Situasi Darurat, Mentan Wanti-wanti Musim Tanam II Jangan Sampai Gagal

Senin, 13 Juli 2020 - 13:35 WIB
loading...
Situasi Darurat, Mentan Wanti-wanti Musim Tanam II Jangan Sampai Gagal
Dalam situasi darurat pandemi, Mentan Syahrul Limpo mengingatkan agar musim tanam II tak sampai gagal demi menjaga ketersediaan pangan. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Dalam situasi darurat pandemi nasional dan global seperti saat ini, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengingatkan seluruh pemangku kepentingan agar musim tanam (MT) kedua jangan sampai gagal. Karenanya, Syahrul meminta para kepala daerah dari tingkat provinsi hingga kabupaten bersinergi baik dengan pemerintah pusat.

"Maaf, situasi nasional dan global sedang darurat. MT II tidak boleh gagal sedikitpun. Ini pertarungan kita. Semua harus turun tangan," kata Syahrul dalam sambutannya di Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian (Musrembangtan) Nasional 2020 di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan) Jakarta, Senin (13/7/2020).

Syahrul meminta para kepala daerah bersinergi dengan baik. Kebijakan-kebijakan yang dibuat dari pusat, kata dia, wajib diturunkan dan diterapkan oleh setiap daerah. Ia juga secara khusus meminta kepada jajarannya untuk lebih berkontrasi dalam mengakselerasi produksi pangan dalam negeri. Selain itu, Syahrul meminta kepada pejabat dan jajarannya untuk tidak melakukan upaya berseberangan terhadap kebijakan yang sudah dibuat.

(Baca Juga: Tanam Perdana di Lahan Food Estate Ditargetkan Mulai Oktober)

Menurutnya, Indonesia harus benar-benar mengandalkan kemampuan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pangan di masa pandemi Covid-19. Lebih lanjut Syahrul menilai, hingga pertengahan 2020 target-target produksi pangan dari Kementan masih berjalan sesuai koridor. Ia juga mengklaim harga pangan stabil, seperti yang terlihat saat Ramadhan dan Lebaran dimana gejolak harga pangan cenderung kecil.

"Stabilnya harga pangan, menurut saya, dikarenakan pemerintah yang mengambil langkah cepat untuk menutup defisit pangan di sejumlah provinsi," ungkapnya.

Kendati demikian, Syahrul mengaku pembatasan sosial berskala besar menjadi salah satu kendala dalam pasokan pangan di beberapa daerah. Pasalnya, hal tersebut mempersulit arus distribusi pangan dari sentra menuju pusat perkotaan. Selain itu, daya beli masyarakat cukup tertekan akibat pandemi.

Karena itu, Syahrul menilai untuk enam bulan ke depan dibutuhkan kerja sama lebih erat antarkementerian lembaga dalam mengamankan sektor pangan. "Persiapkan pangan seluruh Indonesia bukan hal mudah. Karena itu selamatkan panen dan ketersediaan pangan harus tetap terjaga dan baik," tandasnya.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1378 seconds (0.1#10.140)