Ekonom Prediksi Neraca Dagang Surplus USD406 Juta di Maret 2020

Selasa, 14 April 2020 - 08:37 WIB
loading...
Ekonom Prediksi Neraca Dagang Surplus USD406 Juta di Maret 2020
Kinerja ekspor maupun impor pada Maret 2020 diprediksi masih terkontraksi, namun neraca perdagangan masih mencatatkan surplus. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi neraca perdagangan pada bulan Maret 2020 akan surplus sebesar USD406 juta, turun dari bulan sebelumnya yang mencatatkan surplus tinggi sebesar USD2,34 miliar. Dia memperkirakan laju ekspor terkontraksi 6,94% (year on year/yoy) dan laju impor terkontraksi 5,31% (yoy).

"Laju ekspor bulan Maret diperkirakan terkontraksi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain harga komoditas ekspor secara rata-rata mengalami penurunan sepanjang bulan Maret yang lalu," ujar Josua saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (14/4/2020).

Menurut dia, harga minyak sawit mentah (CPO) mengalami penurunan sebesar -3,16% (month to month/mtm) dan harga karet mengalami penurunan sebesar -20,54% (mtm). Sementara harga batu bara mengalami kenaikan tipis 0,67% (mtm).

"Kontraksi kinerja ekspor kemudian akan juga didorong oleh penurunan volume ekspor terindikasi dari indikator aktivitas manufaktur di mayoritas negara tujuan ekspor Indonesia seperti Zona Euro, AS, dan Jepang. PMI Manufacturing Zona Euro turun ke level 44,5, AS turun ke level 48,5, dan Jepang turun ke level 36,2," jelasnya.

Dia menambahkan, laju impor juga diperkirakan masih terkontraksi, terutama impor non-migas yang melemah terindikasi aktivitas manufaktur domestik yang menurun akibat masih terbatasnya suplai bahan baku serta penurunan permintaan domestik akibat pandemi Covid-19.

"Penurunan aktivitas manufaktur Indonesia terindikasi dari PMI Manufacturing Indonesia yang turun ke level 45,3, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 51,9. Hal tersebut mengindikasikan bahwa impor bahan baku dan barang modal cenderung lemah," ujarnya.

Namun demikian, Josua mengatakan impor barang konsumsi cenderung meningkat terkait dengan alat-alat kesehatan dan obat-obatan dalam rangka penanganan Covid-19 secara nasional. Sementara itu, impor migas pun diperkirakan juga lemah terindikasi dari penurunan harga minyak hingga -54,24% (mtm).
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1314 seconds (0.1#10.140)