HMSP: Komitmen Investasi Jangka Panjang, Keberlanjutan, dan Penciptaan Nilai Ekonomi di Tengah Tantangan

Selasa, 01 November 2022 - 16:55 WIB
loading...
HMSP: Komitmen Investasi...
Presiden Direktur Sampoerna Vassilis Gkatzelis (kanan) dalam Paparan Publik PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (Foto: dok MNC Portal)
A A A
JAKARTA - PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (Sampoerna/HMSP) mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp83,4 triliun pada kuartal III-2022, atau meningkat 15 persen dibandingkan dengan kuartal III-2021. Capaian ini ditunjang oleh berbagai upaya perusahaan, salah satunya memperkuat jaringan penjualan di seluruh Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Direktur Sampoerna Vassilis Gkatzelis dalam Paparan Publik Perseroan, Selasa (1/11/2022). Sampoerna melaporkan pemulihan volume penjualan, pangsa pasar, dan pendapatan bersih secara bertahap di setiap kuartal pada 2022.

“Kami mengalami banyak kemajuan yang baik selama sembilan bulan yang berakhir pada September 2022, dengan volume dan penjualan bersih yang secara periodik meningkat dibanding kuartal sebelumnya, dan paruh pertama,” katanya.

Pangsa pasar HMSP hingga akhir kuartal III-2022 tercatat sebesar 28,0 persen dengan total volume penjualan 65,6 miliar batang. Kekuatan portofolio produk kelompok merek Sampoerna A, Dji Sam Soe, dan Marlboro, serta upaya meningkatkan akses digitalisasi ekosistem Sampoerna Retail Community (SRC) yang mencakup sekitar 200.000 peritel tradisional di seluruh Indonesia menjadi beberapa faktor pendukung tercapainya hal tersebut.

Namun, lanjut Vassilis, pangsa pasar dan volume penjualan produk di Golongan 1 mengalami penurunan signifikan sejak 2019. Hal ini berbanding terbalik dengan meningkatnya pangsa pasar untuk produk dengan cukai dan harga lebih rendah (Golongan 2 dan 3), dari 20 persen pada 2019 menjadi 36 persen pada kuartal III-2022.

Tingginya kenaikan pajak cukai di atas inflasi pada beberapa tahun terakhir, dan melebarnya kesenjangan pajak cukai antara Golongan I dan di bawah Golongan I telah menimbulkan tantangan, khususnya pada segmen sigaret kretek mesin (SKM) Golongan 2 dengan tarif cukai 40 persen lebih rendah dibandingkan dengan Golongan 1.

“Sejak 2020, profitabilitas kami sangat terdampak oleh kenaikan cukai dua digit, dan melebarnya kesenjangan cukai. Ditambah dengan adanya penurunan daya beli yang mengakibatkan significant downgrading pada konsumen,” katanya.

Sampoerna juga mencatatkan laba bersih sebesar Rp4,9 triliun hingga kuartal III-2022 atau turun 11,7 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. “Penurunan laba bersih disebabkan karena Perseroan tidak dapat meneruskan sepenuhnya beban cukai yang meningkat kepada konsumen,” ujar Vassilis.

HMSP: Komitmen Investasi Jangka Panjang, Keberlanjutan, dan Penciptaan Nilai Ekonomi di Tengah Tantangan

Topline Performance Sampoerna (HMSP) pada kuartal III-2022.

Meski begitu, kini profitabilitas Sampoerna telah menunjukkan indikasi kestabilan dan mengalami pemulihan secara bertahap. Pihaknya berharap, kebijakan fiskal mendukung jarak cukai yang berkelanjutan dan investasi pelaku industri Golongan 1. Instrumen ini dinilai berdampak langsung pada serapan tenaga kerja, penerimaan negara, serta menjaga keseimbangan nilai untuk keseluruhan mata rantai ekosistem IHT.

Sebagai salah satu pelaku usaha hasil tembakau terbesar di Indonesia dengan dampak ekonomi signifikan dalam mata rantai industri, Sampoerna terus memperkuat peran dan kontribusinya untuk Indonesia melalui investasi jangka panjang yang mencapai 6,1 miliar Dolar AS untuk mendukung pemerintah dalam percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“Investasi kami di Indonesia menunjukkan kepercayaan Sampoerna terhadap iklim investasi dan perekonomian Indonesia. Kami berharap investasi yang berkelanjutan dapat menciptakan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia, termasuk penciptaan lapangan pekerjaan yang baru,” tuturnya.

Perseroan juga berinvestasi senilai 166,1 juta Dolar AS untuk fasilitas produksi batang tembakau bagi IQOS dengan merek HEETS di Karawang yang mulai dibangun sejak 2021 dan akan mulai beroperasi pada kuartal IV-2022 untuk memenuhi permintaan domestik dan pasar ekspor di kawasan Asia Pasifik.

Selain investasi, Sampoerna juga telah mengimplementasikan program ‘Sampoerna Untuk Indonesia’ yang didasari dengan empat pilar keberlanjutan, yakni mendorong keunggulan operasional, mengelola dampak sosial, mengurangi jejak lingkungan, dan transformasi bisnis.

HMSP: Komitmen Investasi Jangka Panjang, Keberlanjutan, dan Penciptaan Nilai Ekonomi di Tengah Tantangan

Sampoerna Retail Community (SRC) didukung oleh ekosistem digital.

Sampoerna mengembangkan UMKM Indonesia melalui Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) yang memberikan pelatihan kewirausahaan kepada lebih dari 64.000 peserta di seluruh Indonesia, serta Sampoerna Retail Community (SRC) yang memiliki 200.000 anggota di seluruh Indonesia hingga akhir September 2022.

“Sebagai upaya mengurangi dampak lingkungan, Sampoerna berkomitmen untuk untuk memastikan tidak ada limbah yang terbuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) atau zero waste to landfill pada 2024 dan mencapai karbon netral pada 2025,” ujarnya.

Seperti diketahui, Sampoerna juga turut memberikan alternatif produk yang lebih baik bagi perokok dewasa. Perusahaan juga terus berinovasi dan mengembangkan produk‐produk yang tidak melalui proses pembakaran, dan terbukti secara ilmiah merupakan pilihan yang lebih baik bagi perokok dewasa yang ingin terus mengonsumsi produk tembakau.
(atk)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2280 seconds (0.1#10.140)