Sektor Otomotif Dukung Era Elektrifikasi Menjadi Masa Depan Sistem Transportasi Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di tengah berbagai tantangan The Perfect Storm yang tengah melanda dunia saat ini, perekonomian Indonesia tetap mampu bangkit dan meneruskan tren pemulihannya. Pada kuartal III-2022, perekonomian Indonesia tetap melanjutkan pertumbuhan positif, yakni sebesar 5,72% (yoy). Indonesia juga disebut sebagai “the bright spot in the dark”, dengan perekonomian yang mampu tumbuh di atas rata-rata perekonomian global.
Pertumbuhan ekonomi yang impresif tersebut salah satunya ditopang oleh pertumbuhan sektor industri pengolahan non migas. Industri pengolahan nonmigas mampu tumbuh sebesar 4,88% (yoy) dengan kontribusi sebesar 16,10% terhadap PDB. Sementara itu, pertumbuhan sektor otomotif sendiri berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Industri alat angkutan merupakan salah sektor industri yang tergabung dalam industri pengolahan nonmigas, dan sektor ini pun bertumbuh cukup signifikan sejak Kuartal II-2021 lalu sehingga mampu meneruskan tren pemulihan sampai tumbuh mencapai 10,26% pada Kuartal III-2022.
Dari sisi produksi, utilisasi industri kendaraan bermotor pada Oktober 2022 lalu mencatatkan capaian sebesar 69,20%, sudah meningkat lebih tinggi dibandingkan selama pandemi yang rata-rata hanya sebesar 40%. Ke depannya, sektor industri diharapkan mampu untuk terus tumbuh dan tecermin dari Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang kembali mengalami ekspansi ke level 51,8 pada Oktober 2022 atau meneruskan tren ekspansif 14 bulan berturut-turut.
“Indonesia adalah pasar kendaraan bermotor terbesar di ASEAN. Akan tetapi, Car Ratio R4 di Indonesia masih relatif rendah yaitu 99 mobil per 1.000 penduduk, menandakan industri otomotif masih berpotensi besar untuk tumbuh di masa depan,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada acara “The First Production of Local Electrified Vehicle: From Indonesia to the World” yang diadakan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Senin (21/11/2022).
Berdasarkan data Gaikindo, pada Oktober 2022 secara wholesales dari pabrik ke dealer mobil baru tercatat sebanyak 93,19 ribu unit atau tumbuh 23,37% (yoy) jika dibandingkan Oktober 2021. Sementara itu, potensi permintaan electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik di dunia diperkirakan juga akan terus meningkat dan mencapai sekitar 55 juta unit EV hingga 2040.
Untuk menangkap peluang tersebut sekaligus mendukung agenda Conference of Parties tentang Perubahan Iklim (COP21), Indonesia telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBL BB)/BEV untuk Transportasi Jalan.
“Berbagai regulasi turunan dari perpres tersebut juga telah diterbitkan dalam rangka mempercepat pengembangan ekosistem KBL-BB di Indonesia. Semoga langkah produksi mobil dengan teknologi elektrifikasi ini dapat memberikan manfaat bagi ketahanan ekonomi serta mendukung komitmen Net Zero Emission,” jelas Menko Airlangga.
Selain itu, Toyota Group sudah menyiapkan lahan besar untuk pengembangan mobil listrik tersebut. Ditambah lagi, investasi sebesar USD2 miliar atau sekitar Rp28,3 triliun akan disiapkan untuk lima tahun ke depan.
Kemudian, Toyota Group juga telah menyiapkan xEV Center “The First Electrification Learning Center” sebagai advokasi publik untuk elektrifikasi. Fasilitas ini akan ditingkatkan sebagai capability center guna mempersiapkan SDM dan keahlian masa depan Indonesia menuju era elektrifikasi yang sejalan dengan kebijakan Pemerintah.
Pertumbuhan ekonomi yang impresif tersebut salah satunya ditopang oleh pertumbuhan sektor industri pengolahan non migas. Industri pengolahan nonmigas mampu tumbuh sebesar 4,88% (yoy) dengan kontribusi sebesar 16,10% terhadap PDB. Sementara itu, pertumbuhan sektor otomotif sendiri berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Industri alat angkutan merupakan salah sektor industri yang tergabung dalam industri pengolahan nonmigas, dan sektor ini pun bertumbuh cukup signifikan sejak Kuartal II-2021 lalu sehingga mampu meneruskan tren pemulihan sampai tumbuh mencapai 10,26% pada Kuartal III-2022.
Dari sisi produksi, utilisasi industri kendaraan bermotor pada Oktober 2022 lalu mencatatkan capaian sebesar 69,20%, sudah meningkat lebih tinggi dibandingkan selama pandemi yang rata-rata hanya sebesar 40%. Ke depannya, sektor industri diharapkan mampu untuk terus tumbuh dan tecermin dari Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang kembali mengalami ekspansi ke level 51,8 pada Oktober 2022 atau meneruskan tren ekspansif 14 bulan berturut-turut.
“Indonesia adalah pasar kendaraan bermotor terbesar di ASEAN. Akan tetapi, Car Ratio R4 di Indonesia masih relatif rendah yaitu 99 mobil per 1.000 penduduk, menandakan industri otomotif masih berpotensi besar untuk tumbuh di masa depan,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada acara “The First Production of Local Electrified Vehicle: From Indonesia to the World” yang diadakan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Senin (21/11/2022).
Berdasarkan data Gaikindo, pada Oktober 2022 secara wholesales dari pabrik ke dealer mobil baru tercatat sebanyak 93,19 ribu unit atau tumbuh 23,37% (yoy) jika dibandingkan Oktober 2021. Sementara itu, potensi permintaan electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik di dunia diperkirakan juga akan terus meningkat dan mencapai sekitar 55 juta unit EV hingga 2040.
Untuk menangkap peluang tersebut sekaligus mendukung agenda Conference of Parties tentang Perubahan Iklim (COP21), Indonesia telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBL BB)/BEV untuk Transportasi Jalan.
“Berbagai regulasi turunan dari perpres tersebut juga telah diterbitkan dalam rangka mempercepat pengembangan ekosistem KBL-BB di Indonesia. Semoga langkah produksi mobil dengan teknologi elektrifikasi ini dapat memberikan manfaat bagi ketahanan ekonomi serta mendukung komitmen Net Zero Emission,” jelas Menko Airlangga.
Selain itu, Toyota Group sudah menyiapkan lahan besar untuk pengembangan mobil listrik tersebut. Ditambah lagi, investasi sebesar USD2 miliar atau sekitar Rp28,3 triliun akan disiapkan untuk lima tahun ke depan.
Kemudian, Toyota Group juga telah menyiapkan xEV Center “The First Electrification Learning Center” sebagai advokasi publik untuk elektrifikasi. Fasilitas ini akan ditingkatkan sebagai capability center guna mempersiapkan SDM dan keahlian masa depan Indonesia menuju era elektrifikasi yang sejalan dengan kebijakan Pemerintah.