Perampingan Karyawan di Startup Merupakan Langkah Realistis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Potensi perlambatan ekonomi global di tahun depan membuat berbagai perusahaan di berbagai sektor, terutama teknologi melakukan berbagai langkah efisiensi, salah satunya lewat perampingan karyawan alias PHK . Beberapa perusahaan rintisan seperti Grab, TaniHub, JD.ID, LinkAja, Zenius, Ruangguru hingga GoTo belum lama ini terpaksa memangkas jumlah pekerjanya.
Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, saat ini situasi global tengah berada dalam istilah ‘winter is coming’ atau terjadi perlambatan pada pertumbuhan ekonomi dunia. Sehingga, Heru menilai, efisiensi yang dilakukan startup salah satunya melalui pemangkasan karyawan, merupakan langkah realistis yang wajar dilakukan.
“Efisiensi dilakukan agar perusahaan bisa survive. Saat ini yang dialami sebagian startup di Indonesia adalah terjadinya pengurangan investasi dari investor di luar negeri. Para investor ini sudah mulai mengharapkan investasi yang mereka tanamkan kembali dan ditambah tidak ada lagi investasi baru,” ungkap Heru, Senin (21/11/2022).
Oleh karena itu, lanjut Heru, startup di Indonesia mau tidak mau harus menjalankan usaha dengan lebih efisien dan mencari model pendanaan baru.
Sementara itu, ekonom Indef, Izzudin Al Farras Adha, mengatakan sejatinya langkah efisiensi oleh berbagai perusahaan teknologi atau startup sudah dilakukan sejak awal tahun. Efisiensi itu dapat dilihat dari promosi atau insentif yang dijalankan oleh perusahaan tersebut mulai berkurang.
Melihat GoTo sebagai contoh, decacorn lokal ini sudah mulai lebih efisien dalam hal biaya promosi, misalnya memberikan promosi secara lebih targeted ke pengguna loyal. Begitu pun dengan Tokopedia yang dituntut semakin efisien dalam hal promosi cashback dan gratis ongkirnya.
“Jadi berbagai langkah efisiensi sebenarnya sudah dilakukan sebelum mereka mengurangi jumlah pekerja. Sehingga efisiensi ini memang cara yang paling realistis agar perusahaan sustainable,” kata Farras.
Senada dengan Farras, Heru melihat efisiensi yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan yang memiliki mitra seperti GoTo, bisa membantu keberlangsungan ekosistem dan mitra yang ada di dalamnya. Selain itu, dengan lebih efisien maka langkah GoTo dalam menjaga pangsa pasar maupun memperluas layanannya dapat lebih terbuka.
“Dengan adanya efisiensi atau mengurangi karyawannya, perusahaan bisa lebih efisien dalam menjalankan bisnisnya. Bahkan juga bisa memberikan keuntungan yang lebih besar untuk mitra. Kemudian perusahaan juga bisa melakukan ekspansi jangkauan, contohnya pengantaran makanan bisa seluruh Indonesia,” tandasnya.
Di luar hal tersebut, perusahaan harus memiliki ruang untuk optimistis dengan tetap mewaspadai hal-hal yang di luar perhitungan, agar gelombang PHK tidak berlanjut. Sebab seperti diketahui, selama ini perusahaan startup memiliki peran besar dalam membangun ekonomi melalui digitalisasi.
Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, saat ini situasi global tengah berada dalam istilah ‘winter is coming’ atau terjadi perlambatan pada pertumbuhan ekonomi dunia. Sehingga, Heru menilai, efisiensi yang dilakukan startup salah satunya melalui pemangkasan karyawan, merupakan langkah realistis yang wajar dilakukan.
“Efisiensi dilakukan agar perusahaan bisa survive. Saat ini yang dialami sebagian startup di Indonesia adalah terjadinya pengurangan investasi dari investor di luar negeri. Para investor ini sudah mulai mengharapkan investasi yang mereka tanamkan kembali dan ditambah tidak ada lagi investasi baru,” ungkap Heru, Senin (21/11/2022).
Oleh karena itu, lanjut Heru, startup di Indonesia mau tidak mau harus menjalankan usaha dengan lebih efisien dan mencari model pendanaan baru.
Sementara itu, ekonom Indef, Izzudin Al Farras Adha, mengatakan sejatinya langkah efisiensi oleh berbagai perusahaan teknologi atau startup sudah dilakukan sejak awal tahun. Efisiensi itu dapat dilihat dari promosi atau insentif yang dijalankan oleh perusahaan tersebut mulai berkurang.
Melihat GoTo sebagai contoh, decacorn lokal ini sudah mulai lebih efisien dalam hal biaya promosi, misalnya memberikan promosi secara lebih targeted ke pengguna loyal. Begitu pun dengan Tokopedia yang dituntut semakin efisien dalam hal promosi cashback dan gratis ongkirnya.
“Jadi berbagai langkah efisiensi sebenarnya sudah dilakukan sebelum mereka mengurangi jumlah pekerja. Sehingga efisiensi ini memang cara yang paling realistis agar perusahaan sustainable,” kata Farras.
Senada dengan Farras, Heru melihat efisiensi yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan yang memiliki mitra seperti GoTo, bisa membantu keberlangsungan ekosistem dan mitra yang ada di dalamnya. Selain itu, dengan lebih efisien maka langkah GoTo dalam menjaga pangsa pasar maupun memperluas layanannya dapat lebih terbuka.
“Dengan adanya efisiensi atau mengurangi karyawannya, perusahaan bisa lebih efisien dalam menjalankan bisnisnya. Bahkan juga bisa memberikan keuntungan yang lebih besar untuk mitra. Kemudian perusahaan juga bisa melakukan ekspansi jangkauan, contohnya pengantaran makanan bisa seluruh Indonesia,” tandasnya.
Di luar hal tersebut, perusahaan harus memiliki ruang untuk optimistis dengan tetap mewaspadai hal-hal yang di luar perhitungan, agar gelombang PHK tidak berlanjut. Sebab seperti diketahui, selama ini perusahaan startup memiliki peran besar dalam membangun ekonomi melalui digitalisasi.
(uka)