Jelang Musim Dingin di Eropa, Permintaan Batu Bara RI Meningkat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ekspor batu bara Indonesia ke kawasan Eropa mengalami peningkatan. Berdasarkan data Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) ekspor ‘emas hitam’ RI ke Benua Biru itu mencapai 3,5-4 juta ton sampai Oktober 2022 ini.
Peningkatan permintaan dari pasar Eropa ini terjadi jelang musim dingin di sana yang biasanya berlangsung Desember-Februari.
"Ada peningkatan volume tapi tidak besar. Untuk volume (dari) data sementara itu sekitar 4 juta ton," ujar Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia kepada awak media, dikutip Senin (24/10/2022).
Menurut dia, peningkatan itu umumnya berasal dari sejumlah negara khususnya Polandia, Italia, Spanyol, Belanda, Yunani dan Jerman.
Meski Begitu, Hendra belum bisa memproyeksikan lebih jauh potensi peningkatan permintaan dari pasar Eropa hingga tutup tahun ini. Hal yang pasti, kata dia, permintaan dari pasar Eropa diakui masih ada hingga akhir tahun.
"Pemenuhan batu bara ke pasar Eropa dihadapkan pada tantangan kualitas batu bara yang dibutuhkan serta kendala logistik," imbuhnya.
Sebelumnya, Hendra menjelaskan, permintaan dari Eropa untuk beberapa tahun ke depan dapat menjadi potensi pertumbuhan bagi pasar ekspor Indonesia.
Sebagai catatan, ekspor batu bara ke Uni Eropa pada September 2022 tercatat USD161,69 juta atau naik 68,05% dari bulan sebelumnya yang sebesar USD96,21 juta.
Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto membeberkan, ekspor batu bara ke kawasan Uni Eropa pada bulan lalu adalah yang tertinggi dalam empat tahun terakhir.
"Ekspor batu bara ke Uni Eropa sebesar USD161,69 juta ini dari catatan ekspor kami merupakan nilai yang tertinggi dalam empat tahun terakhir," paparnya dalam jumpa pers di Jakarta, pekan lalu.
Peningkatan permintaan dari pasar Eropa ini terjadi jelang musim dingin di sana yang biasanya berlangsung Desember-Februari.
"Ada peningkatan volume tapi tidak besar. Untuk volume (dari) data sementara itu sekitar 4 juta ton," ujar Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia kepada awak media, dikutip Senin (24/10/2022).
Menurut dia, peningkatan itu umumnya berasal dari sejumlah negara khususnya Polandia, Italia, Spanyol, Belanda, Yunani dan Jerman.
Meski Begitu, Hendra belum bisa memproyeksikan lebih jauh potensi peningkatan permintaan dari pasar Eropa hingga tutup tahun ini. Hal yang pasti, kata dia, permintaan dari pasar Eropa diakui masih ada hingga akhir tahun.
"Pemenuhan batu bara ke pasar Eropa dihadapkan pada tantangan kualitas batu bara yang dibutuhkan serta kendala logistik," imbuhnya.
Sebelumnya, Hendra menjelaskan, permintaan dari Eropa untuk beberapa tahun ke depan dapat menjadi potensi pertumbuhan bagi pasar ekspor Indonesia.
Sebagai catatan, ekspor batu bara ke Uni Eropa pada September 2022 tercatat USD161,69 juta atau naik 68,05% dari bulan sebelumnya yang sebesar USD96,21 juta.
Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto membeberkan, ekspor batu bara ke kawasan Uni Eropa pada bulan lalu adalah yang tertinggi dalam empat tahun terakhir.
"Ekspor batu bara ke Uni Eropa sebesar USD161,69 juta ini dari catatan ekspor kami merupakan nilai yang tertinggi dalam empat tahun terakhir," paparnya dalam jumpa pers di Jakarta, pekan lalu.
(ind)