Sampoerna Berdayakan Perempuan Melalui Kelompok Belajar Masyarakat
A
A
A
Dari semenjak dahulu, kemajuan perempuan itu menjadi pasal yang amat penting dalam usaha memajukan bangsa.
Kecerdasan pikiran penduduk pribumi tiada akan maju dengan pesatnya, bila perempuan itu ketinggalan dalam usaha itu.
Perempuan jadi pembawa peradaban.
Raden Ajeng Kartini (Habis Gelap Terbitlah Terang)
SEKITAR satu abad yang lalu, RA Kartini telah menekankan pentingnya perempuan berdikari sehingga mereka dapat berkontribusi untuk keluarga, bangsa, dan negara. Global Competitiveness Report 2015-2016 oleh World Economic Forum pun menyatakan, ada korelasi kuat antara pemberdayaan perempuan dengan produktivitas dan peningkatan ekonomi.
Untuk itu, PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna) melalui Sampoerna Untuk Indonesia secara aktif mengadakan program Kelompok Belajar Masyarakat bagi para istri petani tembakau di sebelas kota/kabupaten di Indonesia, yaitu Jombang, Jember, Rembang, Klaten, Lumajang, Lampung, Lombok, Pamekasan, Ponorogo, Blitar, dan Probolinggo. Sejak dilaksanakan pada 2011, lebih dari 5.000 perempuan menerima manfaat dari 12 kelompok belajar masyarakat yang merupakan kerja sama Sampoerna dengan STAPA Center.
Melalui program ini, para istri petani tembakau menerima pelatihan untuk mengelola limbah rumah tangga menjadi benda bernilai ekonomis. Tak hanya itu, Sampoerna, yang pernah menerima penghargaan internasional atas upayanya menciptakan peluang ekonomi, juga memberikan pelatihan berwirausaha dan pengelolaan keuangan agar mereka memperoleh penghasilan tambahan.
Kini, para istri petani tembakau mampu mengolah sampah plastik menjadi kerajinan tangan bernilai ekonomis, serta sampah organik menjadi pupuk bagi lahan tembakau. ”Kelompok Belajar Masyarakat merupakan upaya pemberdayaan para keluarga petani tembakau. Konsep ini mendukung pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dan pemberdayaan perempuan,” kata Taruli Aritonang, Manager Contributions & CSR Sampoerna.
Para peserta pun mengaku merasakan manfaat langsung dari program ini. Sejak mengikuti program, mereka bisa mendapatkan pemasukan tambahan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
”Saya sangat mengapresiasi kepedulian Sampoerna melalui program yang bermanfaat seperti ini. Sejak berpartisipasi dalam program ini, saya dapat mengatur keuangan keluarga dan mendapatkan penghasilan tambahan dengan memanfatkan sampah yang ada di sekitar kita,” ujar Tumiyem, warga Dukuh Padangan, Desa Palar, Klaten,Jawa Tengah. Dukuh Padangan yang merupakan salah satu wilayah sasaran program Kelompok Belajar Masyarakat.
Taruli mengatakan, program ini sejalan dengan Falsafah Tiga Tangan Sampoerna yang ingin memberikan sumbangsih kepada para pemangku kepentingan, khususnya bagi masyarakat luas di wilayah-wilayah tempat Sampoerna beroperasi. ”Kami percaya bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan tanggung jawab bersama untuk memajukan Indonesia. Program Kelompok Belajar Masyarakat diharapkan dapat memberikan dampak positif kepada para keluarga petani tembakau. Kami senantiasa berkomitmen untuk memajukan masyarakat Indonesia melalui inisiatif tanggung jawab sosial perusahaan bertajuk Sampoerna untuk Indonesia,” terang Taruli.
Sampoerna secara aktif menjalankan program-program CSR yang terbagi dalam empat fokus utama yaitu Pemberdayaan Perempuan, Akses terhadap Pendidikan, Tanggap Bencana dan Kesiapsiagaan, serta Peluang Ekonomi. Pada akhir Februari lalu, Inisiatif CSR Sampoerna untuk Indonesia ini pun meraih apresiasi CSR bergengsi yang diselenggarakan KORAN SINDO untuk kategori pendidikan dan usaha mikro kecil dan menengah.
Kecerdasan pikiran penduduk pribumi tiada akan maju dengan pesatnya, bila perempuan itu ketinggalan dalam usaha itu.
Perempuan jadi pembawa peradaban.
Raden Ajeng Kartini (Habis Gelap Terbitlah Terang)
SEKITAR satu abad yang lalu, RA Kartini telah menekankan pentingnya perempuan berdikari sehingga mereka dapat berkontribusi untuk keluarga, bangsa, dan negara. Global Competitiveness Report 2015-2016 oleh World Economic Forum pun menyatakan, ada korelasi kuat antara pemberdayaan perempuan dengan produktivitas dan peningkatan ekonomi.
Untuk itu, PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna) melalui Sampoerna Untuk Indonesia secara aktif mengadakan program Kelompok Belajar Masyarakat bagi para istri petani tembakau di sebelas kota/kabupaten di Indonesia, yaitu Jombang, Jember, Rembang, Klaten, Lumajang, Lampung, Lombok, Pamekasan, Ponorogo, Blitar, dan Probolinggo. Sejak dilaksanakan pada 2011, lebih dari 5.000 perempuan menerima manfaat dari 12 kelompok belajar masyarakat yang merupakan kerja sama Sampoerna dengan STAPA Center.
Melalui program ini, para istri petani tembakau menerima pelatihan untuk mengelola limbah rumah tangga menjadi benda bernilai ekonomis. Tak hanya itu, Sampoerna, yang pernah menerima penghargaan internasional atas upayanya menciptakan peluang ekonomi, juga memberikan pelatihan berwirausaha dan pengelolaan keuangan agar mereka memperoleh penghasilan tambahan.
Kini, para istri petani tembakau mampu mengolah sampah plastik menjadi kerajinan tangan bernilai ekonomis, serta sampah organik menjadi pupuk bagi lahan tembakau. ”Kelompok Belajar Masyarakat merupakan upaya pemberdayaan para keluarga petani tembakau. Konsep ini mendukung pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dan pemberdayaan perempuan,” kata Taruli Aritonang, Manager Contributions & CSR Sampoerna.
Para peserta pun mengaku merasakan manfaat langsung dari program ini. Sejak mengikuti program, mereka bisa mendapatkan pemasukan tambahan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
”Saya sangat mengapresiasi kepedulian Sampoerna melalui program yang bermanfaat seperti ini. Sejak berpartisipasi dalam program ini, saya dapat mengatur keuangan keluarga dan mendapatkan penghasilan tambahan dengan memanfatkan sampah yang ada di sekitar kita,” ujar Tumiyem, warga Dukuh Padangan, Desa Palar, Klaten,Jawa Tengah. Dukuh Padangan yang merupakan salah satu wilayah sasaran program Kelompok Belajar Masyarakat.
Taruli mengatakan, program ini sejalan dengan Falsafah Tiga Tangan Sampoerna yang ingin memberikan sumbangsih kepada para pemangku kepentingan, khususnya bagi masyarakat luas di wilayah-wilayah tempat Sampoerna beroperasi. ”Kami percaya bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan tanggung jawab bersama untuk memajukan Indonesia. Program Kelompok Belajar Masyarakat diharapkan dapat memberikan dampak positif kepada para keluarga petani tembakau. Kami senantiasa berkomitmen untuk memajukan masyarakat Indonesia melalui inisiatif tanggung jawab sosial perusahaan bertajuk Sampoerna untuk Indonesia,” terang Taruli.
Sampoerna secara aktif menjalankan program-program CSR yang terbagi dalam empat fokus utama yaitu Pemberdayaan Perempuan, Akses terhadap Pendidikan, Tanggap Bencana dan Kesiapsiagaan, serta Peluang Ekonomi. Pada akhir Februari lalu, Inisiatif CSR Sampoerna untuk Indonesia ini pun meraih apresiasi CSR bergengsi yang diselenggarakan KORAN SINDO untuk kategori pendidikan dan usaha mikro kecil dan menengah.
(poe)