Harga Minyak Mentah Naik Imbas Pelemahan Dolar dan Pengumuman China
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga minyak mentah atau crude oil hari ini naik pada perdagangan di awal pekan. Kenaikan ini sebagai respons lonjakan dolar Amerika Serikat (AS) yang mulai mereda dan jelang pengumuman dari China sebagai importir terbesar minyak.
Merujuk data perdagangan hingga pukul 09:16 WIB, minyak Brent di Intercontinental Exchange (ICE) untuk kontrak Desember naik 0,68% di USD92,25 per barel usai tertekan 6,4% pada pekan lalu.
Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk pengiriman Desember menguat 0,60% sebesar USD85,16 per barel, pulih dari penurunan 7,6% di pekan lalu.
Analis menilai harga minyak terdongkrak oleh sejumlah sentimen penggerak, mulai dari dolar AS yang mulai merosot, serta komentar Presiden China Xi Jinping soal komitmen terhadap kebijakan ekonomi yang akomodatif.
Diketahui, indeks dolar yang mengukur kinerja sejumlah mata uang utama dunia tertekan di level 113,01 pada pagi ini Senin (17/10).
"Indeks dolar AS yang lebih rendah memberikan peluang rebound untuk pasar minyak," ujar Analis CMC Markets Tina Teng dalam risetnya, Senin (17/10/2022).
Pada pekan ini China diperkirakan akan merilis data perdagangan dan kondisi makro ekonomi. Meskipun pertumbuhan PDB kuartal ketiga Negeri Panda sempat pulih dari kuartal sebelumnya, kebijakan nol-Covid Xi Jinping membuat ekonomi berpotensi berbalik arah.
Ke depan, harga minyak diperkirakan akan tetap fluktuatif menyusul rencana pemangkasan produksi oleh OPEC+, sebagaimana dilansir Reuters, Senin (17/10/2022).
Sebelumnya, OPEC+ pada 5 Oktober lalu berjanji memangkas produksi sebesar 2 juta barel per hari, yang akan menyebabkan penurunan aktual sekitar 1 juta barel per hari. Hal ini terjadi mengingat produksi sejumlah anggota OPEC+ yang masih di bawah target.
Merujuk data perdagangan hingga pukul 09:16 WIB, minyak Brent di Intercontinental Exchange (ICE) untuk kontrak Desember naik 0,68% di USD92,25 per barel usai tertekan 6,4% pada pekan lalu.
Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk pengiriman Desember menguat 0,60% sebesar USD85,16 per barel, pulih dari penurunan 7,6% di pekan lalu.
Analis menilai harga minyak terdongkrak oleh sejumlah sentimen penggerak, mulai dari dolar AS yang mulai merosot, serta komentar Presiden China Xi Jinping soal komitmen terhadap kebijakan ekonomi yang akomodatif.
Diketahui, indeks dolar yang mengukur kinerja sejumlah mata uang utama dunia tertekan di level 113,01 pada pagi ini Senin (17/10).
"Indeks dolar AS yang lebih rendah memberikan peluang rebound untuk pasar minyak," ujar Analis CMC Markets Tina Teng dalam risetnya, Senin (17/10/2022).
Pada pekan ini China diperkirakan akan merilis data perdagangan dan kondisi makro ekonomi. Meskipun pertumbuhan PDB kuartal ketiga Negeri Panda sempat pulih dari kuartal sebelumnya, kebijakan nol-Covid Xi Jinping membuat ekonomi berpotensi berbalik arah.
Ke depan, harga minyak diperkirakan akan tetap fluktuatif menyusul rencana pemangkasan produksi oleh OPEC+, sebagaimana dilansir Reuters, Senin (17/10/2022).
Sebelumnya, OPEC+ pada 5 Oktober lalu berjanji memangkas produksi sebesar 2 juta barel per hari, yang akan menyebabkan penurunan aktual sekitar 1 juta barel per hari. Hal ini terjadi mengingat produksi sejumlah anggota OPEC+ yang masih di bawah target.
(ind)