.
(Baca juga:Rusia Panggil Dubes Inggris Terkait Insiden Dekat Crimea)
Pemerintah Indonesia dan Inggris juga saling menghormati, mulai dari tingkat parlemen, menteri, hingga kepala negara, sekalipun menghadapi berbagai tantangan domestik, kawasan, dan global. Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Inggris yang beberapa kali berganti juga bertekad menjaga hubungan bilateral.
Selain antar-pemerintah dan antar-pebisnis, hubungan antar-warga Indonesia dan Inggris juga berjalan sangat baik. Melalui berbagai program, banyak pelajar muda Indonesia yang mengenyam pendidikan di London. Warga Inggris juga banyak yang berkunjung ke Tanah Air untuk menikmati pesona alam dan cagar budaya.
Sebagai upaya untuk mengenal lebih dekat diplomasi Indonesia di tanah Inggris yang kini menghadapi pergantian PM, Raja, dan Brexit, KORAN SINDO dan Sindonews.com berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan Duta Besar (Dubes) RI untuk Inggris Raya, Dr Desra Percaya, melalui komunikasi video beberapa waktu lalu. Berikut petikan wawancaranya:
Bagaimana kondisi di Inggris saat ini pascapandemi Covid-19?
Saya dapat mengatakan bahwa di Inggris semuanya sudah kembali normal. Pemerintah sudah tidak lagi mewajibkan penggunaan masker atau memberlakukan protokol kesehatan (prokes) lainnya. Tapi, kami tetap menggunakan masker untuk berjaga-jaga. Hanya saja, orang-orang di sini kebanyakan mengira kami sakit. Sebagai salah satu perwakilan asing yang mengikuti prosesi pemakaman Ratu Elizabeth II.
Bagaimana kesan dan pesan Anda selama mengikuti acara tersebut?
Prosesi pemakamannya khidmat dan menggugah jiwa. Pengelolaannya sangat serius, terutama dari segi protokol, mengingat pengelolanya adalah menteri. Hal paling unik adalah semua tamu datang naik bus yang disediakan, baik itu presiden ataupun kaisar. Setiba di lokasi, semua tamu harus mengisi buku duka cita.
Setelah itu, di Westminster Hall, kita berjalan masuk untuk menaiki podium dan memberikan salam hormat. Pemakamannya sendiri dilakukan di Westminster Abbey, sebuah gereja agung yang juga sering digunakan sebagai tempat tradisional penobatan raja atau ratu baru. Saya melihat acara ini dijalankan profesional.