PLN Butuh Dana Rp15.000 Triliun, untuk Apa?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Total nilai investasi yang dibutuhkan Kementerian ESDM dan PT PLN (Persero) mencapai Rp15.000 triliun. Anggaran tersebut dialokasikan untuk transisi energi nasional, khususnya menguatkan kapasitas kelistrikan nasional.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyebut, nilai investasi tersebut berdasarkan penilaian Kementerian ESDM dan PLN. Dana itu akan digunakan untuk transisi energi nasional hingga 40 tahun mendatang.
"Dari assessment baik itu dari Kementerian ESDM maupun dari PLN membutuhkan dana sekitar Rp15.000 triliun, selama 40 tahun mendatang," ungkap Darmawan saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Senin (28/11/2022).
Di sektor kelistrikan saja, lanjut Darmawan, PLN harus menambah pembangkit listrik berkapasitas 250 gigawatt (GW) untuk memenuhi pasar listrik dalam negeri. Karena itu, diperlukan tambahan nilai investasi pada saat permintaan listrik mengalami kenaikan pada waktu mendatang.
"Kami mengantisipasi dengan adanya penambahan demand (permintaan) yang besar, untuk itu ada penambahan investasi yang besar juga. Tentu saja kami ingin membangun kapasitas nasional, itu bukan kapasitas dari PLN saja, tetapi ini adalah ekosistem pemasok kami baik kabel, trafo, dll," ucap dia.
Meski begitu, ada kekhawatiran bahwa kebutuhan investasi PLN akan menyampingkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Merespons pandangan itu, Darmawan memastikan pihaknya tetap mengakomodasi perusahaan hingga UMKM yang menjadi mitra PLN.
Dia memandang pengutamaan TKDN akan memberi lapangan pekerjaan baru di daerah, tempat produk lokal diproduksi. Dengan begitu, akan menyumbang pertumbuhan ekonomi lokal di daerah setempat.
"Kami juga berupaya meningkatkan lokal konten dengan cara pemindahan baik itu perusahaan yang berkontrak dengan kami maupun UMKM yang berkontrak dengan kami," kata dia.
Untuk menambah kapasitas nasional, PLN juga akan menambah invasi infrastruktur ketenagalistrikan. Darmawan memastikan pihaknya berusaha membangun ekosistem kelistrikan yang kondusif melalui inovasi dan kolaborasi.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyebut, nilai investasi tersebut berdasarkan penilaian Kementerian ESDM dan PLN. Dana itu akan digunakan untuk transisi energi nasional hingga 40 tahun mendatang.
"Dari assessment baik itu dari Kementerian ESDM maupun dari PLN membutuhkan dana sekitar Rp15.000 triliun, selama 40 tahun mendatang," ungkap Darmawan saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Senin (28/11/2022).
Di sektor kelistrikan saja, lanjut Darmawan, PLN harus menambah pembangkit listrik berkapasitas 250 gigawatt (GW) untuk memenuhi pasar listrik dalam negeri. Karena itu, diperlukan tambahan nilai investasi pada saat permintaan listrik mengalami kenaikan pada waktu mendatang.
"Kami mengantisipasi dengan adanya penambahan demand (permintaan) yang besar, untuk itu ada penambahan investasi yang besar juga. Tentu saja kami ingin membangun kapasitas nasional, itu bukan kapasitas dari PLN saja, tetapi ini adalah ekosistem pemasok kami baik kabel, trafo, dll," ucap dia.
Meski begitu, ada kekhawatiran bahwa kebutuhan investasi PLN akan menyampingkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Merespons pandangan itu, Darmawan memastikan pihaknya tetap mengakomodasi perusahaan hingga UMKM yang menjadi mitra PLN.
Dia memandang pengutamaan TKDN akan memberi lapangan pekerjaan baru di daerah, tempat produk lokal diproduksi. Dengan begitu, akan menyumbang pertumbuhan ekonomi lokal di daerah setempat.
"Kami juga berupaya meningkatkan lokal konten dengan cara pemindahan baik itu perusahaan yang berkontrak dengan kami maupun UMKM yang berkontrak dengan kami," kata dia.
Untuk menambah kapasitas nasional, PLN juga akan menambah invasi infrastruktur ketenagalistrikan. Darmawan memastikan pihaknya berusaha membangun ekosistem kelistrikan yang kondusif melalui inovasi dan kolaborasi.
(uka)