Dorong Budaya dan Pariwisata RI Mendunia, Yuk Promosikan Konten Positif di Ruang Digital

Minggu, 20 November 2022 - 11:12 WIB
loading...
Dorong Budaya dan Pariwisata...
Upaya menduniakan pariwisata dan budaya Indonesia bisa dilakukan dengan mempromosikan konten positif seperti kuliner Indonesia di ruang digital. Ilustrasi foto/dok Kemenparekraf
A A A
JAKARTA - Perhelatan KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022 diyakini akan membuat budaya dan pariwisata Indonesia semakin dikenal mancanegara.

Pasalnya, selain digelar di Pulau Dewata yang menjadi pintu gerbang utama wisatawan mancanegara (wisman), KTT yang dihadiri para pemimpin negara G20 itu juga menghadirkan ragam kuliner Nusantara dalam jamuan makan seperti sate pusut mandalika dan ikan bumbu Bali.

Tak hanya itu, para pemimpin dan delegasi juga tampil mengenakan baju berbahan kain tenun dari berbagai daerah Indonesia seperti tenun endek Bali dan tenun Tidore.

Seiring masifnya penetrasi digital dan internet serta penggunaan media sosial (medsos), beragam platform digital bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan keunikan budaya Indonesia.

Selain mengenalkan budaya lokal ke kancah global, promosi secara digital dapat menumbuhkan kecintaan kepada ragam budaya Tanah Air. Namun, dibutuhkan kecakapan digital untuk mempromosikan budaya lokal di dunia maya.

Dalam webinar bertema “Globalkan Budaya Lokal: Yuk Ngonten Tentang Indonesia!” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, Rabu (16/11), Manajer Ceritasantri.id Ainatu Masrurin mengatakan, digitalisasi budaya amat memungkinkan dalam pendokumentasian budaya asli Indonesia.

Selain itu, digitalisasi budaya juga bisa menjadi peluang baru dalam mengasah kreativitas. Apalagi, saat ini begitu banyak platform media digital yang bisa diperoleh secara gratis, seperti YouTube, TikTok, atau Instagram.

“Untuk promosi budaya lokal dengan memanfaatkan ruang digital, bisa dilakukan lewat pertunjukan secara daring di YouTube, Facebook, maupun Instagram. Masing-masing platform tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan,” ucap Aina dalam webinar yang ditujukan untuk masyarakat di Pontianak, Kalimantan Barat, dikutip Minggu (20/11/2022).



Namun, lanjut Aina, promosi budaya lokal juga bisa dilakukan secara luring. Misalnya, pertunjukan budaya di gedung pertunjukan, kantor, sekolah, kampus, obyek wisata, atau di lokasi-lokasi yang menjadi pusat kegiatan masyarakat. Hanya saja, jangkauan pertunjukan luring ini terbatas dibandingkan dengan pemanfaatan media digital.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2073 seconds (0.1#10.140)