Upaya Menyiapkan Perusahaan Mengatasi Dampak Bencana
loading...
A
A
A
JAKARTA - Melalui peningkatan strategi bisnis yang lebih tangguh, PT Pupuk Kalimantan Timur ( Pupuk Kaltim ) mengembangkan implementasi Business Continuity Management System (BCMS), atau sistem manajemen kelangsungan bisnis berdasarkan kerangka kerja ISO 22301:2019.
Upaya itu sebagai strategi untuk merespons sebuah krisis maupun bencana guna membangun ketahanan (resilience) dalam membatasi dampak bencana, meminimalisasi gangguan terhadap proses bisnis, memastikan layanan tetap berjalan, mengetahui hal yang harus dilakukan saat terjadi bencana serta mempersingkat waktu pemulihan layanan yang terdampak.
VP Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko (TKPMR) Pupuk Kaltim Wisnu Wibowo mengungkapkan implementasi BCMS memiliki tujuan agar perusahaan memiliki ketangguhan atau resiliensi dalam menghadapi krisis maupun bencana yang terjadi, sehingga dapat membatasi dampak terhadap proses bisnis.
Selain itu BCMS juga dapat memastikan layanan tetap berjalan, dengan mengetahui hal yang harus dilakukan saat bencana serta mempersingkat waktu pemulihan layanan yang terdampak.
"Melalui implementasi BMCS, Pupuk Kaltim dapat memastikan adanya panduan terintegrasi untuk menjaga kelangsungan kegiatan operasional perusahaan saat terjadi krisis atau bencana," ujar Wisnu, dalam keterangannya Jumat (18/11/2022).
Guna menyamakan persepsi terkait hal tersebut, Pupuk Kaltim pun menggelar sosialisasi dan simulasi Tabletop BCMS, menggandeng konsultan Centria Integrity Advisory. Kegiatan ini diikuti oleh SVP, VP dan AVP seluruh unit kerja perusahaan pada 9-10 November 2022.
Sosialisasi dilaksanakan untuk memberi pemahaman terkait BCMS kepada karyawan Pupuk Kaltim, dengan simulasi situasi bencana serta mitigasi melalui cara penanganan yang akan dilakukan sesuai kerangka business continuity management berbasis ISO 22301:2019.
Salah satunya Tabletop Exercise, yang merupakan diskusi dalam ruangan dan melibatkan personel kunci untuk membahas skenario simulasi dalam suasana informal. Hal ini juga dapat digunakan untuk menilai rencana, kebijakan hingga prosedur yang akan dilaksanakan.
"Dari sosialisasi dan simulasi, strategi dalam merespons sebuah krisis atau bencana yang mengancam keberlangsungan usaha dapat diimplementasikan dengan baik, sehingga mampu membangun ketahanan perusahaan untuk menjaga kepentingan bersama," tambah Wisnu.
Upaya itu sebagai strategi untuk merespons sebuah krisis maupun bencana guna membangun ketahanan (resilience) dalam membatasi dampak bencana, meminimalisasi gangguan terhadap proses bisnis, memastikan layanan tetap berjalan, mengetahui hal yang harus dilakukan saat terjadi bencana serta mempersingkat waktu pemulihan layanan yang terdampak.
VP Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko (TKPMR) Pupuk Kaltim Wisnu Wibowo mengungkapkan implementasi BCMS memiliki tujuan agar perusahaan memiliki ketangguhan atau resiliensi dalam menghadapi krisis maupun bencana yang terjadi, sehingga dapat membatasi dampak terhadap proses bisnis.
Selain itu BCMS juga dapat memastikan layanan tetap berjalan, dengan mengetahui hal yang harus dilakukan saat bencana serta mempersingkat waktu pemulihan layanan yang terdampak.
"Melalui implementasi BMCS, Pupuk Kaltim dapat memastikan adanya panduan terintegrasi untuk menjaga kelangsungan kegiatan operasional perusahaan saat terjadi krisis atau bencana," ujar Wisnu, dalam keterangannya Jumat (18/11/2022).
Guna menyamakan persepsi terkait hal tersebut, Pupuk Kaltim pun menggelar sosialisasi dan simulasi Tabletop BCMS, menggandeng konsultan Centria Integrity Advisory. Kegiatan ini diikuti oleh SVP, VP dan AVP seluruh unit kerja perusahaan pada 9-10 November 2022.
Sosialisasi dilaksanakan untuk memberi pemahaman terkait BCMS kepada karyawan Pupuk Kaltim, dengan simulasi situasi bencana serta mitigasi melalui cara penanganan yang akan dilakukan sesuai kerangka business continuity management berbasis ISO 22301:2019.
Salah satunya Tabletop Exercise, yang merupakan diskusi dalam ruangan dan melibatkan personel kunci untuk membahas skenario simulasi dalam suasana informal. Hal ini juga dapat digunakan untuk menilai rencana, kebijakan hingga prosedur yang akan dilaksanakan.
"Dari sosialisasi dan simulasi, strategi dalam merespons sebuah krisis atau bencana yang mengancam keberlangsungan usaha dapat diimplementasikan dengan baik, sehingga mampu membangun ketahanan perusahaan untuk menjaga kepentingan bersama," tambah Wisnu.