Rupiah Berpotensi Menguat Saat BI dan Pemerintah Kompak Berbagi Beban
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini berpotensi menguat dengan sentimen positif yang mendorong penguatan indeks saham AS semalam. Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, pasar masih merespon positif potensi pemulihan ekonomi global dengan membaiknya data-data ekonomi yang baru dirilis.
( )
"Senin Kemarin beberapa data ekonomi dari negara maju menunjukkan aktivitas ekonomi yang sudah bertumbuh atau bahkan sudah mulai pulih seperti Jerman dan Zona Euro yang melaporkan peningkatan penjualan ritel selama bulan Mei, Inggris melaporkan peningkatan aktivitas konstruksi di Juni, dan AS yang melaporkan pulihnya aktivitas sektor jasa di bulan Juni," kata Ariston di Jakarta, Selasa (7/7/2020).
Dia melanjutkan selain itu kebijakan BI yang memberikan stimulus dengan membeli obligasi pemerintah untuk membantu mendanai APBN juga bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah karena ini salah satu upaya membantu memulihkan ekonomi di tengah pandemi.
Namun demikian, di sisi lain, pasar masih mewaspadai peningkatan laju penularan covid-19 di dunia yang masih membebani pergerakan aset berisiko. "Potensi kisaran di Rp14.400 hingga Rp14.570," jelasnya.
( )
Sebelumnya skema burden sharing atau pembagian beban antara pemerintah dengan Bank Indonesia (BI) untuk mempercepat pemulihan ekonomi di tengah krisis Covid-19 terus di godok. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dan Gubernur BI Perry Warjiyo menggelar rapat kerja dengan DPR khusus membahas soal skema ini yang akhirnya capai kata sepakat.
( )
"Senin Kemarin beberapa data ekonomi dari negara maju menunjukkan aktivitas ekonomi yang sudah bertumbuh atau bahkan sudah mulai pulih seperti Jerman dan Zona Euro yang melaporkan peningkatan penjualan ritel selama bulan Mei, Inggris melaporkan peningkatan aktivitas konstruksi di Juni, dan AS yang melaporkan pulihnya aktivitas sektor jasa di bulan Juni," kata Ariston di Jakarta, Selasa (7/7/2020).
Dia melanjutkan selain itu kebijakan BI yang memberikan stimulus dengan membeli obligasi pemerintah untuk membantu mendanai APBN juga bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah karena ini salah satu upaya membantu memulihkan ekonomi di tengah pandemi.
Namun demikian, di sisi lain, pasar masih mewaspadai peningkatan laju penularan covid-19 di dunia yang masih membebani pergerakan aset berisiko. "Potensi kisaran di Rp14.400 hingga Rp14.570," jelasnya.
( )
Sebelumnya skema burden sharing atau pembagian beban antara pemerintah dengan Bank Indonesia (BI) untuk mempercepat pemulihan ekonomi di tengah krisis Covid-19 terus di godok. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dan Gubernur BI Perry Warjiyo menggelar rapat kerja dengan DPR khusus membahas soal skema ini yang akhirnya capai kata sepakat.
(akr)