Mengenal Proyek Minyak Makan Merah yang Digenjot Erick Thohir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah mendorong produksi minyak makan merah sebagai alternatif minyak goreng. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus mendorong proyek pembangunan pabrik minyak makan merah yang dibangun oleh Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) atau PTPN Group.
"Minyak makan merah ini lebih sehat dan punya banyak manfaat," ujar Erick melalui pernyataannya saat meresmikan Pabrik Minyak Makan Merah PTPN, di Pagar Merbau, Deli Serdang, Sumatera Utara, baru-baru ini.
Erick ingin agar pabrik minyak makan merah dibangun di setiap 1.000 hektare lahan sawit. Pabrik minyak merah sebagai upaya mencukupi kebutuhan minyak goreng bagi masyarakat.
Dia optimistis proyek minyak makan merah bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kelangkaan dan tingginya harga minyak goreng yan kerap terjadi. Lantas, apa itu minyak makan merah.
Minyak makan merah atau disebut juga sebagai refined palm oil merupakan produk dari minyak sawit mentah (crude palm oil atau CPO) yang setelah proses penyulingan tidak melanjutkan proses-proses selanjutnya. Minyak tersebut memiliki warna terang mencolok dan aroma yang kuat.
Warna mencolok minyak makan merah berasal dari kelapa sawit yang memang berwarna merah tua. Sebab selama proses produksi, minyak makan merah tidak melalui proses penyulingan atau bleaching seperti minyak goreng sawit biasa. Berdasarkan laporan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), sebagaimana dikutip dari laman Kementerian Pertanian (Kementam) minyak makan merah masih mempertahankan kandungan senyawa fitonutrien.
Kandungan tersebut meliputi karoten sebagai sumber vitamin A, tokoferol dan tokotrienol sebagai vitamin E, dan squalene. Untuk itu, minyak makan merah berpotensi digunakan sebagai pangan fungsional, salah satunya sebagai bahan pangan anti-stunting.
Asam oleat dan asam linoleat yang dikandungnya berfungsi untuk pembentukan dan perkembangan otak, transportasi dan metabolisme pada anak. Minyak makan merah juga sesuai digunakan untuk menumis bahan pangan, salad dressing, bahan baku margarine dan shortening, dan sebagainya.
Sementara, minyak kelapa sawit goreng yang saat ini umum digunakan berwarna bening karena sudah mengalami proses pemurnian. Jadi, minyak kelapa sawit mentah olahan tahap pertama berwarna merah pekat dan mengandung beta karoten provitamin A sebanyak 600-1000 mg per kg atau ppm.
Di dalam kandungan karoten memiliki provitamin A yang sangat mudah diserap oleh sel mukosa saluran pencernaan manusia. Tak kalah penting, minyak makan merah yang kaya vitamin A jauh lebih efektif dan murah.
Lihat Juga: PSSI Umumkan Pendanaan di Tahun 2025 Sebesar Rp665 Miliar, Segini Angka Alokasi untuk Timnas Indonesia?
"Minyak makan merah ini lebih sehat dan punya banyak manfaat," ujar Erick melalui pernyataannya saat meresmikan Pabrik Minyak Makan Merah PTPN, di Pagar Merbau, Deli Serdang, Sumatera Utara, baru-baru ini.
Erick ingin agar pabrik minyak makan merah dibangun di setiap 1.000 hektare lahan sawit. Pabrik minyak merah sebagai upaya mencukupi kebutuhan minyak goreng bagi masyarakat.
Dia optimistis proyek minyak makan merah bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kelangkaan dan tingginya harga minyak goreng yan kerap terjadi. Lantas, apa itu minyak makan merah.
Minyak makan merah atau disebut juga sebagai refined palm oil merupakan produk dari minyak sawit mentah (crude palm oil atau CPO) yang setelah proses penyulingan tidak melanjutkan proses-proses selanjutnya. Minyak tersebut memiliki warna terang mencolok dan aroma yang kuat.
Warna mencolok minyak makan merah berasal dari kelapa sawit yang memang berwarna merah tua. Sebab selama proses produksi, minyak makan merah tidak melalui proses penyulingan atau bleaching seperti minyak goreng sawit biasa. Berdasarkan laporan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), sebagaimana dikutip dari laman Kementerian Pertanian (Kementam) minyak makan merah masih mempertahankan kandungan senyawa fitonutrien.
Kandungan tersebut meliputi karoten sebagai sumber vitamin A, tokoferol dan tokotrienol sebagai vitamin E, dan squalene. Untuk itu, minyak makan merah berpotensi digunakan sebagai pangan fungsional, salah satunya sebagai bahan pangan anti-stunting.
Asam oleat dan asam linoleat yang dikandungnya berfungsi untuk pembentukan dan perkembangan otak, transportasi dan metabolisme pada anak. Minyak makan merah juga sesuai digunakan untuk menumis bahan pangan, salad dressing, bahan baku margarine dan shortening, dan sebagainya.
Sementara, minyak kelapa sawit goreng yang saat ini umum digunakan berwarna bening karena sudah mengalami proses pemurnian. Jadi, minyak kelapa sawit mentah olahan tahap pertama berwarna merah pekat dan mengandung beta karoten provitamin A sebanyak 600-1000 mg per kg atau ppm.
Di dalam kandungan karoten memiliki provitamin A yang sangat mudah diserap oleh sel mukosa saluran pencernaan manusia. Tak kalah penting, minyak makan merah yang kaya vitamin A jauh lebih efektif dan murah.
Lihat Juga: PSSI Umumkan Pendanaan di Tahun 2025 Sebesar Rp665 Miliar, Segini Angka Alokasi untuk Timnas Indonesia?
(nng)