5 Saham Termahal di Indonesia, Nomor Satu Dikuasai Dato Singapura yang Hartanya Rp145 Triliun

Minggu, 30 Oktober 2022 - 11:30 WIB
loading...
A A A
Yang menarik dari BYAN adalah aksi sang pemilik atau pemegang saham mayoritasnya. Dato Low Tuck Kwong kerap memborong saham perusahaannya sendiri.

Dato Low Tuck Kwong yang tercatat sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia dengan harta USD,9,7 miliar atau Rp145,5 triliun ini memegang saham BYAN sebanyak 61,13%. Sepanjang tahun ini saja, Raja Batu Bara asal Singapura ini setidaknya sudah 6 kali membeli sahamnya sendiri. Jumlah itu akan bertambah lagi jika memasukkan catatan pembelian di 2021.

2. ITMG
Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) berada di posisi kedua sebagai saham termahal di Indonesia. Pada penutupan akhir pekan (28/10/2022), ITMG berada di harga Rp44.525.

Secara year to date (YTD) saham ini juga naik signifikan, sekitar 126,8%. Jika di awal Januari (3/1/2022) harga saham ITMG masih di angka Rp19.625, maka pada penutupan perdagangan pekan ini, harganya sudah nangkring di Rp44.525.

Emiten yang mayoritas sahamnya dikuasai Banpu Minerals (Singapore) Pte. Ltd ini juga menikmati berkah dari membaranya harga batu bara. Pada semester I 2022 PT Indo Tambangraya Megah Tbk mengantongi laba bersih USD460,83 juta atau Rp6,9 triliun (kurs Rp15,000). Capaian itu meroket 291,78% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD117,63 juta.

3. DSSA
Posisi tengah-tengah dari lima besar saham termahal di Indonesia dipegang oleh DSSA atau PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. Perseroan dan entitas anak saat ini menjalankan kegiatan usaha utama di bidang penyediaan tenaga listrik dan uap (induk perusahaan), pertambangan dan perdagangan batubara dan emas, bisnis teknologi, dan perdagangan serta bahan-bahan kimia (entitas anak).

Secara YTD, harga saham emiten Sinarmas Group ini melorot signifikan. Jika di awal tahun harga DSSA masih kuat di angka Rp50.000, kini DSSA harus puas dibanderol Rp39.000.

4. DCII
Posisi keempat ditempat oleh saham DCII atau PT DCI Indonesia Tbk. DCII bukan emiten batu bara atau tambang lainnya, melainkan penyedia layanan infrastruktur data center cloud dan carrier-neutral.

Meski baru seumur jagung di bursa saham (IPO 6 Januari 2021), DCII mengukuhkan diri sebagai salah satu saham termahal di Indonesia. Saat ini, saham DCII dibanderol Rp36.825.

Berbalik dibanding emiten batu bara, saham DCII justru melandai jika dilihat secara YTD. Di awal Januari tahun ini, saham DCII pernah berada di level Rp47.500 (3/1/2022). Namun, jika dilihat dari harga di awal-awal IPO, harga saham emiten yang sebagian sahamnya dimiliki Raja Mi Instan ini, alias Anthony Salim, jelas melesat. Saat itu harga saham DCII hanya dibanderol 815 perak.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1951 seconds (0.1#10.140)