Melemah Tipis di Awal 2023, Rupiah Bertengger di Level Rp 15.575/USD
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada awal tahun 2023 masih keok usai ditutup melemah tipis 3 poin di level Rp 15.575 per USD dalam perdagangan sore ini, Senin (2/1/2023). Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah ini dipicu oleh kenaikan inflasi sebesar 0,66% pada Desember 2022 (MtM) akibat perayaan Natal dan Tahun Baru 2023.
"Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,66 persen pada Desember 2022 (MtM). Capaian tersebut membuat laju inflasi secara tahunan sudah menembus persen 5,51 persen (YoY)," ujar Ibrahim dalam keterangannya.
Adapun komoditas penyumbang inflasi tertinggi secara bulanan, antara lain makanan minuman dan tembakau, sedangkan penyumbang inflasi lainnya yaitu perumahan, air listrik, bahan bakar rumah tangga, diikuti transportasi memberikan andil 0,06 persen atau terjadi inflasi 0,45 persen.
Sebelumnya, kata dia, para ekonom memperkirakan inflasi pada Desember 2022 akan mencapai 0,55 persen secara bulanan (MtM). "Tingkat inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan capaian inflasi pada bulan sebelumnya, yaitu sebesar 0,09 persen MtM," terangnya.
Tambah Ibrahim, sentimen lainnya juga didorong oleh inflasi global pada 2023 yang diprediksi masih berpotensi meningkat. Hal itu berdampak pada daya beli masyarakat berpendapatan rendah dan kemungkinan juga masih menahan pemulihan mobilitas jarak jauh.
Di samping itu, Ia memprediksi, untuk perdagangan besok, Selasa (3/1) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.550 - Rp 15.630.
"Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,66 persen pada Desember 2022 (MtM). Capaian tersebut membuat laju inflasi secara tahunan sudah menembus persen 5,51 persen (YoY)," ujar Ibrahim dalam keterangannya.
Adapun komoditas penyumbang inflasi tertinggi secara bulanan, antara lain makanan minuman dan tembakau, sedangkan penyumbang inflasi lainnya yaitu perumahan, air listrik, bahan bakar rumah tangga, diikuti transportasi memberikan andil 0,06 persen atau terjadi inflasi 0,45 persen.
Sebelumnya, kata dia, para ekonom memperkirakan inflasi pada Desember 2022 akan mencapai 0,55 persen secara bulanan (MtM). "Tingkat inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan capaian inflasi pada bulan sebelumnya, yaitu sebesar 0,09 persen MtM," terangnya.
Tambah Ibrahim, sentimen lainnya juga didorong oleh inflasi global pada 2023 yang diprediksi masih berpotensi meningkat. Hal itu berdampak pada daya beli masyarakat berpendapatan rendah dan kemungkinan juga masih menahan pemulihan mobilitas jarak jauh.
Di samping itu, Ia memprediksi, untuk perdagangan besok, Selasa (3/1) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.550 - Rp 15.630.
(akr)