Mengungkap Tantangan Industri Properti pada 2023 di Tengah Bayang-bayang Resesi

Selasa, 29 November 2022 - 21:57 WIB
loading...
A A A
“Harga komoditas batubara dan nikel meningkat ini jadi indikasi setiap kali ada ledakan komoditas maka ledakan selanjutnya adalah property, maka ambil langkah yang tepat,” kata Darmadi.



Menurutnya tahun depan harga properti akan terus mengalami kenaikan akibat inflasi namun masih belum puncak kenaikan harga properti. Momen ini jelas Darmadi sampaikan menjadi momen yang tepat untuk generasi memiliki properti sebelum harga properti justru sudah tidak terjangkau.

Kenaikan Suku Bunga KPR, masih “Reasonable”.

Meski saat ini BI Rate naik di 5.25% nyatanya ini bukan kenaikan tertinggi. Ali menyebut tahun 2016-2018 juga pernah berada pada kisaran 5.2%. Kenaikan ini menurut ali masih wajar.

“Fenomena turunnya BI Rate pada tahun 2020-2021 lalu memberi efek kenaikan yang drastis saat ini, padahal kita juga pernah turun sekali di tahun 2020-2021, bahkan itu terendah sepanjang sejarah,” terang Ali.

Sama seperti yang disampaikan Ali, President Director ERA Indonesia juga menyampaikan, hal serupa. Menurutnya suku bunga KPR masih “reasonable” dan bukan lagi masalah.

“Segmen suku bunga sangat dinamis ya, terutama untuk kelas middle – up justru jadi peluang. Banyak juga bank yang kreatif memberikan package dengan fix rate hingga 9 tahun dan banyak lagi,” terang Darmadi

Minat Milenials Tinggi Jika Ada Metode Bayar yang Sesuai

Begitu pula dengan pendekatan terhadap generasi milenials cukup berbeda terhadap properti. Munculnya tren Fear of Missing Out (FOMO) membuat generasi ini menunda pembelian properti padahal tanpa mereka sadari harga properti terus meningkat.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2249 seconds (0.1#10.140)