Wall Street Dibuka Koreksi, Rilis Data Ketenagakerjaan jadi Sentimen
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tiga indeks Wall Street dibuka melemah pada perdagangan Rabu (5/10/2022), terbebani melemahnya pertumbuhan saham-saham megacaps dan sektor teknologi. Hal ini menyusul data permintaan tenaga kerja yang tangguh di tengah tren peningkatan suku bunga.
Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 0,69% di 30.108,08, S&P 500 (SPX) koreksi 0,75% di 3.762,60, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) merosot 1,07% di 11.056,73.
Komponen saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah SPX antara lain Twitter Inc, Ford Motor, dan Carnival Corp.
Tiga top gainers ditempati oleh Lamb Weston Holdings menguat 4,85%, Exxon Mobil naik 2,62%, dan ResMed tumbuh 2,54%, sedangkan top losers diduduki oleh Lumen Technologies turun 5,53%, DISH Network merosot 3,83%, dan Carnival Corp tertekan 3,45%.
Malam ini tampak merupakan koreksi wajar setelah ketiga indeks acuan menguat beberapa sesi sebelumnya. Diketahui SPX telah naik 5,7% dalam minggu ini, dipengaruhi penurunan imbal hasil yield treasury Amerika Serikat.
Namun, malam ini, imbal hasil treasury AS tenor 10 tahun kembali naik, lantaran para pelaku pasar tengah mempertimbangkan kembali posisi mereka dengan melihat seberapa agresif Federal Reserve atau The Fed akan menaikkan suku bunga mereka pada pertemuan mendatang.
Di tengah gonjang-ganjing kekhawatiran resesi global, data ADP non-farm menunjukkan ada kenaikan permintaan tenaga kerja swasta di luar sektor pertanian pada bulan September.
Hal ini menunjukkan ada banyak ruang bagi Fed untuk lebih memperketat pasar demi menjaga inflasi pada kisaran 2%.
"Ada atau tidaknya penambahan pekerjaan dari yang diperkirakan mengarah pada sinyal bahwa the Fed tidak akan mengubah kebijakannya," ujar Manajer Portfolio Dakota Wealth Robert Pavlik, dilansir Reuters, Rabu (5/10/2022).
Ke depan pasar menantikan data pekerjaan dari pemerintah untuk mengukur lebih jauh seberapa besar permintaan tenaga kerja di tengah kondisi saat ini. Data pekerjaan swasta dijadwalkan akan dirilis pada Jumat depan.
Lebih jauh, investor juga menunggu rilis indeks PMI non-manufaktur ISM untuk melihat fundamental ekonomi Amerika Serikat, selain pernyataan dari sejumlah pejabat The Fed pada pekan ini.
Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 0,69% di 30.108,08, S&P 500 (SPX) koreksi 0,75% di 3.762,60, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) merosot 1,07% di 11.056,73.
Komponen saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah SPX antara lain Twitter Inc, Ford Motor, dan Carnival Corp.
Tiga top gainers ditempati oleh Lamb Weston Holdings menguat 4,85%, Exxon Mobil naik 2,62%, dan ResMed tumbuh 2,54%, sedangkan top losers diduduki oleh Lumen Technologies turun 5,53%, DISH Network merosot 3,83%, dan Carnival Corp tertekan 3,45%.
Malam ini tampak merupakan koreksi wajar setelah ketiga indeks acuan menguat beberapa sesi sebelumnya. Diketahui SPX telah naik 5,7% dalam minggu ini, dipengaruhi penurunan imbal hasil yield treasury Amerika Serikat.
Namun, malam ini, imbal hasil treasury AS tenor 10 tahun kembali naik, lantaran para pelaku pasar tengah mempertimbangkan kembali posisi mereka dengan melihat seberapa agresif Federal Reserve atau The Fed akan menaikkan suku bunga mereka pada pertemuan mendatang.
Di tengah gonjang-ganjing kekhawatiran resesi global, data ADP non-farm menunjukkan ada kenaikan permintaan tenaga kerja swasta di luar sektor pertanian pada bulan September.
Hal ini menunjukkan ada banyak ruang bagi Fed untuk lebih memperketat pasar demi menjaga inflasi pada kisaran 2%.
"Ada atau tidaknya penambahan pekerjaan dari yang diperkirakan mengarah pada sinyal bahwa the Fed tidak akan mengubah kebijakannya," ujar Manajer Portfolio Dakota Wealth Robert Pavlik, dilansir Reuters, Rabu (5/10/2022).
Ke depan pasar menantikan data pekerjaan dari pemerintah untuk mengukur lebih jauh seberapa besar permintaan tenaga kerja di tengah kondisi saat ini. Data pekerjaan swasta dijadwalkan akan dirilis pada Jumat depan.
Lebih jauh, investor juga menunggu rilis indeks PMI non-manufaktur ISM untuk melihat fundamental ekonomi Amerika Serikat, selain pernyataan dari sejumlah pejabat The Fed pada pekan ini.
(ind)