Harta Lenyap Rp1.000 Triliun, Bos Facebook Akui Kehebatan TikTok

Minggu, 16 Oktober 2022 - 12:00 WIB
loading...
Harta Lenyap Rp1.000...
CEO Meta Mark Zuckerberg mengakui gagal mengantisipasi tren baru di jejaring sosial yang berkontribusi pada kesuksesan saingannya TikTok. FOTO/Forbes
A A A
JAKARTA - CEO Meta Mark Zuckerberg mengakui gagal mengantisipasi tren baru di jejaring sosial yang berkontribusi pada kesuksesan saingannya TikTok . Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Rabu waktu setempat di buletin Statechery analis Ben Thompson, pendiri Facebook mengatakan dia seperti melewatkan cara baru orang berinteraksi dengan konten yang ditemukan melalui layanan jejaring sosial.

"Orang-orang semakin menggunakan umpan jejaring sosial mereka untuk menemukan konten yang menarik dibandingkan dengan melihat media yang dibagikan oleh teman-teman yang mereka ikuti. Meskipun orang masih berinteraksi dengan konten yang dibagikan teman mereka di umpan mereka, tren jejaring sosial secara keseluruhan pada umumnya beralih ke Anda menggunakan umpan Anda untuk menemukan konten, Anda menemukan hal-hal yang menarik, Anda mengirimkannya ke teman Anda dalam pesan dan Anda berinteraksi di sana," kata Zuckerberg seperti dilansir CNBC, Minggu (16/10/2022).

"Jadi di dunia itu, sebenarnya agak kurang penting siapa yang memproduksi konten yang Anda temukan, Anda hanya menginginkan konten terbaik," kata pendiri Facebook itu.



Analis mengaitkan peningkatan popularitas TikTok yang cepat dengan algoritmanya, yang dapat merekomendasikan video pendek yang menarik kepada pengguna berdasarkan kebiasaan dan riwayat penayangan mereka. Kebangkitan TikTok telah menimbulkan tantangan signifikan bagi perusahaan, yang mengalami penurunan pengguna Facebook di Amerika Utara, dan harga saham yang turun lebih dari 56% tahun ini.

Zuckerberg menyebut, "TikTok sebagai pesaing yang sangat efektif selama wawancara dan mengakui bahwa perusahaan itu agak lambat dalam hal ini karena tidak sesuai dengan pola sosial saya, bagi saya rasanya lebih seperti versi YouTube yang lebih pendek," kata dia.

Zuckerberg percaya bahwa penting bagi Meta untuk mengembangkan Artifical Inteligence (AI) yang dapat merekomendasikan berbagai konten termasuk foto dan teks kepada pengguna selain hanya video pendek.
"Terkadang saya ingin menonton video secara khusus, tetapi sering kali saya hanya ingin yang terbaik," ujarnya.



Sebagai informasi, awal pekan ini Meta memulai debut headset realitas virtual quest pro yang ditujukan untuk penggemar VR sebagai lawan dari pendatang baru yang akan berharga USD1.500. Sebelumnya dikabarkan, harta kekayaan Mark Zuckerberg anjlok USD 71 miliar atau lebih dari Rp 1.000 triliun. Performa saham Meta yang terus menurun hingga membuat harta kekayaan Zuckerberg hanya tersisa USD55 miliar.

(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1281 seconds (0.1#10.140)